Go vote and comment when or after reading this story . Thanks
____________________________________
Sudah seminggu sejak Yeonjun memberi nomor teleponnya kepada ku. Setiap malam ia tak pernah lupa untuk menelepon. Dia selalu bertanya bagaimana kabar ku dan bercerita. Mungkin dialah yang paling semangat menceritakan banyak hal, aku cenderung menjawab ya atau tidak, tertawa, atau memberi respon sederhana. Ya, selain bercerita dia juga sering menggoda ku hingga pipi ku panas.
Aku menikmati setiap waktu yang kami habiskan untuk bertelepon. Yeonjun orang yang ramah dan menyenangkan. Dan aku semakin mengenal tentang dia. Mulai dari siapa dia, dimana dia bersekolah, apa kegemarannya, dia juga bercerita tentang sahabat-sahabatnya yang bernama Soobin, Beomgyu, Hyuningkai, dan Taehyun. Aku juga tahu bahwa ia setahun lebih tua dari ku.
Dia juga bertanya bagaimana kehidupan ku. Tentu saja kujawab seadanya. Aku mengatakan bahwa aku pengidap Social anxiety disorder, aku tidak bisa sekolah formal, apa kegemaran ku dan sebagainya. Hidupku membosankan.
Saat Yeonjun pertama kali menelepon ku seminggu yang lalu, aku benar-benar terkejut karena ini pertama kalinya seseorang menelepon ku. Selain orang tuaku tentunya. Aku spontan menerima panggilan. Dia berbicara sekitar dua menit dan seketika ia terdengar sedikit marah karena orang-orang dibelakangnya mengganggunya. Dia bilang sahabat-sahabatnya sedang menginap dirumah nya sehingga ribut sekali. Dan mereka menguping Yeonjun dan menggodanya saat Ia bertelepon dengan ku. Aku ingin tertawa tapi kutahan walau kurasa aku senyum-senyum sendiri. Aku iri sekali dia punya banyak teman.
ddrtt~ ddrrtt~
Ponsel ku berdering tanda ada telepon masuk.
Dia tahu sekali jika aku sedang memikirkan nya. Yeonjun menelepon ku juga hari ini. Aku segera mengangkat telepon itu.
Sena: "Hallo!"
Yeonjun: "Hai, Sena-ssi! Kau belum tidur? Ah, jangan-jangan kau menunggu telepon dari ku, ya?"
Apa-apaan anak ini, seenaknya menduga-duga. Aku tidak menunggu telepon mu, huh.
Sena: "Ti...tidak, kok! Mana mungkin aku menunggu telepon mu! Lagian sekarang masih pukul setengah sembilan malam."
Yeonjun: " Hahaha. Atau jangan-jangan kau sedang memikirkan ku kan? Aku tahu aku memang punya banyak pesona yang selalu dirindukan."
Dia tahu darimana aku sedang memikirkan nya. Dia bisa membaca pikiran seseorang? Sepertinya aku harus mulai berhati-hati. Tunggu! Lihat, wajahku berubah merah.
Sena: " He- hentikan! "
Lagi-lagi dia hanya tertawa. Sudah kubilang jika dia suka menggoda ku saat bertelepon.
Yeonjun: " Baiklah, aku akan berhenti! Aku hanya ingin membuatmu lebih banyak bicara. Kau sangat irit respon seperti aku sedang berbicara dengan petugas kepolisian saja!"
Aku terkekeh. Dia manis sekali. Aku hanya memujinya.
Yeonjun: " Hei, kau sudah makan? Jangan terlalu banyak makan muffin atau kau akan sakit perut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from the window | Choi Yeonjun |
ФанфикSudah tujuh belas umurnya, dan hingga saat ini pun gadis itu tak berniat untuk menginjak halaman rumah nya. Dia percaya telah mengidap social anxiety disorder. Sena takut berinteraksi dengan orang di luar sana. Hidup dengan menghabiskan waktu lebih...