5. Truth Or Dare

18 5 4
                                    

Malam Minggu adalah malam surga bagi mereka yang memiliki pasangan, namun untuk Anya dan Fitri malam Minggu adalah malam mereka berdua untuk menghabiskan waktu dalam sesi "Curhat Malam Minggu." Iya begitulah judul kegiatan mereka malam ini. Karena Fitri yang akan pulang besok pagi, jadi Anya akan memberikan sebuah hadiah kecil. Suvenir penginapan misalnya.

"Eh nyak, kita main truth or dare yuk." Ajak Fitri sambil mengambil pulpen yang ada di meja belajar Anya.

"Berdua doang mah gak asik."

"Kan emang ada kita berdua disini, loe mau ajak mama loe?" tawar Fitri.

"Dih gak gak. Ya udah putar."

Saat Fitri memutar pulpen tersebut, dan tepat sekali ujung pulpen langsung mengarah kepada Anya.

"Truth or dare?" tanya Fitri

"DARE." Ucap Anya yakin.

"Uuuuuuuuu mantep lah, kalo gitu darenya loe telpon si Bagas minta dia bawa makanan." ucap Fitri sambil menaik turun kan alisnya.

"Gila... Gak mau gue." Tolak Anya.

"Loe tadi milih Dare loh uda bilangnya dare nya mantep juga. Masa gak mau."

"Yang lain aja gak ada?" tawar Anya.

"Gak ada, dah gih telpon aja hahahahahahahahah." Tawa Fitri pecah saat melihat raut muka Anya yang berubah 180 derajat.

Anya langsung mengambil handphonenya yang ada di nakas, dan langsung menelpon Bagas. Demi apapun sekarang Anya gak tau harus bilang apa:(

Dengan perlahan Anya mulai mencoba menelpon Bagas, hanya 3 kali nada sambung dan telpon langsung diangkat.

"Halo Anya.." sapa Bagas.

Anya masih terdiam melihat kearah Fitri yang hanya memberikannya dukungan lewat gerakan tangan yang diayunkan ke atas dan ke bawah.

"Halo Anya, loe masih disitu?" tanya Bagas lagi.

"Emmm ya halo gas, maaf ngerepotin lu malam malam.." putus Anya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa?"

"Gue...gue...gue.." ucap Anya terbata bata. Fitri yang melihat tingkah Anya langsung mengagetkan nya dari belakang.

"Gue minta tolong beliin makanan apa aja karena gue belum makan ke jalan kenanga nomor 2 rumah gue!!!." Ucap Anya spontan, dengan cepat karena keterkejutannya yang disebabkan oleh Fitri dan refleks Anya langsung mematikan sambungannya.

"Fitri gilaaaaaaaaaa uda lah gue gak mau main lagi sama loe!!" ucap Anya langsung meninggalkan fitri menuju ruang keluarga.
Fitri yang memperhatikan kelakuan Anya langsung tertawa tanpa merasa berdosa dan menyusul Anya ke ruang keluarga.

"Muka jangan ditekuk Mulu nyak. Kan belum tentu itu si Bagas iyain. Lagian lu juga tadi cepet ngomongnya kayak orang dikejar anjing bahahahahahah." Tawa Fitri kembali pecah saat mengingat kejadian tadi.

"Tau ah gue sebel."

Fitri yang bersalah dalam hal ini, namun Fitri kembali mengajak Anya untuk bermain truth or dare.

"Nyak main lagi yuk." Bujuk Fitri.

"Ogah, nanti gue lagi yang kena." Jawab Anya sebal.

"Gak lah kali ini gue, sekarang loe mau ngasih gue truth atau dare?" tanya Fitri yang langsung di respon dengan antusias.

"Okey! Loe gue kasih dare!!" ucap Anya kembali bersemangat.

"Jangan aneh aneh loh nyak."

"Bodo.. wleee" ucap Anya sambil mengulurkan lidahnya.

Kita BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang