Kota Malioboro adalah pusat kota Yogyakarta. Dimana masih kental dengan budaya nya. Alin sang pecinta budaya Indonesia sengaja memilih Yogyakarta sebagai tujuan ia masuk perguruan tinggi. Bersama sahabatnya yang sudah dianggap seperti saudara.
Malam minggu biasa digunakan orang daerah Malioboro untuk menonton pertunjukan. Entah itu lengger,karnaval,kuda lumping dan kesenian lainnya.
Malam minggu ini digunakan Alin dan Cilla jalan jalan sekaligus membeli kebutuhan mereka selama satu bulan kedepan. Mereka tinggal diapartemen Sang kakak. Awalnya mereka menolak sebab ingin hidup mandiri. Namun atas paksaan dari kedua orang tua dan abang nya yang keras kepala,mereka akhirnya menerima walaupun terpaksa.
"Alinnnn ayooo,lama bgtt sihh keburu malem nanti. Ini ada pertunjukan baru tauu nanti ketinggalan" teriak Cilla dari luar kamar.
"Astaghfirullah sabarr sayang,ini hijab ku susah bgt dipake. Makanya agak lama. Udah yuk berangkat" balas Alin dengan senyuman yang manis melebihi gula.
***
Mereka pun sampai di Malioboro untuk menonton pertunjukan Kenthongan. Banyak orang berlalu lalang disana. Maklum namanya juga malem minggu.
"Hihh kaya ngga ada kerjaan,main suap suapan dipinggir jalan. Ngga modal bgt. Ke kafe kek biar elit sedikit" dumel Cilla yang notaben nya baru putus dari sang kekasih.
"Cilla ngga boleh ngehujat orang yaa,udah si kalo sebel ngga usah diliat. Gitu aja repot" balas Alin dengan malas.
Yaa memang keduanya sangat bertolak belakang. Cilla dengan muka tirus itu sudah beberapa kali berpacaran dengan orang satu universitasnya. Berbeda dengan Alin yang tidak mau berpacaran. Ia ingin ta'aruf bukan pacaran. Mencegah dosa katanya. Walaupun Alin juga suka khilaf kalo liat orang ganteng hehe.
"Itu pertunjukannya mau mulai,yuk merapat" ucap Alin dengan antusias dan dibalas anggukan oleh Cilla.
Pertunjukan itu berlangsung selama satu jam dengan berbagai lagu yang sedang tren saat ini. Sesaat setelah pertunjukan berlangsung,orang orang sudah mulai berkurang. Tinggalah beberapa orang yang ingin berfoto dengan anggota kenthongan tersebut.
"Alinn kamu ngga mau foto sama mereka?" tawar Cilla
"Malu Cill,padahal aku suka sama pemain angklungnya. Tinggi juga mancung hehe" balas Alin dengan cengiran nya.
"Udahh ayo ahh" paksa Cilla. Ia sudah sangat paham dengan sifat Alin. Jika keinginannya tidak terpenuhi,ia tidak marah namun bercerita sesuatu itu sampai Cilla sendiri hafal diluar kepala.
"Ngga ah,nanti kalo jodoh juga ketemu lagi. Udah yuk belanja,keburu malem" ajak Alin.
Cilla pun pasrah mengikuti Alin menuju Supermarket. Tanpa disadari,dompet Alin jatuh didekat kenthongan tersebut.
"Udah belum Lin? Udah lengkap? Yukk pulang" ajak Cilla
"Udah nih,yaudah yuk. Udah penuh juga keranjangnya" jawab Alin.
Sesampainya di kasir Alin terlihat kebingungan karena dompetnya hilang. Ia ingat memasukan dompet ke dalam tasnya.
"Duhh Cill,dompetku hilang gimana?" ucap Alin dengan lemas.
"Yaudah pake uang aku dulu. Nanti kita cari ya" balas Cilla.
Hallo gays hehe. Ini cerita ke sekian yang aku bikin. Semoga ide ngga mati ditengah jalan kaya biasanya.
Ini cerita murni dari pemikiran aku yaa. Maaf kalo ada hal yang sama dengan cerita lainnya. Kalo ada yang keberatan,bisa chat aku yaa. Nanti aku ganti alurnya hehe. Mengantisipasi terjadi kesalahpahaman. Yaa udah sekian cuap cuap manja dari aku. Semoga menikmati yaa😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Budaya Sekaligus Pemainnya
RandomPertemuan yang tak disengaja,antara Mahasiswi dan pengamen Kenthongan di Kota Orang. Mereka sama sama perantau. Berasal dari kota yang sama namun tak pernah ada pertemuan sebelumnya. Setelah malam itu,mereka pun merajut kisah bersama. Dan pada akhir...