Jimin berjalan kearah parkiran dan langsung mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya sekarang ke rumah kekasihnya, ralat mantan kekasihnya. Jimin tidak ingin mengatakan Olivia adalah mantan kekasihnya karena belum bisa menerima itu. Selama perjalanan kerumah Olivia, pikiran Jimin dipenuhi oleh Olivia. Ya, dia memang brengsek disini ialah yang salah benar-benar brengsek ia mengakuinya.
Tidak perlu waktu lama, ia sudah ada di depan rumah Olivia yang entah pemiliknya ada didalam atau tidak. Jimin dengan langkah besarnya berjalan kearah depan pintu rumah dan menekan bel berkali-kali. Tidam ada jawaban, Jimin mendongakkan kepalanya untuk melihat kearah kamar Olivia. Gotcha! Jimin melihat badan Olivia yang mengintip tapi setelah ketauan badannya sudah tidak ada. Jimin kembali menekan bel rumah Olivia, tapi si pemilik tidak kunjung membuka pintunya.
"Oliv, tolong bukain"-ujar Jimin drngan setengah berteriak
Karena lelah menekan bel terus, akhirnya ia mengetuk pintu rumah Olivia dengan sedikit keras. Masih sama pintu belum juga terbuka, Jimin menunduk menahan rasa frustasinya. Tidak menyerah, Jimin kembali melakukan hal yang sama namun masih sama tidak ada jawaban.
"Oliv, tolong buka pintunya sayang"-lirih Jimin namun si pemilik masih bisa mendengarnya
Saat ingin mengetuk pintu kembali, bunyi buka kunci terdengar. Dengan cepat Jimin mendongakkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kacanya. Pintu terbuka memberikan celah diantara meeeka berdua. Hanya celah sedikit yang dapat Jimin lihat hanyalah setengah wajah Olivia.
"Mau apa?"-tanya Olivia
"Aku mau minta maaf say-"-ucapan Jimin terpotong
"Jimin-ah, gue udah maafin lo tapi bukan berarti gue bisa balik lagi ke lo"-Olivia
"Kenapa? Aku minta maaf, aku emang brengsek, bajingan gila. Aku akui itu, aku juga akui aku salah tapi tolong jangan putuskan hubungan kita"-Jimin
"Semuanya sudah terlanjur Jim, keputusan gue masih sama"-Olivia ingin menutup pintu tapi ditahan oleh Jimin
Dengan cepat Jimin mendorong pintu yang menghalangi mereka supaya ia bisa melihat dan memeluk Olivia. Pemilik rumah itu yang tadinya berdiri dibalik pintu, badannya terdorong kebelakang akibat dorongan Jimin. Dengan kesempatan itu Jimin melangkah mendekati Olivia lalu memeluk tubuh mungil wanita itu.
"Aku gak mau pisah sama kamu, maaf udah rusak kepercayaan kamu sama aku. Aku takut kalo kamu gak selalu ada disampingku Olivia"-Jimin menenggelamkan kepalanya di leher jenjang Olivia
"Jimin, lepaskan!!! Lo gak sopan banget sih nerobos masuk ke dalam rumah orang!!!"-Olivia mendorong badan Jimin
"Jangan pergi"-Jimin
"Lo udah terbiasa ninggalin gue Jim, selalu bareng teman-teman lo dan pastinya lo sering jalan bareng sama selingkuhan lo!! Kenapa masih nyuruh gue buat gak ninggalin lo?!"-Olivia sudah ingin menangis
"Karena kamu sengalanya bagi aku, jangan tinggalin aku Oliv. Tolong"-lirih Jimin
"Jawaban gue masih sama Jim, gak bisa dan bakal terus begitu"-Olivia
Jimin yang sudah tidak tahan akan penolakan Olivia langsung mencium wanita itu. Olivia terkejut dan berusaha menghindari ciuman yang Jimin berikan. Dan akhirnya Jimin. Melepaskannya sendiri dan menatap Olivia dalam dengan mata sayunya.
"Tolong kasih aku satu kesempatan aja, aku janji bakal setia sama kamu"-Jimin
Olivia menggelengkan kepalanya kuat, ia tetap menolak permintaan Jimin yang begitu memaksanya. Setelah memberikan gelengan kepala, Olivia mendorong badan Jimin supaya ia keluar dari rumahnya dan tidak membuat keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
a strange occurrence
FantasySeorang gadis remaja bernama Olivia tidak sengaja melihat cermin di gudang rumahnya terlihat sangat bersinar. Saking penasarannya ia menyentuh cermin tersebut dan langsung berada di tahun 1820 dan ditolong oleh puteri kerajaan. seiring berjalannya w...