𝐎1. 𝐖𝐡𝐨 𝐚𝐫𝐞 𝐲𝐨𝐮?

467 88 4
                                    

Tolong katakan padaku bahwa semua ini hanya sebuah ilusi yang tak nyata. Kumohon!

Puk—

"Dahyun? Ada apa? " Dahyun menoleh dengan secepat kilat pada sang sahabat.

"Chae... Apa tadi kau melihatnya? " panik Dahyun

Chaeyoung tak mengerti apa yang dibicarakan oleh Dahyun.

"Melihat apa? " tanyanya

Dahyun membulatkan matanya lalu menoleh kedepan lagi dan menunjuk sebuah ruangan musik yang terdapat piano didalamnya.

"Ta—eh? " kaget Dahyun

"Kau ini kenapa? Lebih baik kita pulang Dahyun" Chaeyoung khawatir kepada Dahyun yang saat ini sedang berbicara sedikit 'melantur'.

"Ta-tapi Chae, aku mel—"

"Sudah cukup! Sudah seminggu kau seperti ini, ayo kita pulang! Besok aku antar kau ke psikolog" potong Chaeyoung kesal.

Dahyun hanya diam setelah dimarahi oleh Chaeyoung, ia memilih untuk menyuruh Chaeyoung pulang duluan. Chaeyoung yang tak bisa apa-apa pun hanya menghela nafas lalu pergi meninggalkan Dahyun sendiri.

Ia menatap kepergian Chaeyoung dengan sendu, ada sesuatu yang salah diruangan musik ini. Dahyun sangat yakin.

Klek—

Akhirnya Dahyun memutuskan untuk memasuki ruangan itu dengan perlahan. Tubuhnya bergetar ngeri, entah mengapa ruangan ini menjadi sedikit suram. Ia mendekati Piano itu lalu hanya menatapnya dengan kosong.

Tap tap tap—

DEG

Suara derap langkah kaki itu terdengar sedang menghampiri Dahyun, ia kemudian memberanikan diri untuk menoleh kebelakang.

Tapi—

Nihil?

Tak ada siapapun disana, tidak ada sama sekali. Hanya ia sendiri dengan beberapa alat musik. Dahyun memilih mengelilingi ruangan itu, sampai ia menemukan sebuah kalung berbentuk bulan sabit.

Dahyun menyentuhnya pelan

Ting—

Ah, ia menoleh kebelakang, piano itu mulai mengeluarkan suara dengan sendirinya. Sungguh, ia harus bagaimana saat ini?

Dahyun beralih lagi pada kalung lalu memegangnya dan mengusapnya pelan.

PUK—

"Apa kau tidak pernah diajari sopan santun untuk tidak memegang barang milik orang lain nona? " suara baritone itu membuat bulu kuduk Dahyun merinding.

Dimana keberaniannya tadi? Bahkan Dahyun tak berani untuk menoleh kebelakang, ia hanya menyimpan kalung itu secara perlahan ke tempatnya semula.

"K-kau... Siapa? " cicit Dahyun pelan tanpa menoleh kebelakang sedikitpun, tangan orang itu masih tetap senantiasa berada dibahu Dahyun tanpa ingin melepasnya.

WUSHHH—

BRAKK—

Dahyun terdorong hingga menabrak dinding ruang musik dengan kencang, ia bahkan memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

Sampai akhirnya, pandangannya pun mengabur, perlahan demi perlahan matanya tertutup seiring tuts piano terdengar dengan indah.

Seperti sebuah lagu pengantar tidur

Sangat menenangkan

"mimpi yang indah, Kim"

Dahyun merasakan bisikan itu, nafasnya mulai tersengal, sampai akhirnya—

Bruk

Dahyun kehilangan kesadaran dirinya sendiri.

Tuhan... Tolong














Kali ini genre Horor, suka gak?

[ O2. ] PianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang