part 4

26 18 0
                                    

Sekarang Keysi sedang sibuk memasakan bubur untuk D.o yang sedang diam di kamarnya.

Keysi tidak peduli D.o tidak menyukai bubur yang betul betul jelas masakan indonesia, yang penting perutnya harus di isi. Bayangkan saja perutnya sudah tak di isi selama 7 hari karena ia keasikan pingsan. Keysi harus mengajarkan D.o untuk terbiasa memakan makanan indonesia, karena kalau tidak makanan indonesia mau makanan apa lagi yang harus Ia makan, toh! Semua Makanan sama saja untuk mengenyangkan.

Kini Keysi sudah memegang tampan yang berisikan semangkuk bubur dan segelas air putih. Segera Ia melangkah untuk memberikan makanan itu kepada D.o.
Keysi terus berjalan sampai akhirnya berhenti di depan pintu kamarnya, kenapa dia berhenti? Karena Ia canggung untuk masuk ke dalam.
Toh! Kalau kalian berada di posisi Keysi sekarang apa yang kalian akan lakukan?

Keysi sedikit memajukan lagi tubuhnya lalu dengan sangat hati hati Ia mengintip sedikit ke dalam untuk mengetahui D.o sedang apa di dalam, dan feeling Keysi betul D.o sedang mengepoi barang barang yang ada di kamarnya.

Dasar kepo!!

Keysi memutuskan untuk masuk ke dalam dan langsung mencairkan suasana.

"Ekhemm!" Keysi berdehem keras, itu membuat D.o terpelonjak kaget dan langsung berbalik badan menjadi mengahadap ke arah Keysi.

"Ishh kepo banget sih, pake liat liat barang orang." Ujar Keysi sedikit tertawa karna lucu saja berbicara kepada orang yang tidak mengerti bahasanya sendiri.

"Sekarang waktunya isi perut."

"Masa mau berdiri sih, duduk gih di kasur." Suruh Keysi sambil menunjuk ke arah kasur, D.o yang tadinya mengerinyit bingung lalu menurut duduk itu juga karna arahan yang di berikan oleh Keysi.

"Ishh tahan Si tahan lo jangan ambruk." Gumamnya dalam hati, karena rasanya kakinya itu sangat lemas karna berhadapan langsung dengan idolanya.

Keysi segera menyodorkan nampan itu ke hadapan D.o yang sedang duduk, D.o sedikit mengerinyit bingung ketika melihat bubur yang ada di hadapannya, mungkin aneh baginya karena ini kali pertamanya Ia melihat makanan khas indonesia.

"Dakjuk (bubur)!" Itu suara bukan dari mulut Keysi melainkan dari mulut D.o. ya! Ini kali pertamanya D.o berbicara di hadapan Keysi.

"Akhirnya Dia bicara juga, tenang rasanya." Gumam Kembali Keysi.

"Ishh D.o ini bukan Dakjuk tapi bubur." Dasar Keysi bodoh. Dakjuk dan bubur sama saja, cuman yang membedakan hanya namanya saja.

"Ayo cepet di makan."

"Kok masih di lihatin sih."

"Tenang itu makanan ngga di racunin kok, kan Sisi baik sama D.o."

"Yaudah Aku suapin aja." Ucap Keysi lalu mengambil alih mangkuk itu dan langsung menyodokan sesendok bubur lalu di arahkan ke mulutnya.

Tetapi mulut D.o tidak juga terbuka.

"Ishh D.o buka mulutnya, yakin makanan ini ngga di racunin kok."

Lanjutnya, "dan juga pasti enak."

Akhirnya D.o membuka mulutnya dan langsung melahap bubur itu.

"Enak!" Kali kedua D.o berbicara, lagi lagi Keysi senang mendengarnya sekaligus bingung. Kenapa bingung? Karena barusan D.o berbicara Enak, tapi terbesit di pikiran Keysi kata Enak itu sudah jadi hal lumrah di kalangan yang tidak bisa bahasa Indonesia.

"Makasih banyak D.o, jadi makin sayang deh." Ujar Keysi sambil terbahak ketawa karena ucapannya itu, Ia tidak peduli dengan ucapannya toh! Pasti D.o tidak akan mengerti juga.

"KAK SISI ADEK KESANYANGANNYA PULANG." Teriak Sela yang tiba tiba muncul dari luar, sungguh suaranya sama percis dengan Toa masjid yang sudah ruksak.

"Ishhh dek jangan teriak teriak gitu dong berisik tau, lagian kasian juga ke kakak tampannya yang baru sadar." Ujar Keysi yang kesal kepada adeknya.

Bukannya Sela menjawab perkataan dari kakanya, melainkan Ia langsung memeluk D.o dengan sangat kencang.

"Ehhh, ehhh, dek itu kasian bang tampannya aduh lepasinn." Kata Keysi panik karna D.o pasti risih di perlakukan begitu.

"Ngga mau Sela mau meluk bang tampan, kapan lagi coba meluk artis korea." Timpal Sela yang masih asik memeluk D.o

"Tapi kasian bang tampannya badannya masih pada sakit sakit, lepasin ya nanti lagi peluknya." Keysi berusaha membujuk Adiknya.

Enak banget bisa meluk Do kyungso!

Akhirnya Sela melepaskan pelukannya, D.o tampaknya risih di perlakukan seperti itu dan juga melenguh karna kesakitan. Sekarang D.o menatap Sela dengan penuh, seakan akan Ia kesal kepada adeknya.

"Jangan natap gitu dong bang tampan Sela ngga bakalan takut, kan bang tampan wajah mau di gimanain juga tetep ganteng ngga ada takut takutnya." Ujar Sela.

Duhh anak manusia satu ini bisa aja!

Keysi yang mendengarnya pun menahan tawa, ada benarnya juga Sela berbicara seperti itu.

Yang tadinya tidak ada menjadi ada.
Yang tadinya menjauh pun akhirnya mendekat.
Yang tadinya seperti upik abu sekarang menjadi berlian.
Yang tadinya khayalan menjadi kenyataan
Karena itulah takdir, bisa kapanpun berubah dan di manapun bisa terjadi, kalau tuhan sudah mengijinkannya.




CoincidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang