"P' biarkan aku menjemputmu."
"Tak perlu Mark, aku bersama ayah. Kau jangan lagi bolos kelas. "
"Au P' aku hanya ingin bersamamu."
"Aku pun sama, aku merindukanmu, aku ingin terus bersamamu Mark. Aku hanya pergi check up, tapi kau perlu menghadiri kelasmu. "
"Hmm, baiklah P'"
"Err, aku akan mengabarimu jika sudah selesai."
"Jangan sampai lupa P'! Aku ke kampus sekarang."
"Ya, hati-hati saat di jalan." Vee menutup teleponnya.
"Hufffy bucin baru netes." celetuk Yoo.
"Iri?" Bales Vee.
####
Mark pov
Sampai sore tak ada kabar dari P' padahal dia bilang akan mengabariku sepulang dari check up, panggilan juga pesanku dia abaikan. Jadi sepulang dari kampus aku mengunjungi rumahnya.
Sampai di rumah P', aku disambut ibunya, beliau langsung mengajakku ikut makan malam bersama ayah juga P'Yoo tanpa P'Vee, kata ibu P' di kamarnya. Ibu tak mengijinkanku menemui P' sebelum aku makan terlebih dulu.
Selama makan, keluarga P' terus mengajakku ngobrol. Keluarga ini membuatku iri, meskipun sederhana tapi menyenangkan dan terasa hangat. Aku tak pernah mendapati hal seperti ini di rumah selain kata-kata dingin ayahku dan ibu yang akan menghiburku setelahnya.
Namun aku merasa aneh sepanjang obrolan tak sedikitpun mereka menyinggung tentang P'."Ayah, bagaimana hasil check up P'?" tanyaku. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba suasana tampak canggung. Ayah ibu juga P'Yoo saling pandang. Pikiranku mulai tak tenang mengenai hal itu, aku berharap tak ada yang buruk terjadi.
"Mmm.. Itu..Err.. Mark kaki Vee tak bisa pulih seperti semula." lanjut ayah.
"Maksud ayah? "
"Tulang telapak kaki kiri juga beberapa jari Vee hancur, itu membuatnya kehilangan kemampuan mengatur keseimbangan badannya, dia tak akan bisa berdiri dengan kakinya tanpa penopang. "
BOOM!!
Gelenyar rasa sakit meremas dadaku, mataku memanas dan tanpa bisa kutahan airmataku lolos. Kulihat Ayah nampak berkaca-kaca, ibu bahkan sudah beberapa kali menyeka air matanya, sedang P'Yoo terus menunduk memainkan gelas minumnya.
"Apa tak ada treatment dokter untuk mengatasinya? "
Ayah tersenyum getir, "Ada... dengan rekonstruksi tulang, teknik itu bisa memperbaiki bagian tubuh yang rusak, membantu merekonstruksi pembuluh darah dan jaringan otot, juga mengembalikan fungsi normal organ yang rusak. Tapi untuk saat ini kami belum bisa melakukanya.... "
"Kenapa? "
"Oey tuan muda... Keluarga kami segera jadi gelandangan untuk biaya operasi Vee." jawab Yoo yang dihadiahi pukulan sendok dari ibunya.
Aku lupa kalo keluarga P' berbeda denganku, salahku yang tak peka. "Maaf. "
"Kenapa minta maaf, kau tak salah. Kau tak perlu khawatir, kami akan mengusahakan yang terbaik untuk Vee. " Ayah tersenyum tapi aku tahu kalau itu berat untuknya.
"Nah Mark, ibu minta tolong padamu untuk mengantarkan makan malam Vee, ini sudah ibu siapkan. Sekalian suruh dia minum obatnya. "
"Baik bu."
"Ayah ibu aku akan keluar, aku tak ingin lihat drama korea yang pindah kamar sebelah."
"Anak ini! " omel ayah, "Jangan dengarkan ocehan bocah gila ini Mark."
P'Yoo tertawa mendengar omelan ayah saat beranjak dari kursi, ia tersenyum melihatku lalu ia menepuk pundakku.
"Mark, kau sudah berbaikan dengan Vee tapi kau belum kembali bersama Vee bukan? belum terlambat Mark, kau tak perlu memaksakan dirimu, kau tak perlu mengkhawatirkan Vee, ada kami bersamanya. Kami tak ingin kamu terbebani." bisik P'Yoo sebelum melangkah pergi.
Bagaimana bisa aku terbebani, jika P' menjadi seperti ini karena aku. Aku sudah cukup lelah saat kami terpisah dan saling menyakiti, aku tak ingin lagi. Bagaimana aku akan baik-baik saja tanpa P'Vee lagi.
Aku merasa kepalaku sangat penuh, aku bingung. Bagaimana jika P' benar-benar tak bisa berjalan tanpa penopang? Bagaimana jika dia kehilangan kepercayaan dirinya karena itu?
Dan P'Vee adalah orang yang sombong, yang slalu bangga dengan dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa menerima keadaannya saat ini, kehilangan kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri, kakinya tak lagi dapat menopang tubuhnya dengan tegak. Dia yang menggilai sepak bola, bagaimana bisa dia harus dipisahkan dari kesenangannya. Seperti jika aku tak bisa lagi berenang, aku tak tau apalagi yang bisa ku lakukan.