Author's pov
Jadi hari ini Rayleea sekeluarga akan pindah rumah dari Malang ke Surabaya.
Enggak... Rayleea gak lagi nangis nangisan sama para kawannya yang mau ditinggal. Sebab Rayleea sudah nangis nangisan dluan pada jauh-jauh hari saat orang tua nya mengumumkan kepindahan mereka.
Sebelum Rayleea masuk mobil, keempat kawan dekat nya menyerahkan cindera mata sembari berpelukan sebagai tanda perpisahan.
"apa ini? " tanya Rayleea pada kawannya yang bernama Tsania.
"ini kenang kenang an" jawab Tsania santai.
"saya tau bege kalau ini kenang kenangan, saya nanya isinya apaan? "
"oh, bilang dong " jawabnya lagi dengan raut watados.
"dasar bolot" ejek kawannya yang lain, namanya Rima.
"ish, udah-udah. Saya kan mau pergi, jangan pada ribut napa" lerai Rayleea.
"iya maap" ucap Tsania dan Rima menyesal.
"ini buku, soal bukunya tentang apa kamu buka aja nanti di rumah biar susurupris" Tsania memberi tahu Raylee.
"lah kenapa gak boleh-"
"udah gak usah banyak tanya, kita mau kasih kenang-kenangan bukan qna" sela Apta temannya satu lagi.
"okedeh, awas kalo kasih yang aneh aneh" Rayleea menyepakati untuk membuka kenang kenangan nya setelah tiba di Surabaya.
"Ti, jangan diem mulu. Ngomong apa kek, kita udah mau pisah nih sama Ale" kata Apta.
"mau ngomong paan, bingung aku" kata Titi yang masih bingung mau berkata apa.
Saat mereka masih asyik mengobrol, mama Rayleea datang untuk menyuruh Rayleea agar segera masuk kedalam mobil karena mereka akan segera berangkat.
"Ale, ayo kita sudah mau jalan. Nak kanak dung dung, maaf ya Ale harus segera berangkat" mama Rayleea meminta izin pada kawan kawannya untuk membawa anaknya pergi.
Rayleea beserta keempat kawannya segera berpelukan untuk melepas kepergian Rayleea.
"hati-hati ya Ale dijalan" ucap Rima ke Rayleea.
Ngomong-ngomong Ale adalah nama kecil yang diberi mama papa nya, jadi kawan dekat Rayleea lebih sering memanggil nya dengan sebutan "Ale"
Rayleea dan keluarga nya pun berangkat. Di dalam mobil ia masih melambaikan tangannya ke Kawan-kawannya dari kejauhan seakan masih berat untuk berpisah.
Tak berselang lama Rayleea tertidur selama pejalanan, mungkin ia lelah berbenah.
Akhirnya ada tanda-tanda bahwa Rayleea akan segera sampai di Surabaya.
"Ale, le, liat kita dah mau sampai rumah baru" kakak laki laki Rayleea menggoncang goncang tubuh adiknya agar segera terbangun.
"hng, kenapa sih mas. Ale masih ngantuk" jawab Rayleea yang sepertinya masih ingin terlelap.
"loh, memang nya kamu gak mau tidur di kamar baru aja"
"lololoh, udah sampe aja" Rayleea seperti nya agak terkejut.
"Ale sih daritadi tidur terus. Ayo turun, kita tata rumahnya biar nyaman seperti rumah sendiri" ajak papa nya.
"ya kan emang ini rumah sendiri pa, gimana sih _-" kesal Rayleea
"kan papa pengin melucu, ketawa dong"
"wah lucu sekali lawakan nya ya pax. Xixixixi saya jadi tertawa" mama Rayleea menirukan gaya suaminya jika sedang tertawa.
Mereka semua tertawa, lalu segera mereka memindahkan barang barang beserta beberapa perabot yang mereka bawa dari truk.
Setelah selesai beres-beres Rayleea menghempaskan tubuhnya keatas ranjang. Masih akan banyak tugas menantinya. Belum lagi ia mengurus kepindahannya ke sekolah barunya.
Rayleea berharap semua urusannya segera selesai dan menjalai hidup baru dengan normal lagi.
Ia menatap langit-langit kamarnya, membayangkan bagaimana kehidupan barunya akan berlangsung. Saking serunya ia menerka-nerka apa yang akan terjadi padanya selanjutnya, tak terasa ia sudah memejamkan mata nya lalu terlelap. Larut dalam mimpinya.
__________________________________
Jangan lupa votment biar saya tahu kalau kalian menikmati kisah ini
Juga tak lupa berikan saran yang baik baik ya teman-teman..
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
Teen FictionSaya punya prinsip kalau saya bisa bahagia dengan diri sendiri dan saya tidak butuh pasangan. Tapi saya punya orientasi seksual yang normal kok, hanya prinsip saya yang tidak normal. Tetapi semenjak kepindahan saya ke Surabaya, ada seseorang yang b...