Jungkook berjalan melewati orang-orang yang juga tampak sibuk dengan urusan masing-masing.
"Jika kau melihat mereka, jauhi saja anggap mereka tidak ada" Tegas jungkook yang dengan setia mengenggam erat pergelangan tangan soyeon.
"Apa dia?" tanya soyeon pelan membuat langkah kaki Jungkook berhenti.
Jungkook berbalik menghadap wanita yang sudah ia tiduri, "Iya, dia gadis yang aku ceritakan"
"Jadi jauhi saja mereka, terlebih si brengsek Taehyung itu" Jungkook mencengkram kuat bahu Soyeon membuatnya meringis ngilu.
"Maafkan aku" Sadar menyakiti Soyeon.
Jungkook sudah menceritakan semuanya pada wanita yang baru saja ia kenal, walaupun begitu jungkook merasa nyaman dengannya.
Jungkook sudah menjelaskan bahwa gadis itu boleh meninggalkan dan membongkar sikap bejatnya pada semua orang karena telah menjadikannya sebagai pelampiasan patah hatinya.
Tapi bukannya meninggalkan, soyeon malah setia mendampinginya. "Baiklah, sekarang kita pesan delivery saja dan makan di apartement ku" Jelas Jungkook.
Soyeon hanya pasrah mendapati pergelangan tangannya yang kembali ditarik.
---
"Sudah selesai?" Tanya Jungkook membersihkan sisa dari tempat Jjajangmyeon yang ia pesan tadi.
"Aku sudah kenyang" Soyeon merebahkan tangannya diatas sofa dibelakangnya. Satu tangannya sibuk mengelus perutnya yang terasa penuh.
Masih tersisa setengah porsi diatas wadah Jjajangmyeon, melihatnya saja sudah membuat perut soyeon mual.
Sekilas Jungkook melihat kearah wadah Jjajangmyeon yang masih menyisahkan banyak mi didalam nya.
"Biar aku yang habiskan" Jungkook berlalu membuang sampah yang ia bersihkan tadi.Dan kembali duduk mengambil makanan milik soyeon.
"Kau tidak perlu menghabiskan nya, aku tau kau juga sudah sangat kenyang" Sesal Soyeon melihat Jungkook mulai menyuapkan Jjajangmyeon miliknya kedalam mulut.
"Tidak apa-apa, aku sangat suka Jjajangmyeon" Balas Jungkook meyakinkan Soyeon.
"Paling tidak, kau harus ganti sumpit..itu bekas ku" Lagi-lagi soyeon menyesal pada Jungkook.
"Kau tidak perlu merasa bersalah, kita bahkan pernah bertukar air liur" Perkataan Jungkook yang terakhir membuat Soyeon bungkam.
Jantungnya berdegub kencang, Wajahnya panas membayangkan hal itu. Bagaimana Bisa Jungkook mengatakannya dengan begitu terus terang?.
Jungkook menatap manik mata Soyeon yang tampak gelagapan. Jungkook tertawa renyah disela kunyahannya. "Kenapa kau bersikap seperti itu, huh?" Tanya Jungkook gemas melihat ekspresi wajah Soyeon.
"Biar aku bantu, sepertinya aku masih lapar" Soyeon mencoba menutupi rasa gugupnya.
Pikiran nakal tercetus diotak Jungkook, "Kau masih mau?" tanya Jungkook yang langsung diangguki mantap oleh Soyeon.
Beberapa detik Jungkook mengambil suapan dan memasukkan nya cepat kedalam mulutnya.
Soyeon kaget melihat Jungkook yang menggeser tubuhnya mendekat, Jungkook memberi kode agar Soyeon mendekat.
Soyeon bukanlah perempuan bodoh yang tidak tau maksud dari Jungkook, walaupun begitu Soyeon dengan senang hati memajukan wajahnya pada wajah Jungkook.
Bibir mereka bersatu, menyalurkan rasa manis Jjajangmyeon yang masih berada dibibir mereka.
Jungkook mulai membuka mulutnya, mendorong perlahan makanan yang ada dalam mulutnya dengan lidah kedalam mulut Soyeon yang ikut terbuka.
Saling berpagutan sampai rasa yang ada mulai pudar dilidah, mereka memberikan jarak antara satu sama lain.
Mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Mereka terengah, tangan Jungkook yang berada pada tengkuk Soyeon menariknya pelan.
Menggigit singkat bibir bawah soyeon, "Apa kau mau lagi?" Suara Jungkook serak karena gairah.
Tanpa mendengar jawaban dari Soyeon, Jungkook sudah bisa menebak apa yang gadis itu inginkan.
---
"Aku ada jam kuliah pagi, kau istirahat lah" Jungkook mengecup singkat kening Soyeon.
