Tugas

1.9K 241 55
                                    

Akhirnya aku bisa up lagi T.T

Selamat membaca ya~

.

.

.

Setelah kejadian kemarin, Wave bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan saat mereka berpapasan untuk masuk ke kelas pun Wave bersikap acuh kepada Pang. Pang yang melihat itu tak mau ambil pusing, ia langsung menuju ke bangkunya.

Pak Pom masuk dengan membawa sebuah kotak yang entah isinya apa. Itu membuat kami semua penasaran. Pak Pom yang sadar bahwa kami semua sudah tidak sabar untuk mengetahui apa sebenarnya itu langsung tersenyum.

"Nah, kalian pasti penasaran apa isi dari kotak ini, 'kan?" tanya Pak Pom yang hanya ditanggapi dengan anggukan dari semua murid kelas berbakat itu. "Di dalam kotak ini terdapat beberapa bola yang berbeda warna. Setiap warna itu yang akan menentukan pasangan kalian."

[ anggep aja itu kotaknya warna item ya:") ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ anggep aja itu kotaknya warna item ya:") ]

"Wah pasangan? Apa maksud bapak jodoh kami?" Ohm bertanya dengan sangat antusias dan mata berbinar.

Pak Pom terkekeh. "Bukan-bukan, bukan pasangan hidup maksudku. Pasangan di sini maksudnya pasangan untuk tugas kalian selanjutnya."

"Ahh ... Pak Pom tidak seru! Masa kita sudah diberikan tugas lagi," protes Ohm.

Pak Pom melanjutkan penjelasannya mengenai tugas kali ini. Tugas kali ini adalah saling memahami kekuatan dari pasangan yang mereka dapatkan. Hal ini akan sangat berguna jika mereka ingin bekerja sama untuk suatu hal nantinya.

Selama seminggu setiap pasangan harus saling memahami bahkan jika perlu mereka harus menghabiskan waktu bersama lebih banyak agar mengenal satu sama lain. "Sekarang majulah satu per satu untuk menentukan siapa pasangan kalian," kata Pak Pom.

Setelah mereka semua selesai mengambil bola, Pak Pom mencatat setiap pasangan. Ia menyuruh murid dengan warna bola sesuai dengan apa yang ia ucapkan untuk berdiri.

"Bola merah." Jack dan Ohm berdiri.

"Bola kuning." Jo dan Namtarn berdiri.

"Bola hijau." Claire dan Mon berdiri. Claire sempat menggerutu kenapa ia tidak dengan Punn, tapi apa boleh buat dia tidak bisa mengganti pasangan.

Nah ... tinggal empat orang lagi yang belum berdiri yaitu Pang, Wave, Punn, dan Korn.

[uwuu ... hayo Pang bakal jadi pasangannya Wave gak ni?]





































































"Bola biru." Punn dan Korn pun berdiri. Itu artinya, bahwa Pang dan Wave secara otomatis adalah pasangan.

Walaupun sudah mengetahuinya Pak Pom tetap menyebutkan apa warna bola mereka sebagai formalitas.

"Dan yang terakhir, bola putih." Pang dan Wave berdiri secara bersamaan. "Oke. Kalian mulai untuk mencari tahu seperti apa kekuatan pasangan kalian masing-masing." Pak Pom pergi meninggalkan kelas, ia tidak ingin mengganggu acara pendekatan mereka, toh jika bel pulang untuk kelas sudah usai mereka juga akan bubar secara sendirinya.

Saat yang lain sedang asik mengobrol, lain halnya dengan Pang dan Wave. Mereka bahkan masih berada di bangkunya masing-masing tanpa ada yang berniat untuk mengawali terlebih dahulu. Bagi Pang sebenarnya tidak menjadi masalah ia harus berpasangan dengan siapapun termasuk Wave, tapi ia bingung bagaimana memulai percakapan dengannya.

Ego mereka ternyata lebih penting dibandingkan dengan tugas Pak Pom karena nyatanya sampai bel pulang berbunyi mereka tetap tidak berbicara satu sama lain. Namtarn yang mengetahui hal itu berusaha memberikan saran agar Pang mengalah dan mengajak Wave berbicara.

"Pang, cepatlah. Mumpung Wave belum pergi," desak Namtarn.

Pang masih bergelut dengan pikirannya dan saat ia melihat Wave sudah di ambang pintu, ia cepat-cepat menahan tangan Wave agar tidak pergi. Wave mengernyit bingung dan langsung menghempaskan tangan Pang secara kasar. Tatapannya menandakan bahwa ia tidak suka di pegang oleh Pang.

"Maaf, tapi kita harus bicara dulu."

"Kenapa aku harus?"

"Huft ...." Pang mendesah pelan. "Setidaknya kita harus akur untuk seminggu ke depan. Ini demi tugas Pak Pom."

Wave terdiam, benar juga apa yang dikatakan Pang. Ia harus menjaga nama baiknya di mata Pak Pom dan harus mendapatkan nilai yang bagus jika masih ingin menjadi ketua kelas.

"Ok, fine! Demi tugas kali ini aku akan berdamai denganmu."

____________________

Pang berjalan di belakang Wave, mengekorinya seperti anak ayam.

Canggung.

Itu yang Pang rasakan saat ini. Ia belum pernah berjalan berdua dengan Wave sebelumnya, jadi ya maklumi saja jika ia menjadi lebih pendiam ketimbang biasanya. Saat sampai di depan pintu kamar Wave, anak itu langsung masuk dan menutup pintunya. Pang terbengong, ia heran kenapa Wave malah menutup pintu tanpa mengatakan sepatah katapun kepadanya.

Saat Pang sudah bersiap untuk menggedor pintu dan mengumpatan Wave, tiba-tiba pintunya terbuka. "Pergi sana! Nanti malam aku akan ke kamarmu," ucap Wave dengan muka datar.

"Hah?"

"Tunggu apa lagi? Cepat sana pergi!"

Pang masih bingung dengan maksud Wave. "Tapi kenapa kauakan ke kamarku?"

"Dasar bodoh, kau bilang kita harus ngobrol agar tahu kekuatan masing-masing!" Wave sudah bersungut-sungut menanggapi Pang yang menurutnya lola ini.

"Ahh ... kau benar. Oke, sampai jumpa nanti malam." Setelah itu Pang pergi sambil merutuki kebodohannya.

Diam-diam Wave menyunggingkan senyum walaupun sangatt sangatt sangat tipis.









Tbc~

Holaaaaa......

Maapkan aku yang suka gantungin kalian karena gak update-update ya:"(

Akhirnya setelah puluhan purnama aku up lagi :"""

Makasih buat yang masih setia nunggu, semoga ceritanya gak terlalu mengecewakan ya:"

Jangan lupa pencet tanda bintang juga yaa~

Love you semua<3

Sama kalo boleh aku mau minta doanya yaa😭besok jum'at pengumuman sbm😭doain supaya aku bisa ijo aamiin 😭

khob khun~

last but not least, salam manis dari Ai'Chimon <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

last but not least, salam manis dari Ai'Chimon <3

Just A Choice[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang