Bad Encounter

440 33 16
                                    

    "Baik anak², hari ini kita kedatangan murid baru." 1 kelas udh langsung kayak konser "Uwaaaa!!!!", "Kyaaaa!!!", "TARIK MANG!", eh salah.

    Anak² cewek berharap bahwa murid barunya cowok, sedangkan anak cowok berharap murid barunya waria, eh? GA GA GA.

      Lelaki berambut coklat masuk dengat tangannya yg ditaruh di kantong. Cewek² langsung teriak histeris. Udh ketebak banget gendernya apa.

     "Nama, Hong Joochan." singkat, padat, JELAS yg dimata cewek langsung dicap sebagai anak COOL.

     "Baiklah Hong Joochan, silahkan duduk."

   

  "Hai, Kim Donghyun. Salam kenal." Donghyun mengulurkan tangannya mengajak berjabat tangan yg tidak dihiraukan oleh Joochan. SHOMBONK AMAT.

     "Baiklah hari ini, kita akan mengerjakan projek. Kalian akan membuat miniatur tempat khas setiap daerah/kota. Biar mudah menentukan kelompoknya karena kitapun memiliki murid baru. Pasangan kalian ditentukan sesuai pasangan bangku ya."

    
    "Joochan, apa nanti kau ada waktu sepulang sekolah?"

    "G ada."

"Besok?"

"G ada."

"Lusa?"

"G ada."

"Terus ada waktunya kapan dong?"

"G ada."

Donghyun nyerah ngomong sama es padels pop ini.

    Pulang sekolah

    Mereka mengerjakan proyek selama 5 jam berturut-turut (Donghyun nyeret Joochan buat nugas), untungnya satpam sekolah ngusir mereka pas mereka selesai. Mereka sekarang berjalan pulang keluar gerbang.

   

"YEAYYYYY, Namsan Towernya udh jadi!!! Oh iya, ini."

    "Hah? Ngapain aku yg bawa? Taruh aja di rumah kamu.

   "Gak bisa, adik ku nakal. Kalau misalnya dia rusakkin gimana."

    "Ckkk, rese banget. Mana sini!"
Joochan merebut proyek itu dari tangan Donghyun.

    "Terima kasih ya Joochan." Donghyun menampilkan senyum yg membuat matanya menjadi bulan sabit.

    "Hmmm."

Setelah menjadi pasangan untuk tugas, Donghyun dan Joochan udh jarang ngrobrol, paling juga Donghyun yg nyapa tapi selalu di🥜in sama Joochan.

3 bulan kemudian

    "Pembagian nilai untuk semester ini sudah keluar, apabila nama kalian ibu panggil, silahkan maju ke depan." sekelas langsung bisik², ada yg keringat dingin, tangannya cetak cetok pulpen, kakinya gerak² g jelas. Pokoknya pada gugup lah.

     "... Hong Joochan." Joochan menerima kertas tersebut dan membungkuk, "Selamat ya."

    "Joochan, kamu ranking berapa?" Donghyun dritadi berusaha ngintip keponya udh g bisa ditahan. Sedangkan yg ditanya memasang muka takut dan khawatir.

    "Wah, kamu peringkat 1?!?!" bisik Donghyun heboh. Joochan hanya melirik ke Donghyun dan mengangguk. Ni org g bisa senyum apa pengen banget Donghyun narik bibir Joochan ke atas.

Pulang sekolah

    Donghyun berada di basemen tempat parkir habis ngebuatin kopi buat pak satpam sekolah. Sebenarnya ini rutinitas Donghyun, dia udh sering buatin kopi buat pak satpam sekalian ngobrol² dikit. Pokoknya Donghyun tuh adalah definisi Social Butterfly sesungguhnya.

    "Loh, pak satpamnya pada kemana?"

"JADI ANAK JANGAN MALU²IN!" Donghyun ngedenger suara menggelegar di sebelah, pas diliat sambil sembunyi, ternyata Joochan lagi berdiri sambil nunduk dengan bapak², yg memukul-mukul kepalanya dengan kertas.

    "AYAH BAYARIN KAMU UNTUK KAMU MEMBUAT PRESTASI DAN MEMBAWA NAMA BAIK KELUARGA! HANYA ITU YANG AYAH MINTA HONG JOOCHAN. NILAI SEPERTI INI TIDAK PANTAS BAGI SEORANG HONG!"

     "Udah yah, walau nilai matematikanya tidak 100, tetapi Joochan tetap peringkat 1 di atas teman²nya." bela perempuan yg memakai riasan menor(?)

    "JADI ANAK KERJAANNYA CUMAN BISA MALU²IN! PUNYA OTAK DIPAKE!" lelaki itu menunjuk² kepala Joochan yg menaha tangis.

   "Aku harus mengejar anak² lain karena aku murid pindahan hanya dengan waktu 2 bulan, apakah peringkat 1 tidak-"

BUGH!

   Joochan terhempas ke tanah dengan darah segar mengalir di ujung bibirnya.

   Bapak itu sibuk menendang-nendang perut Joochan hingga empu meringis kesakitan "Akhhh..."

"Mah, masuk ke mobil sekarang."

"Tapi Yah..."

"CEPAT MASUK SEKARANG!"

    Bapak itu mengangkat dagu Joochan

   "Anak sepertimu tidak layak mendapat apapun. Kau tidaklah lebih dari sebuah kekecewaan."

    Setelah lelaki itu pergi dengan mobilnya, Donghyun dengan cepat menghampiri Joochan yg tergeletak lemat di lantai dingin basemen.

    "Hong Joochan, Hong Joochan bangun!"

•••

"Eunghhh, ini dimana?"

"Eh udh sadar? Ini kamu di UKS, nih minum dulu."

   "Donghyun? Kok kamu bisa tau?"

"Udh minum dulu." setelah meminum air putih, Joochan langsung keluar UKS sebelum

   "Joochan! Maaf, tadi aku g sengaja ngedenger pembicaraan kamu sama papah kamu, beneran kok tadi itu murni-"

   Joochan langsung menarik kerah Donghyun "Apabila kau memberitahu anak² lain-"

    "Apa kau puas?"

"Hah?"

   "Apa kau puas dengan nilaimu?"

"Kau ini ngomong apa sih?"

     "Aku hanya ingin bilang, jangan membuat orang lain membuatmu merasa kurang." Joochan yg tidak menyangka perkataan Donghyun melonggarkan pegangannya pada kerah Donghyun.

  

   "Mungkin kau tidak tahu ini, tapi aku selalu memerhatikanmu karena kita sebangku. Kau tidak pernah keluar kelas hanya untuk menyusul materi, tugas, dan soal latihan yg tertinggal karena kau murid baru. Terkadang aku melihatmu menatap ke ruang seni melihat anak² padus bernyanyi."

    Joochan melepaskan tangannya dari kerah Donghyun dengan pupilnya yg bergetar.

    "Jangan biarkan orang lain membuatmu kecil hati dengan prestasi yang kau capai. Nilai dan angka yg kau dapatkan adalah murni hasil kerja kerasmu selama ini. Tetapi ingatlah Hong Joochan, kau melakukan semua ini untuk siapa? Untuk memenuhi ekspektasi orang lain, atau untuk dirimu sendiri? Menukarkan kebahagiaanmu hanya untuk angka tidaklah setimpal."

   Donghyun mengambil barang²nya dan keluar dari UKS.

    "Tentang di basemen tadi, tenang saja, aku tidak akan memberi tahu siapa pun."

To be continued...

Aku ambyar Dongchan pas nonton Tongtongtv ಥ‿ಥ❤️

   

Precious •|DongChan|•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang