He's Okay

2.1K 284 30
                                    

Lucas terbangun dengan posisi tangan kanan Johnny sebagai tumpuan kepalanya dan yang sebelah kiri di atas pinggang. Pria manis itu ingat apa yang mereka lakukan tadi malam.

Perlahan ia bangkit tanpa ingin membangunkan pria yang masih tertidur itu. Saat mengambil bajunya yang berserakan Lucas sedikit meringis karena lubangnya terasa nyeri.

"Lucas, kau ingin kabur?"

Deg

Padahal Lucas tinggal mengancingkan kemejanya dan berlari, ternyata Johnny sudah bangun terlebih dahulu.

Masa bodoh nanti saja di jalan Lucas membenarkan bajunya. Pria manis itu berlari tanpa melihat ke arah Johnny.

"HEY KAU MAU PERGI DENGAN MENINGGALKAN PONSEL DAN DOMPETMU?" Teriak Johnny dari dalam kamar.

Lucas membeku di depan pintu dengan tangannya yang hampir membuka gagang.

Brak!

Johnny membalik tubuh Lucas dengan paksa dan mendorongnya ke pintu. Lucas sangat takut, ia seperti melihat aura ganas keluar dari tubuh Johnny, pria manis itu tidak berani menatapnya.

"A-aku ada jadwal konsultasi dengan dokter pribadiku"

"Sepagi ini?"

Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi, dokter siapa yang menyuruh pasiennya untuk konsultasi pada pagi dini hari.

"Nan-nanti"

"Lalu kenapa kau sekarang pergi, kau ingin kabur?"

Lucas tak bisa menjawab pertanyaan Johnny, ia terus menunduk gelisah sambil memainkan ujung kemejanya.

"Anggap saja semua ini adalah keberuntungan untukmu" kata Lucas tanpa pikir panjang.

"Kau pikir aku pria seperti apa hah?!" Johnny mencengkram kerah pria manis itu. Lucas semakin takut dengan apa yang akan Johnny lakukan saat ini.

Johnny mengeluarkan pheromone kuat dari dirinya. Lucas yang menciumnya pun menutup rapat-rapat pernafasannya, bau itu sangat tajam hingga membuat Lucas sesak.

"Jo-johnny..." Lucas kesulitan berbicara.

"Oh.. jadi kau sering berganti-ganti pasangan, dasar pelacur" kata Johnny datar dengan tatapan dinginnya.

Deg deg deg

Jantung Lucas terasa seperti ingin meledak setelah mendengar perkataan Johnny. Pria manis itu merosot karena kakinya terasa terlalu lemah. Johnny yang melihat kejadian tersebut bingung. Ia tidak sadar bahwa pheromonenya merangsang pria manis ini.

Lucas meremas kemejanya untuk menahan rasa sakit. Pria tinggi itu berjongkok dan menggoyang-goyang tubuh Lucas.Tubuhnya begitu hangat dan bulir-bulir keringat jatuh dari pelipisnya, Johnny terus memanggil namanya tapi Lucas tidak menjawab, ia tidak kuat untuk berbicara dan matanya terpejam menahan rasa sakit. Tidak lama kemudian pegangan tangan pria manis itu terlepas dari kemejanya, Lucas tak sadarkan diri.

Johnny meletakkan punggung tangannya di dahi Lucas, suhunya sangat tinggi. Johnny mengira Lucas mengalami heat lagi, tapi ini tidak seperti sebelumnya.

Pria tinggi itu sedikit menyesal, mungkin dirinya terlalu kelewatan saat memarahinya. Johnny menggendong Lucas kembali ke kasur milik temannya yang tadi malam ia tiduri.

Drrt drrt

Ponsel Lucas yang ada di atas meja nakas berbunyi. Johnny membatin, mungkin temannya menelfon, oh... siapa ini?

"Dokter hyung?"Tanpa pikir panjang Johnny menerima panggilan tersebut.

"Halo Lucas, kau ingat nanti jadwalmu untuk konseling bukan?"

I'm not an alpha! • Johnny x LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang