Kirana Larashati Ameera
Egois. Banyak yang bilang gue itu orangnya egois, cuman mentingin diri sendiri. Padahal maksud gue bukan seperti itu. Gue cuman pingin hidup dengan menomor satukan diri gue sendiri. Gue cuman pingin hidup untuk selalu menyelamatkan diri gue. Diri gue sendiri adalah yang paling utama.
Banyak orang yang gak sependapat sama gue dan malah menyalahkan gue dengan gue yang seperti itu.
Mereka juga bilang gue itu orangnya terlalu tertutup. Pertahanan diri gue terlalu kuat, sampai-sampai gak ada satu orang pun yang gue biarkan masuk ke hidup gue. Padahal bukan seperti itu juga maksud gue. Gue akan dengan senang hati mempersilahkan orang-orang masuk ke hidup gue tapi dengan sangat hati-hati dan terseleksi.
Again gue cuman gak mau harus buang-buang waktu gue untuk orang-orang yang gak worth it.Gue cuman mau hidup dengan hati-hati dan tanpa banyak tersakiti.
Tapi dibalik semua kata orang tentang gue, gue tetap akan mempertahankan hal-hal tersebut. Gak peduli mau di omongin gimana pun. Gue akan tetap pada diri gue yang seperti ini. Karena gue hidup bukan untuk orang lain. Gue hidup untuk diri gue sendiri.
Being your true self is not a bad thing right?
Praja Kama Adirama
People pleaser. Begitu kata salah satu tweet orang yang gue baca. Gue itu termasuk orang yang people pleaser, soalnya gue terlalu sering melibatkan orang lain dalam keputusan yang gue ambil. Gampangnya gue itu orangnya gak enakan, dan selalu ingin saran dari orang lain.
Setiap kali gue menghadapi suatu masalah gak jarang gue akan mencari orang lain untuk bertanya kira-kira kalau gue ambil langkah ini udah bener belum ya, atau kalau gak kira-kira gue ambil keputusan ini nanti reaksi orang-orang bakalan gimana ya.
Sebenernya bukan karena gue gak bisa menyelesaikan masalah tersebut sendiri, gue cuman gak yakin dan merasa kalau saran dari orang itu akan lebih membantu gue. Dalam setiap keputusan hidup yang gue ambil pun, gue selalu berpikir keras banget karena gue takut nanti bakalan ada yang kecewa atau sakit hati dengan keputusan yang gue ambil.
Ya mungkin bisa dibilang gue seperti hidup untuk orang lain.
Gue tau ini salah. Sangat tau. Tapi, setiap gue ingin berubah untuk menjadi sedikit lebih egois gue selalu mikir, kita ini kan makhluk sosial jadi ya wajar aja kalau kita selalu melibatkan orang lain di dalam segala aspek kehidupan kita ya gak?
Jeena Yurishya Arletta
" Najis judes banget deh wajahnya "
" Liat deh dia, perasaan gue gak kenal loh. Udah di judesin aja "
Wajah judes. Itu yang orang pikirkan setiap pertama kali ketemu gue. Kata kasarnya sih wajah gue ini resting bitch face.
Dengan wajah gue yang seperti ini mau gak mau membuat gue sulit juga buat punya teman. Kalau kata orang-orang wajah gue tuh kaya wajah orang yang mau ngajak musuhan. Mangkanya mereka pada ogah duluan mau ngomong sama gue.
Perasaan gue? Awalnya gue sakit hati sih, jelas lah. Orang gue gak ngapa-ngapain udah di judge aja. Tapi lama kelamaan gue justru jadiin hal ini sebagai tameng buat diri gue sendiri.
Karena gue tau gak semua orang itu baik. Ada hitam dan putih, ada juga orang baik dan orang jahat. Dalam kasus di kehidupan gue, orang jahat adalah orang yang semena-mena sama orang. Contohnya ya orang-orang yang gak kenal gue tapi tau-tau udah menghakimi gue duluan hanya karena fisik ataupun wajah gue.
Beruntungnya dengan wajah judes gue ini, orang-orang jadi segan sama gue. Dan secara gak langsung ini jadi tameng perlindungan buat diri gue.
Kalau bukan gue yang melindungi diri gue sendiri, ya siapa lagi?
Seandre Mateo Aderalt
Trust. Menurut gue percaya sama manusia di jaman yang sekarang ini tuh zero alias ya manusia-manusia jaman sekarang tuh susah banget buat di percaya.
Gue juga gak sebegitunya percaya sama temen gue sendiri bahkan keluarga gue sendiri, mau gue udah kenal dia 10 tahun atau dari bayi udah bareng-bareng pun, gue tetep gak akan percaya sepenuhnya sama orang-orang tersebut.
Peolple are scary.
Manusia itu menakutkan banget. Mereka bisa berubah dengan sebegitu secapatnya dan bisa juga nusuk lo dari belakang dengan sebegitu lihainya di saat lo hanya lengah menoleh sedikit aja.
Hal ini juga yang buat gue gak percaya kalau teman ataupun keluarga yang sesungguhnya itu ada. Karena menurut gue, manusia itu akan mendekat kan dirinya dengan yang lain jika dia membutuhkan sesuatu dari orang tersebut. So Artinya manusia itu melakukan segala sesuatu nya kalau ada maunya, ada tujuan nya.
Gak ada orang yang bener-bener tulus.
They need you because you have something that they don't have. Yes or yes?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdebatan Rasa
FanfictionTerkadang perdebatan itu memang tidak bisa dihindari. Ada juga perdebatan yang memang seharusnya terjadi, ada juga yang tidak seharusnya terjadi. Lalu, bagaimana seharusnya kita mengatasi kedua perdebatan itu? Kapan waktu kita untuk mengalah dan w...