"Ak..aku..aku mencintaimu" Ujar Jungkook dan langsung meninggalkan Soyeon yang tertegun.
Mendengar kalimat ysng terlontar dari bibir Jungkook adalah sebuah keajaiban. Karena Soyeon tahu betul bahwa satu-satunya perempuan yang Jungkook cintai hanyalah Wina.
Sekarang hanya ada soyeon, Beberapa menit Soyeon berada dikamar mandi membersihkan badannya setelah aktifitas yang ia lakukan dengan Jungkook tadi malam.
Entahlah, mungkin telinganya salah atau apa. Tapi ia merasa hanya mendengar nama Wina terlontar dari bibir Jungkook tadi malam. Setiap gerakan, hanya nama wina yang ia sebut.
Soyeon sudah rapi dengan mini dress biru muda yang ia kenakan. Ia teralihkan dengan dering hp nya yang berbunyi.
Ibu? Alis Soyeon berkerut, "Halo? ibu? Kenapa menelpon sepagi ini?"
"Sekarang? Baiklah, aku akan segera kesana" Soyeon melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan tigapuluh.
Soyeon menghela napas gusar, sekarang apa lagi yang ibu rencanakan? Tanya Soyeon dalam hati.
---
"Kau?" Soyeon kaget melihat seseorang yang sangat ia kenal wajah dan namanya.
"Ibu, apa-apaan ini? Kau ingin menjodohkan ku dengan dia? Tidak, tidak bisa ibu, aku sudah punya kekasih dan dia pun juga begitu" Bisik Soyeon panjang pada ibunya tidak terima.
"Jangan membantah, putuskan saja pacarmu itu. Ibunya adalah teman deket almarhum ayahmu..itu wasiat terakhir ayahmu, ibu tidak bisa menolaknya" Jelas Ibu Soyeon dengan suara yang mungkin hanya mereka berdua yang mendengar.
"Maaf kan saya, anak ini memang sedikir keras kepala" Ucap Ibu Soyeon menyesal pada wanita yang berusia tidak jauh darinya.
"Tidak apa-apa, saya bisa mengerti"
"Bagaimana, apa nak taehyung bersedia nikah sama anak ibu?" Tanya Ibu Soyeon hati-hati.
Disisi lain soyeon sudah merasa tidak tenang, Jika Taehyung mengatakan 'iya' Soyeon harus benar-benar meninggalkan Jungkook, lelaki yang hampir seminggu ini memenuhi pikiran dan hatinya.
"Jika itu Wasiat terakhir dari almarhum suami tante, aku hanya bisa menurut" Jawab Taehyung pelan.
Taehyung tau ini semua salah, ia tau jika Wina mengetahui tentang hal ini sudah pasti Taehyung akan ditendang jauh-jauh dari hidupnya.Tapi ia juga tidak bisa menolak perjodohan yang mengatasnamakan 'Wasiat'. Aku harus mengatakan semuanya pada Wina Fikir Taehyung menggebu.
Dua Ibu itu tampak bahagia dan saling mengucapkan selamat, saling mengirim tawa bahagia dari jawaban Taehyung.
---
Soyeon mengendap masuk kedalam apartement Jungkook, "sepertinya dia belum pulang" Ucap soyeon bermonolog.
"Maaf kan aku Jungkook, aku hanya bisa menemani mu kurang dari seminggu, semoga kau hidup bahagia dengan orang lain yang benar-benar mencintaimu" Soyeon berucap pelan meletakkan secarik kertas dan sepucuk bunga mawar putih diatasnya.
Soyeon mengambil kembali secarik kertas dan bunga mawar itu, meletakkan nya diatas meja televisi. Berfikir jika ia menyimpannya di ranjang mungkin sulit bagi Jungkook melihatnya.
"Sekali lagi maafkan aku, aku sungguh minta maaf" Ucap Soyeon meninggalkan tempat itu.
Tempat pertama dan terakhirnya bertemu dengan Jeon Jungkook, Karena setelah ini ia akan mengurung diri dirumah sampai hari pernikahannya dengan Taehyung dilaksanakan.
Soyeon juga belum sepenuhnya menjatuhkan harapan masa depannya pada jungkook, ia memang sudah pernah tidur dengan Jungkook. Tapi, ia sudah lebih dulu minum obat pencegah kehamilan secara teratur.
Jika aku memiliki belahan jiwa, itu hanyalah Wina - Jk
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine - 넌 내 꺼야
FanfictionHidupnya cukup bahagia, sebelum akhirnya dia bertemu dengan seseorang bernama Jeon Jungkook. Seorang Pria Yang Datang Dari Masa Lalu, Seorang Pria Yang Mampu Membuat Perasaannya Berantakan.