Pernyataan Bastian menghasilkan setitik air mata yang jatuh di pipi Anggi. Bastian menghela nafas, ia bergerak sedikit untuk menghapus air mata Anggi dengan jempolnya. Yang langsung direspon Anggi dengan tatapan kaget.
“Kenapa? Kaget gue ngehapus air mata lo?” Tanya Bastian dengan nada yang kali ini lebih enak didengar—walaupun masih agak ketus, setidaknya tidak separah sebelumnya.
Dengan ragu-ragu, Anggi menganggukan kepalanya pelan.
Bastian menghela nafas panjang, setelahnya ia kembali berujar, kini ada seutas senyuman terhias di wajahnya. “Gue gak berniat jahat, Nggi. Sama sekali. Maaf, kalau lo ngerasa itu terlalu menyakitkan. Gue Cuma ngasih tau hal yang sebenernya dan memang penting buat lo tau. Karena kalau gue gak ngasih tau, lo gak akan pernah tau dan terjebak di harapan-harapan lo yang jelas gak ada.”
Anggi sedikit terkejut dengan penjelasan Bastian. Lelaki itu bermaksud baik, tapi menyakitkan. Tapi sekali lagi, dia bermaksud baik. Jadi, apa salahnya? Tapi, tapi, ada satu hal yang mengganjal.
Untuk apa Bastian melakukannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled•bbs
Kurzgeschichten❝ Kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain. ❞ Copyright © 2014 by SAHABATCJR All Rights Reserved