Dad, I'm your son.

247 40 3
                                    

"Bagaimana, hm?" Sehun menatap mata istrinya begitu dalam. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia pun khawatir, bagaimana kalau tidak lagi? Sungguh, bukannya ia ingin melawan takdir Tuhan, tapi ia sudah merasa bahwa ia dan istrinya telah melakukan semuanya. Agar mereka bisa mendapatkan seorang anak. Ia tidak sanggup kalau sampai harus melihat Jisoo menangis lagi. Sungguh.

"Soo-ya. Kumohon, jangan menangis. Kita masih bisa berusaha lagi." Sehun memeluk Jisoo ketika melihat setetes air mata jatuh dari pelupuknya. "Kau sudah berjanji padaku, kita akan baik-baik saja setelah ini, Soo. Apapun hasilnya, kita akan baik-baik saja. Jadi tolong, berhentilah menangis."

Tangisan Jisoo tak juga berhenti. Sehun semakin khawatir dengan keadaan istrinya itu. Jisoo bahkan belum memberitahu tentang apa hasil yang tertera dalam alat itu. "Soo-ya, jebal." Jisoo tiba-tiba melepaskan diri dari pelukan suaminya itu. Ia menatap dalam mata sang suami. Jisoo lantas mengangguk kemudian. Ia tersenyum dengan air mata yang telah membasahi wajahnya.

Sehun ikut menangis ketika akhirnya melihat ada dua garis yang tertera di alat itu. Jisoo menatapnya masih dengan senyum bahagia. Ternyata tangisan Jisoo adalah tangisan bahagia. Air mata Jisoo bukanlah air mata keputusasaan, namun air mata bahagia.

"Maaf membuatmu khawatir. Aku hanya sangat bahagia sampai menangis seperti ini, hahh." Jisoo tertawa di akhir kalimatnya, dengan air mata sialan yang masih belum menyerah untuk berhenti.

"Terima kasih, sayang. Aku sangat mencintaimu." Sehun membiarkan Jisoo menghapus air matanya. "Hei, ada apa ini? Bukannya barusan melarangku menangis?" Menyebalkan. Sekarang Sehun jadi bahan olokan istrinya sendiri. Baik, jangan salahkan Sehun. Ia juga tidak tahu kalau ia akan menerima kabar gembira ini sekarang.

"Aku sangat mencintaimu, Sehun-ah. Terima kasih untuk selalu berada di sampingku." Mereka berdua kemudian kembali berpelukan hangat menyambut kabar bahagia ini.

"Besok kita pergi ke dokter, ya?" Jisoo hanya mengangguk dalam pelukan Sehun. Ia menyetujui saran Sehun untuk memeriksakan diri ke dokter.

***

"Aku baik-baik saja, hei, Sehun-ah. Berhenti." Jisoo memberontak kecil ketika Sehun memaksa untuk menggendongnya menuju kamar mereka di lantai dua. "Aku tidak akan membiarkanmu kenapa-kenapa ya, jadi diam dan turuti saja aku."

Jisoo menghela napasnya pasrah. Ia lupa kalau Sehun adalah manusia paling keras kepala di dunia ini. Pada akhirnya Jisoo tersenyum ketika mengingat betapa ia sangat mencintai manusia keras kepala seperti Sehun.

"Nah, sampai." Sehun menurunkan Jisoo dan membaringkannya ke atas tempat tidur. Ia tersenyum memandang wajah cantik Jisoo. "Kau jadi semakin luar biasa, ya." Ucapan Sehun barusan itu lantas membuat Jisoo mengerutkan keningnya. "Luar biasa?" Begitu tanya Jisoo kepada Sehun. Yang ditanya hanya tersenyum smirk. "Kau jadi semakin luar biasa cantik, sayang." Balas Sehun kemudian dan dengan nakalnya mencium cepat bibir Jisoo membuat si empunya mengadu tidak terima.

"Ya, Oh Sehun, kau." Sehun tertawa kemudian mengikuti Jisoo berbaring di atas tempat tidur. Keduanya lalu bercanda gurau bersama.

***

EX EXO SEHUN CONFIRMED ABOUT HIS WIFE'S PREGNANCY.

Chanyeol tersenyum membaca headline dari ponselnya. Akhirnya, setelah penantian panjang selama tujuh tahun terakhir, sahabatnya itu akan segera dikaruniai seorang anak juga. Baik, ini adalah kabar gembira. Ia akan mengunjungi sahabat seperjuangannya itu dan mengungkapkan betapa ia juga senang mendengar kabar kehamilan Jisoo.

"Chaeyoung-ya, nanti malam kita akan berkunjung ke rumah Sehun dan Jisoo ya?" Chanyeol tebak istrinya itu sudah tahu mengenai kehamilan Jisoo. Chaeyoung yang tengah berada di dapur menyahut. "Ada apa? Tumben sekali ingin mengunjungi Sehun." Chanyeol mengerutkan keningnya kemudian berjalan ke arah Chaeyoung. "Kau tidak tahu?" Sekarang giliran Chaeyoung yang mengerutkan keningnya bertanya-tanya apa maksud Chanyeol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dad, I'm your sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang