Prolog

38 18 48
                                    

"Aifa..? Kamu Aifa?" tanya seseorang yang tiba-tiba berhenti ketika melihat Aifa yang sedang duduk di halte menunggu angkot.

Mereka kemudian berpelukan erat melepas kerinduan yang sudah lama terpendam.

"Ani kan?" tanya Aifa untuk memastikan.

"Iya ini aku, kemana saja selama ini?
Aku sungguh merindukanmu."

Banyak sekali pertanyaan yang Ani lontarkan tapi Aifa buru-buru pergi karena angkot sudah berhenti di depan halte. Air matanya pun tak sadar jatuh berderai membasahi pipi dan membuat cadarnya basah. Belum sempat ia mengeluarkan untaian kerinduan terpaksa pergi karena sebuah urusan penting.

"Insyaa Allah kita bertemu lagi Ni," teriaknya dari dalam angkot sembari melambaikan tangan.

"Maafkan aku Ani, aku tak bisa menyapamu lebih lama lagi. Ini tidak seperti dulu, aku dan kamu sudah punya urusan masing-masing. Kehidupan ini sudah berbeda," batinnya.

Jangan lupa vote dan komen nya yah! Mohon maaf jika ada typo.

Sebuah PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang