Musim panas perlahan-lahan berlalu dengan aku melihat diriku mengamati Jungkook dari jauh. Aku hanya akan menemukan diriku selalu menatap ke arahnya sambil mencengkeram dadaku, dan akan malu-malu berpaling setiap kali dia akan bertemu dengan tatapanku. Aku telah bertingkah aneh setelah festival itu, dan perasaan aneh dalam diri ini juga terus menggangguku.
Dan dari melihat Jungkook, aku menanggung rasa sakit yang ganjil yang selalu menyerangku tiap kali aku melihat dia dengan Nayeon. Meskipun gosip tentang mereka telah padam, meskipun ia sudah mengatakan padaku bahwa mereka hanya teman, aku masih tidak bisa apa-apa selain merasakan kegelisahan aneh dalam diriku. Bahkan mungkin aku terlihat seperti pemangsa yang selalu mengamati mangsaku dari jauh.Mengendarai sepedanya ke sekolah dan pulang ke rumah menjadi perjalanan yang sunyi karena aku. Aku melanjutkan perang diamku melawan diriku sendiri. Aku tidak pernah merencanakan dan ingin bertindak seperti ini, tetapi aku tidak bisa menahannya. Jungkook membuat aku bisu dengan tanpa melakukan apa-apa. Apa yang membuat diriku sedih adalah bahwa ia tidak pernah bertanya mengapa, dia hanya bermain dengan keheningan yang aku berikan, bukannya aku peduli, tapi hingga akhir, selalu aku yang ingin sekali mendengar darinya.
Keluhan lain lolos dari tenggorokanku. Daguku beristirahat di telapak tangan saat aku sekali lagi, melihat Jungkook dari jendela kelas kami saat ia sedang mengobrol dengan temannya 'yang untungnya' teman pria di luar.
"Apa yang salah denganku?"
Aku bergumam. Aku bisa merasakan dahiku berkerut, keriput yang muncul di wajahku sekarang mungkin karena terlalu banyak berpikir, tapi tetap saja, aku tidak tahu apa yang terjadi denganku. Aku pikir kepalaku akan pecah karena pemikiran terlalu banyak yang benar-benar tidak biasa kulakukan. Jungkook adalah satu-satunya ditugaskan untuk berpikir, sementara aku hanya ditugaskan untuk mengeluarkan apapun yang terlintas dalam pikiranku."Kenapa? Apa kau sakit?"
Aku mendengar seseorang berbicara di belakangku, dan tatapanku dengan cepat melesat jauh dari Jungkook ke arah tangan yang kurasakan menyentuh dahiku.
"Kau tampak baik-baik saja. Apa yang salah? "
Sebelum aku sempat berbalik dan menghadapi si pemilik tangan yang besar dan suara serak dalam itu, ia membungkuk padaku yang terkejut karena wajahnya langsung disambut pandanganku, dan karena jarak kecil di antara wajah kami; alis tebalnya melengkung saat ia memberiku senyum lebar yang hangat. Mataku melebar dan cepat-cepat menarik tubuh dan menjauhkan diri sedikit darinya.Aku melihat sekeliling sesaat dan yakin semua teman-teman perempuanku cemberut, mungkin karena rasa iri dan dengki, kadang-kadang aku merasa takut pada apa yang mungkin bisa fangirls-nya lakukan padaku, karena jujur Taehyung sering mengunjungiku di ruang kelas kami beberapa hari ini, aku tidak tahu kenapa, juga ketika ia mulai memanggilku dengan nama panggilanku, Lisa, bukannya aku memiliki sesuatu terhadap itu, hanya saja aku benar-benar bertanya-tanya mengapa dia bertindak begitu manis dan penuh perhatian terhadapku. Dan setiap kali aku bertanya kepadanya tentang itu, tentang diriku dan fangirls, ia hanya akan menunjukkan senyum liciknya dan memberitahuku bahwa ia hanya ingin melakukannya. Aku hanya bisa mengangguk, mencibir dan mengatakan kepadanya bahwa ia lebih baik menjelaskan pada fangirls-nya bahwa kami hanya teman, kemudian setelah itu aku akan mendengar dia tertawa sebelum ia menepuk kepalaku. Selalu seperti itu, sampai aku bosan memintanya dan membiarkan dia melakukan apa yang dia inginkan, sekarang dia bahkan sering menyerobot di kelas kami untuk kenyamanannya.
"Tidak ada, apa yang kau lakukan di sini? Kau mengejutkanku."Aku tersenyum padanya. Dia memberiku lagi senyum liciknya sebelum ia lebih mendekat padaku dan bahkan sebelum aku bisa memblokir tangannya, ia sudah mencubit pipiku. Itu salah satu kebiasaan setiap kali ia akan melihatku, aku takut kalau wajahku akan membengkak karena terlalu banyak cubitan yang aku terima darinya tapi tetap saja dia tidak akan berhenti dan malah menyalahkan pipi tembemku.
"Mengapa kau begitu lucu?"
Dia mengatakan itu padaku, saat itulah aku menampar tangannya dan cemberut. Aku mendengar dia tertawa sebelum ia meraih tanganku dan mulai menyeretku keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Summer With My Superman END - (LIZKOOK)✔️
RomanceKenapa aku harus meminta seorang ibu peri dan pangeran tampan jika aku telah memiliki superman di sisiku??- Lalisa