Bab 1

16 2 0
                                    

[ Beberapa tahun kemudian ]

“Hey Elexa… anak angkat dari Oma Falliexa sekaligus pemilik sekolah elit ini! Kok kamu bisa sih masuk sekolah Center Castell? Bukannya… ayahmu itu seorang narapidana ya? Dan.. mengapa coba Oma harus mengasihanimu dan kembaran mu itu? Hahahaha!!” ucap gerombolan anak satu kelas dari Elexa.

Namun Elexa diam dan menikmati bekal yang tadi pagi Felios buat untuknya. “Hey! kau tidak mempunyai telinga ya? dasar anak cupu!” cetusnya lagi sambil menghentakkan tangannya dimeja Elexa sampai dia terhenti untuk menyuap makanannya.

Tiba -tiba Elexa berdiri dengan tegas dan memandang sinis kepada mereka dan pergi begitu saja membawa bekalnya menuju taman duduk dibawah pohon Bunga Magnolia. Sebenarnya ini jam istirahat yang sangat sempit untuk bersantai.

Namun Elexa tidak perduli, sambil menyantap bekalnya dengan lahap dia melihat pohon Bunga Magnolia itu mekar bahkan tanpa sadar ia menyentuh kalung yang ada dilehernya sambil tersenyum tipis namun tulus.

“Wah… lama sekali aku tidak melihat Bunga Magnolia itu mekar, dan juga.. lama sekali diriku tidak melihat gadis cantik seperti kakak ku ini tersenyum seperti tadi.” cengir Lelaki manis berambut merah blush sama seperti Elexa, benar dia adalah Felios adik kembar Elexa yang kini telah duduk disampingnya dan melihat ekspresi kakak kesayangannya karena Elexa bukanlah gadis yang mudah untuk tersenyum.

Elexa terkejut namun dengan ekspresi datar langsung membereskan bekalnya yang telah habis itu “Tolong dijaga perkataanmu itu Felios... aku sedang tidak melihat apa-apa, bagaimana harimu sekarang?,” jawabnya.

Felios menyipitkan matanya “Hey… Tumben sekali kau bertanya bagaimana hariku? Seperti bukan dirimu saja, mengapa? Apa mereka membully mu lagi? Sudahlah… kau ja-,”

Belum selesai Felios bicara Elexa langsung memotong pembicaraannya “Sudah lah jangan mengoceh untuk hal yang tidaklah penting, Felios… hari ini kau tau bukan, kita harus kemana? Dan… apakah kau sudah izin dengan Oma tentang hari ini?,”

“Ahh! kau benar juga… aku tau, hari ini.. kita akan pergi ke makam Ibunda.. aku sangat merindukannya,” jawab Felios dengan senyum tulus.

Dan Bunga Magnolia tersebut mekar dengan sempurna beberapa berjatuhan karena hembusan angin hingga mengenai kami berdua aroma ini… seperti aroma taman rumah kami dahulu. Aku sangat ingat itu, dan aku sangat paham mengapa Elexa tersenyum karena aroma Bunga Magnolia itu mengingatkan kami kepada Ibunda.

De TweelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang