Nama Ku Julia

25 2 0
                                    

PART 1

Nama Ku julia,nama lengkap Ku Julia Gunawan.
Anak satu-satu nya dari ayah dan ibu Ku,ayah atau ibu biasa memanggil Ku jules.

Aku adalah penyandang tuna rungu,sehingga pendidikan yang aku tempuh pun dilakukan di rumah.
Ayah Ku seorang dosen sedang kan ibu Ku guru les piano,kedua nya sangat mumpuni dalam bidang masing-masing.
Ibu sesosok ibu yang jauh Dr kata hangat,sangat displin.
Apa lagi kalau menyangkut piano,ibu sangat fokus.
Sedang kan ayah,sesosok yang hangat,selalu meluangkan waktu untuk Ku.
Walau hanya menemani Ku bermain,walau kami punya kesulitan dalam hal komunikasi pada awal-awal nya.
Tapi lambat laun ayah terbiasa dan mulai belajar bahasa isyarat,dan aku pun bisa membaca bibir orang ketika mereka bicara.
Awal nya sangat sulit bagi Ku beradaptasi dengan keadaan ku,ingin rasa nya aku mendengar suara dentingan piano yang ibu suka ajar kan ke murid nya.
Namun bakat ibu menurun ke diri ku,setiap ibu mengajarkan murid nya les piano,tak jarang aku ngumpet-ngumpet lihat ibu.
Dan heran ketika aku bisa dengan lancar menghafal note demi note balok,dan bibir ku bergumam,jari-jari ku pun ikut bergerak.
(Hmmmm sakit rasa nya tak bisa mendengar)
Gumam ku dalam hati,seandai nya aku normal.
Tapi ya sudah lah....
Aaah iya usia ku pada saat ini 17 tahun,kalau anak normal aku duduk di bang ku sekolah menengah ke atas.
Aku Ingin banyak teman,ingin bermain dengan teman sebaya ku.
Tapi sayang aku hanya sendirian,karena ibu tak pernah mengijinkan aku keluar walau hanya di teras rumah..
Ibu terhadap ayah pun berubah dingin,yang entah sejak kapan..
Kedua nya sangat pandai bersandiwara di depan ku,senyum getir melingkar di bibir mereka.
Ingin ku tanya ada apa?..
Segala pertanyaan ku sangat banyak,masa kecil ku pun terlewat begitu saja.
Yang aku ingat jelas ketika aku berusia 1 tahun setengah,ayah jarang pulang.
Ibu hanya bilang ayah sedang dinas keluar kota,hmmm aku pun mengerti.
Ibu sibuk membenamkan diri dengan murid-murid nya, aku bisa lihat senyum tulus ibu ke mereka.
Tapi senyuman itu tak pernah ada untuk ku,yang ku terima hanya notasi nada yang dingin.
Tanpa sadar dahulu aku sering MENANGIS dengan sikap dingin ibu ku,impian ku adalah sosok ibu yang hangat pun sirna.

Pagi pun datang
Ayah datang ke kamar dan membangunkan ku, "jules bangun, sudah pagi"
Ayah bicara secara pelan dan lugas,lengkap dengan bahasa isyarat.
Aku pun tersenyum dan mengangguk,beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Aku teringat hari ini jadwal ku kontrol ke dokter specialist THT,untuk melihat apakah Aku bisa pakai alat Bantu dengar.
Aku menepuk pundak ayah
"Ayah Aku sudah siap"
(Menggunakan Gerakan bibir dan bahasa isyarat)
Kemudian ayah mengangguk.
Dan seperti biasa ayah yg menyiapkan sarapan,ibu sudah pergi ke rumah teman nya.
Kami melewati sarapan yang penuh dengan tawa pada pagi hari itu,karena ayah menceritakan soal salah satu siswa nya yang absurd..
Setelah melewati sarapan yang menyenangkan,ayah memanaskan mobil..

"Kring.. Kring.. Kring"
Nada dering telephone genggam ayah berdering,yang dimana aku tak bisa mendengar nya,hanya terlihat ada cahaya terang dari layar telephone genggam ayah.
Ada nama penelpon tertera jelas,DIVA.
hmmm siapa kah Diva?
Dalam hati bertanya-tanya,aaah tapi sudah lah.
Aku hantarkan telephone genggam ayah,karena terus menyala layar nya.
Aku hampiri ayah dan aku tepuk pundak ayah.
"Ada telephone ayah"
Gerak bibir ku dan di sertai bahasa isyarat,ayah langsung mengangkat telephone tersebut dengan raut muka cemas dan panik..
Raut muka yang sama sekali belum pernah aku lihat selama ini,apakah Diva itu sangat penting bagi ayah?..
Aku sudah Ada di dalam mobil,tiba-tiba Ada getaran hebat,dan Ternyata itu ayah yang sedang menutup pintu mobil sangat kencang..
Raut muka nya panik,pucat dan campur khawatir.
Ingin ku bertanya,tapi tak mampu..
Selama perjalanan ayah banyak diam,suasana dalam mobil pun Terasa sangat sunyi.
Walaupun hari-hari ku sunyi (sedih gak sih) ..
Hmmm tiba-tiba kebingungan pun melanda hati ku,arah ini bukan ke arah rumah sakit..
Tapi ke arah tempat ayah mengajar,salah satu kampus ternama di dekat tempat kami.

"Ayah,kita tidak jadi ke rumah sakit kah?.. "
Tanya ku ke ayah..
"Maaf kan ayah Jules,ayah Ada urusan sangat mendadak dan penting"..
Hmm aku pun terdiam dan tak mau melanjutkan percakapan ini,cukup kecewa karena kalau ini batal otomatis harus menunggu sebulan lagi, karena dokter nya banyak sekali pasien nya..
Mungkin urusan ayah lebih penting daripada pergi ke rumah sakit,ya sudah lah aku mengalah.
" Jules,tunggu ayah di taman kampus ya,seperti biasa"..
Aku hanya Mengganguk,tanda setuju..
Kemudian aku menunggu ayah di taman kampus,taman dimana dulu aku suka di bawa ayah..
Dimana ibu tidak bisa menjaga ku,ayah yang menjaga ku sambil mengajar..
Taman tersebut sangat teduh karena Ada pohon besar disana, dan aku suka duduk di bawah pohon tersebut sambil menggambar. .
Ya,aku sangat suka menggambar mungkin karena menggambar lah teman ku yang sejati..
Lembaran putih yang bisa aku coret-coret tanpa mengeluh,lembaran putih yang jadi saksi ketika hati ku sedang sedih..
Aku turun dari mobil,dan duduk di bawah pohon tersebut,aku keluar kan buku menggambar ku beserta pensil..
Ketika aku sedang mencoba menggambar object untuk bahan lukisan ku,di depan Ada danau indah yang cukup dalam kalau menurut ku.
Aku tersigap,mau teriak tidak bisa, akhir nya tanpa sadar badan ku bangun dan berlari ke arah danau tersebut..
Memeluk seseorang yang mencoba bunuh diri,tanpa mengindahkan aku kenal atau tidak dengan nya..
Pria itu kaget dan menghempaskan tangan ku,balik badan dan memaki-maki ku,sangat jelas dari gerakan bibir nya..
"Aaaaaaargh,loe siapa sih!!.. Seenak nya loe peluk2 gw!! .. "
Tatapan mata itu!!
Tatapan mata penuh kebencian,penuh amarah yang tak terkontrol..
Badan ku tiba-tiba dingin dan kaku,tangan ku juga tak mampu bergerak.
"Eh... Loe budeg ya!!.. "
"Tuli!! "
"Apa pura-pura budeg!!..
" Jawab dong kalau gw tanya!!.."
(Cowok ini karakter nya emang macam kaya cowok sok cool)
Dengan gugup dan tangan gemeteran,aku coba menata mental ku yang habis dia serang..
Aku keluarkan buku kecil dari dalam tas ku,dan aku tulis disana..
"Ya, aku memang tuli"..
" Ya., aku memang budeg"..
"Tapi,aku tidak pura-pura budeg! "..
" Puaskah,kamu?!!.. "
Seketika muka laki-laki tersebut berubah jadi merasa bersalah,coba menghampiri diri ku..
Ya aku putuskan untuk pergi dari sana,dan meninggalkan laki-laki bodoh macam dia!..
"Ehm..tunggu dulu hei"..
Aku terus melaju,aku tak perduli dengan dia yang sangat arogant,mau di tolong karena mencoba bunuh diri dengan menenggelam kan diri ke danau.
Malah marah-marah seenak nya, lagi pula dia mau teriak2 pun aku tidak mendengar..
Tiba2 Ada tangan yang menarik tangan ku,dan itu dia..
" Tunggu,bisa gak sih loe berhenti sebentar!.. Dengerin gw ngomong.. "
Akhirnya aku berhenti,dan menggunakan bahasa isyarat biar dia gak ngerti gitu (senyum licik)..
"Gw gak mau berhenti,emang kenapa??!! "..
" Loe bukan nya terimakasih ke gw,karena sudah menolong loe dari perbuatan yang Tuhan benci!!.. "
Aku sangat marah!
Geram!
Tak berhenti aku melontarkan kata-kata dengan bahasa isyarat,toh dia gak ngerti kan.
Tapiiiii...
Dugaan aku salah!..
Dia balas dengan menggunakan bahasa isyarat (tercengang)
"Ok..ok..gw minta maaf sama loe, gw gak tau kl loe tuna rungu.. "
Dengan ekspresi wajah yang berubah 180 derajat dari raut wajah yang tadi..
"Gw mario,loe siapa?.. "
Aku membalas nya..
"Emang,penting nama gw bagi loe!!.. "
Laki-laki itu tertawa,dalam hati "Ya,Tuhan laki laki ini sangat tampan,dengan mata bulat besar,bulu mata nya panjang dan lentik.. Di sertai bibir nya yang tipis dan merah,wajah nya yang oval dan rambut nya yang hitam..kulit nya yang putih sangat lah sempurna"...

" Hei... Kenapa loe bengong? Kaget gw bs bahasa isyarat?... "
Aku cuma bisa Mengganguk,karena masih terpesona oleh visual Mario,laki-laki yang tadi aku tolong,laki-laki yang tadi maki-maki aku..
"Hmmm..nama aku Julia"
"Udah kan,kalau udah gw mau balik ke mobil ayah gw"..
" Ah ok Julia,gw Mario maafin atas tingkah gw yang kurang berkenan di hati loe"..
"Iya,gpp.. Udh lupain aja,next loe jangan kaya tadi bodoh banget mau bunuh diri,masih banyak yang lebih susah dari loe"..
Raut muka Mario berubah lagi, Kali ini dia menerawang,muka nya jadi sendu dan kelabu.
" Hmm... Loe gak tahu apa-apa soal gw Julia,jadi loe gak bisa me nilai gw seenak loe"..
"Iya,emang gw gak kenal loe,tapi setidak nya hargailah nafas yang sudah di berikan Tuhan ke loe,karena loe sempurna dari segi fisik"..
" Gw sempurna dari segi fisik,tapi rusak dari segi psikis gw Julia"...
Mario pun berlalu dari aku,meninggalkan sejuta tanya di hati aku..
Rusak?...
Kenapa bisa rusak?..
Pertanyaan itu yang terus terbayang-bayang...
Aaaah bodo ah emang aku pikirin,kaki melaju ke mobil ayah dan aku tak melihat sosok Mario..
Tak lama ayah datang dengan wajah lebih tenang dari sebelum nya..
"Jules, maaf kan ayah ya,kamu menunggu lama.. Mari kita ke rumah sakit,dokter Rania sudah menunggu kita disana "..
Muka ku tiba-tiba sumringah tak bisa menyembunyikan rasa senang di dada ku..
Kemudian aku Mengganguk, lupa akan hal tidak menyenangkan tadi...

JULIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang