CHAPTER 12 : Deer

507 59 9
                                    

Di pinggir kolam renang saat matahari mulai menampakan sinarnya lagi, seseorang tengah duduk di sana sembari memeluk lututnya erat, dengan wajah yang bersembunyi di sela-selanya. Dari kejauhan, gadis lain memandanginya, namun hanya sebatas itu kemudian dia berlalu begitu saja.

Bukan tanpa sebab. Gadis itu sudah di temani oleh seseorang yang datang lebih dahulu darinya, hingga dia memutuskan pergi tanpa berniat mengganggu keduanya.

"Kau jadi murung lagi." Suara lembut tersebut di sambut baik oleh gendang telinga Jessica.

Ia tak memberi jawaban melainkan hanya kekehan pelan yang di buat-buat.

Yoong duduk bersila di samping Jessica, sembari memainkan air kolam hingga menimbulkan riak yang terdengar samar. Pria ini berusaha mengusir kesunyian di sana.

"Kau masih menyalahkan dirimu sendiri?"

"Entahlah." Sahut Jessica pelan.

Jessica masih meragu. Ia berusaha meyakinkan dirinya dengan kalimat Yoong yang berhasil menenangkannya saat itu, namun entah mengapa begitu sulit.

Rasa penyesalan masih menghampiri sesekali saat ia mengingat dimana hari itu menjadi hari terakhir Krystal bicara dengannya. Itupun hanya melalui telefon. Sangat singkat.

Saking terlalu singkat, Jessica bahkan tidak mengingat jelas bagaimana suara Krystal saat dirinya memutuskan untuk mengangkat panggilannya tersebut, setelah puluhan kali mencoba. Entah sumringah kah? Bahagia? Atau justru hanya menyembunyikan kesedihannya saja?

Krystal tak pernah mengungkapkan kekecewaan terhadap unnienya ini. Walaupun ia memarahi gadis itu sesekali lalu meminta maaf, Krystal hanya akan memasang raut masam lalu mengecup pipinya singkat.

Ah, kenangan itu membuat Jessica gila akan air mata. Ia bisa menangis lagi jika tidak menghentikannya.

Jessica akhirnya mengangkat kepalanya yang bersembunyi lalu menghela nafas panjang. Ia melirik ke kanan, dimana suara yang mengajaknya bicara tadi terdengar.

Anehnya, tak ada orang di sana.

"Mencariku?" Ucap Yoong justru sudah berpindah ke sebelah kirinya hingga Jessica terperanjat karena pria itu berada sangat dekat saat ia berpaling ke sana.

"Rusa kurang ajar!"

"Apa? Di sebelah sana panas jadi aku berpindah ke sini."

"Kau bilang sinar matahari pagi bagus untuk tubuh, tapi kau menghindarinya sekarang. Plin plan sekali." Cibir Jessica sembari beranjak dari posisinya untuk berdiri.

"Ya, memang bagus. Tapi jika terus berjemur di sana tubuhku akan menjadi gelap seperti arang." Yoong berujar polos sembari mengusap-usap lengannya, sedang Jessica menggigit bibir untuk mengulum senyum.

Perutnya mendadak gatal. Ada puluhan ribu kupu-kupu yang menggelitiki Jessica saat ini, namun terlalu gengsi untuk tertawa lepas setelah memarahi Yoong tadi.

"Nanti malam bersiaplah. Kita akan ke restoran."

"Kau mengajakku berkencan?" Sumringah Yoong segera mendongak ke arah Jessica yang nampak tengah memikirkan sesuatu.

"Emm.. Yup. Jadi pakai pakaian terbaikmu." Jessica berlalu meninggalkan Yoong sembari terkekeh pelan.

Bodoh, ejeknya pada pria rusa tersebut. Mana mungkin ia akan menyatakan perasaan terlebih dahulu pada seorang pria, huh?

Mengajaknya berkencan? Harga dirinya akan turun sebagai seorang wanita, setelah melakukan itu. Logisnya, seorang pria lah yang harus mengajukannya lebih dulu.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang