Hujan deras mulai mengguyur seisi kota tokyo, sejak beberapa jam yang lalu.
"Hah.." hela ku dengan berat. Sejak dari tadi aku hanya menatap jendela restoran ini. Sungguh menyebalkan menunggu hujan berhenti, karena kalau hujan tidak berhenti bisa bisa hanya sedikit pelanggan yang datang kesini.
"Oi Kei!" Ucap seseorang yang tiba tiba muncul di belakangku sambil menepuk punggungku. Aku menoleh kearahnya dengan wajah arogan, yap arogan. Wajah yang biasa aku tunjukan dihadapan semua cast starless. "Hm? Ada apa Kokuyou?" Balasku sambil menaikkan sebelah alisku.
Dia berdecak kesal terhadap responku "Tch! Kau memang selalu saja menyebalkan. Aku hanya ingin kau melihat performance kami sebentar sebelum benar benar diperlihatkan dihadapan penonton".
Ah ternyata itu alasan dia memanggilku, aku mengangguk pelan. "Hah. Kalau mengecewakan awas saja" sahutku dengan nada meremehkan. "Lihat saja, kau pasti akan berdecak kagum" Dia menunjukan senyuman yang sangat meyakinkan bahwa performancenya tidak akan mengecewakan.
Aku mengikutinya sampai ke stage, aku duduk dikursi penonton untuk melihat performancenya. Pria berambut merah itu berdiri diatas stage bersama dengan anggota teamnya. Kalau kalian belum tau yang berdiri diatas stage itu adalah Team W.
Pria yang memakai kacamata itu adalah Takami, sedangkan pria yang ada disebelahnya itu Taiga. Pria yang tinggi diujung kiri dengan rambut abu abunya itu adalah Sin, dia yang paling tua di starless. Yang sedang memegang mikrofon itu adalah vokalis dari Team W, Akira. Dan yang terakhir adalah center Team W, Kokuyou. Orang yang selalu saja membuat ku kesal tapi entah kenapa aku selalu nyaman saat didekatnya.
"Woi Kei!!! Lihatlah perfomance kami!!" Teriaknya dari atas stage. "Ayo semuanya mulai!" Tirai panggung mulai dinaikan, memperlihatkan Team W yang sedang melakukan perfomance dengan membawakan lagu 'Payback'. Suara Akira yang sangat cocok untuk penampilan kali ini apalagi di bawakan dengan gerakan ke 4 member yang sangat selaras.
Mataku tidak bisa beralih dari penampilan mereka terlebih lagi pada centernya. Dia sangat bercahaya diatas panggung sana, seolah olah panggung itu adalah miliknya.
Performance mereka sudah hampir selesai saat itu juga, Kokuyou merangkul Akira dan mendekatkan dirinya ke Akira. Mereka berdua tersenyum sangat bahagia. Aku yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum pahit.
Tirai panggung kembali diturunkan, Kokuyou pergi mendatangiku. "Bagaimana penampilan kami?" Tanyanya dengan sangat bersemangat. Aku kembali memasang wajah aroganku. "Hm bagaimana ya. Menurutku itu sudah cukup bagus" sahutku sambil menyeringai. "HAH!? TEME!!" Ucapnya sambil menarik kerah bajuku "Standarmu memang tinggi sekali" dia melepaskan kerahku, lalu langsung pergi menjauh.
Aku mengalihkan pandanganku lalu pergi ke belakang restoran, tempat dimana aku bisa menenangkan diriku. Aku bersandar ditembok sambil mengingat kembali penampilannya tadi, mana mungkin aku mengatakan hal yang sebenarnya kalau penampilan mereka sangat bagus. Aku mulai menghela napasku lagi, sampai ada suara orang yang memukul tembok.
"Kuso Kei! Memang matanya udah rabun, pertunjukan yang seperti itu malah di bilang cukup bagus!" Umpat seseorang yang memukul tembok itu, ah itu suara Kokuyou. "Kokuyou sudahlah.. mungkin dia hanya malu untuk mengungkapkan kebenarannya" sahut seseorang yang datang menenangkan Kokuyou.
Aku melihat mereka dari balik tembok. "Oi Akira" Kokuyou menarik Akira mendekat kepadanya, lalu mendorongnya pelan ke tembok. "Hum? Kau mau apa Kokuyou?" tanya Akira dengan nada pura pura tidak tau apa yang akan dilakukan pria itu. Kokuyou mulai mencium bibirnya, Akira mengalungkan tangannya dileher Kokuyou.
"Hmmphh~ Ko...kuyou~" ucap Akira disela sela ciuman mereka. Kokuyou mulai mencium Akira dengan ganas, lalu beberapa menit kemudian mereka melepaskan ciuman. "Hhhahh..hh.. Kokuyou. Aku mencintaimu" ucapnya sambil menarik napas, dia langsung memeluk erat Kokuyou. "Akira.. aku juga mencintaimu..." sahut Kokuyou melembut dengan mengelus rambut Akira.
Aku yang melihat itu hanya bisa diam ditempat. Rasanya sangat menyakitkan melihat orang yang kita suka berciuman dengan orang yang dia suka. Sebenarnya aku sudah tau hal ini dari lama tapi aku hanya bisa diam melihat ini. Aku rasa sudah cukup untuk berdiam diri saja, aku akan mencoba mengungkapkan perasaanku.
-beberapa hari kemudian-
Aku membersihkan meja bar dengan telaten, sampai ada seseorang yang muncul langsung menginterupsi pekerjaan ku.
"Woi Kei, ayo minum bareng" dia menaruh beberapa kaleng bir diatas meja. Aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan malas "Hah.. kamu memang ga ada kerjaan apa, Kokuyou?" Aku duduk disebelahnya, mulai membuka 1 kaleng bir lalu meminumnya. "Hahaha memang tidak, sekali kali kita bersenang-senang" sambil membuka kaleng bir dan meminumnya dengan sekali tegukan langsung habis.
Melihatnya minum seperti itu, aku hanya bisa menggelengkan kepala pelan. "Nanti kau cepat mabuk loh, bisa bisa gak kerasa nanti sudah habis 5 kaleng bir lebih" ucapku dengan nada meremehkannya. "Mana mungkin aku mabuk hanya dengan hal seperti ini!" Dia terus meminum bir yang dia bawa tadi.
Selang beberapa menit kemudian, Kokuyou mulai kehilangan kendalinya dia meracau tidak jelas. "Lihat kau mabukkan, kau merepotkan ku saja" Aku membantu Kokuyou berdiri supaya bisa memapahnya. "Akira sialannn.. hik.. dia malah menggoda cewe cewe lain diluar sana.." racaunya. Aku hanya bisa diam saja sambil memapahnya ke ruang latihan.
Merebahkannya dilantai, membuat jaketku sebagai bantalnya. Aku melihati wajahnya, ah dia sangat tampan. Tanpa ku sadari dia sadar bahwa aku melihati wajahnya. "Ada apa kei? Kau suka dengan wajahku? Kau menyukaiku ya?" Aku yang mendengar hal itu tanpa sadar membuat wajahku memanas "Mana mungkin aku menyukaimu!" Sanggah ku dengan cepat.
Dia tersenyum menatapku. "Andai saja Akira sepertimu" dia diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya "Karena aku tidak akan menggoda cewek cewek lain, hahaha" tawanya pahit. Aku langsung memeluknya, apakah ini saat yang tepat untuk mengatakannya? Aku meyakinkan diriku
"Aku.. menyukaimu Kokuyou" ucapku dengan lantang. Kamisama aku tidak tau sekarang wajahku seperti apa saat aku mengatakan hal ini. Dia mengangguk saat aku mengatakan itu "Hu'um aku juga menyukaimu..." dia membalas pelukanku dengan erat. Apa artinya ini cinta ku terbalaskan? Aku-
"Akira" sambungnya. Bagaikan tersambar petir saat mendengar kata terakhir yang dia ucapkan. Aku menahan tangisku, hati ku sangat sakit sekali. Kenapa takdirku harus seperti ini, aku melepaskan pelukannya. "Kokuyou aku-" bibirnya langsung mencium bibirmu dengan lembut. Ah aku bingung harus menanggapinya seperti apa, maafkan aku. Kubalas ciumannya, sambil memejamkan mataku menikmati ciuman itu.
Dia melepaskan ciumannya, lalu menatapku dengan penuh cinta. "Akira.. suki.." Kokuyou terlelap dengan pulas setelah mengucapkan itu. Aku kembali merebahkannya dan.. airmata ku mengalir. Aku tidak bisa menahannya lagi, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku menggenggam tangannya dan mencium punggung tangannya "Sayonara kokuyou, Aishiteru"
Melihati wajahnya untuk yang terakhir kalinya, aku berdiri dan pergi dari sana. Aku berjalan tanpa tujuan, entah kemana kaki ku membawa diriku pergi aku tidak peduli. Aku hanya ingin bisa melupakan semuanya. Tiba tiba salju mulai berturunan dari langit, aku mengulurkan tanganku berupaya memegang salju itu. "Hah.. dingin sekali.." ucapku pelan.
Cahaya yang sangat menyilaukan datang dari samping ku. Aku melihat cahaya itu dan seketika pandanganku menggelap.
Aku tiba tiba terbangun disuatu tempat yang sangat terang."...." aku melihat sekeliling, melihat diriku sendiri yang memakai baju putih. Apa yang terjadi? Aku tidak bisa mencernanya. Ada suara yang muncul dari dalam pikiranku. "Kau tidak perlu memikirkannya lagi, kau sudah bisa bahagia. Kemarilah ambillah kebahagiaan mu" ucapnya.
Melihat pintu yang tiba tiba terbuka lebar dihadapanku. Dengan langkah yang sangat ringan aku memasukinya sambil tersenyum dengan lebar.
-fin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayonara, My Love!
Short StoryChara: Kei, Kokuyou, Akira, Dll(Blackstar theater starless) Shounen-Ai ini ga ada hubungannya sama main story BSTS ya "Aku sudah terjatuh dalam kegelapan ini.. Apakah akan ada seseorang yang bisa menyelamatkan ku? ah.. ternyata sesakit ini rasanya...