2. Bertemu Kembali

46 19 20
                                    

Hai sahabatku yang super duper keren, selamat malam semua... Ayo kita lanjut membaca karya saya. Jangan lupa budayakan mengeklik bintang dan beri saran setelah membaca. Terima kasih dan selamat membaca.

                             💚 💚💚💚 💚

Sementara di sebuah gudang duduk seorang gadis yang tak lain adalah Alexa. Setelah menerima telepon dari Andi, dia langsung menuju ke gudang itu. Jantung terasa lebih cepat berdetak dan merasa gugup untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Padahal selama ini dia yang selalu mengajarkan bagaimana bersikap dewasa.

Ya ampun, macam mana nih? Kenapa jantungku berdetak tak karuan? Apa yang harus aku lakukan jika bertemu Bobby? Apa aku harus memeluknya karena lama tak bertemu? Alamak, kenapa pula pikiranku seperti itu? batinnya dengan wajah yang tampak merah padam.

Selang beberapa menit kemudian, Bobby dan teman-temannya pun sampai di depan gudang itu. Kelima teman Bobby sengaja memperlambat langkahnya. Mereka sengaja memberikan ruang kepada Bobby dan Alexa untuk bicara. Namun, Bobby tidak menyadarinya sehingga dia agak kesal dengan kelakuan teman-temannya.

“Woi! Lambat kali sih kalian jalannya,”  ucap Bobby tampak kesal.

“Santai Brother ... lu sih robot gak ada capeknya dari dulu. Kalau kami ini manusia, jadi cepat capeknya,” balas Andi tak kalah sewotnya.

“Ya uda, aku masuk ke dalam duluan.”

“Assalamu'alaikum ...,” sapa Bobby setiap masuk ke gudang itu tanpa menyadari adanya seseorang di dalam gudang tersebut.

Deg ...

Seperti kenal aku dengan suara itu. Sangat familiar banget. Aduh ... kenapa dengan aku jadi panas dingin seperti ini? Apakah benar itu suara si Bobby?

“Wa ‘alaikum salam ..., Bobby!! Benarkah itu kau? “ jawab Alexa.

“Kak Alexa!!  Iya benar aku Bobby, Kak.”

“Bobby ....”

“Kak Alexa ....”

Bobby dan Alexa berlari dan mereka saling berpelukan erat melepas rindu yang telah lama terpendam. Mereka berdua menangis bersama, meluapkan semua rasa rindu yang mendalam. Begitu juga dengan teman Bobby ikut terharu, karena mereka tahu yang dirasakan temannya itu. Mereka selalu berkumpul di gudang itu, untuk berbagi suka dan duka setelah pulang sekolah. Baik itu masalah pelajaran, asmara, atau masalah keluarga mereka. Walaupun terkadang diselingi dengan lelucon yang membuat mereka tertawa. Persahabatan mereka dari dahulu tak pernah terpisahkan.

Alexa sendiri telah merasakan bagaimana persahabatan sang pujaan hati bersama dengan teman-temannya itu.

“Hm ..., sudah dulu pelukannya, ish ..., bukan muhrim. Nanti bisa kebablasan,” ujar Toni yang memisahkan keduanya dan membuat keduanya terkejut.

“Apaan sih, Ton?” jawab Bobby.

“Ah .. kalian ini bikin aku terkejut saja,”  lanjut Alexa yang menahan malu.

“Santai aja, Kak. Kami paham kok, apa yang Kakak dan Bobby rasakan selama ini. Kami di sini selalu mendukung apa yang kalian lakukan. Yang penting masih dalam batas kewajaran,” balas Andi.

“Sok puitis lu,” ejek Sela.

“Sudah-sudah, ayo mau diapain makanan sebanyak ini? Apa mau di lihat aja? Mubazir kan?” ujar Nina.

“Bilang aja kalau kamu sudah lapar,” balas Andi.

“Alamak hampir saja aku lupa, aku pun bawa nasi beserta lauknya. Biar kalian tak kelaparan,” kata Alexa.

Cinta Beda UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang