Hujan di balik jendela

13 0 0
                                    

Kala itu hujan lebat, selepas dari terminal Bungarasi ke Kediri. Aku memandangi dengan cermat tetesan yang membentuk beberapa pola di kaca jendela bus, yang mana permukaan di dalamnya terlihat buram dan berembun. Jalan tol yang berukuran lebar menarik bus melaju dengan kecepatan tinggi.

Sementara penghuni bus terlihat seperti berada dalam kekosongan, tak ada satupun dari mereka nampak dalam kepanikan. Pikirku, mereka larut dalam pelukan irama dangdut Via Vallen ala Jawa. Dan aku, aku sibuk menghitung pentolan-pentolan hujan yang menabrak arah bus berkali-kali.

Runtuhan hujan tanpa ampun dari bahu langit, serasa mengarahkan ribuan anak panah membentur kaca jendela dengan suara tak teratur, serta disusul gelegar petir yang melepas nada sarat duka pada seluruh penghuni daratan Jawa. Seketika hati berbisik, seolah merasakan larah dari simfoni kesedihan yang dilempar sang petir.

"Apakah alam sedang murka, kenapa ia begitu lantang melepas gemuru pada setiap orang yang mendengarnya?"

Sepanjang jalan, kolaborasi musik dengan malam remang membuatku termangu menatap jendela tanpa syarat. Seketika Keheningan luar biasa tercipta antara kau dan aku. Temaramnya lampu dalam bus menjadi perisai sempurna menghudupkan hati yang tengah terbentur, menafikan dua telaga yang tumpah dari netra.

Iya, masa lalu tengah merongrongku pada kilasan peristiwa lampau yang berkelebat tanpa sungkan, serupa mengiris kulit tanpa menitihkan setetes pun cairan merah. Karena Jejak peristiwa tempo hari tak lagi bernilai apa-apa, namun getarannya masih saja menjadi misteri yang susah dipadamkan.

Apa daya manusia hanya bisa menulis rencana masa depannya seindah mungkin. Namun pinsil dan penghapus Tuhan jauh lebih kuasa, Ia bisa menambah, membelokan bahkan bisa menghapus total segala rencana ciptaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetesan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang