Hai guys..
saya update lagi..
makasih yah yang selalu setia nungguin cerita saya..
jangan lupa vote, follow dan comment cerita saya yah..
karena kalian adalah inspirasi terbesar saya..
terima kasih
****
"Lisa, apa kamu kenal dengan laki-laki ini?" tanya Ryan kepadaku sambil menunjuk ke arah Mas Aldy.
Lama sekali aku menjawab pertanyaan dari Ryan tersebut. Ak uterus melihat ke arah Mas Aldy dan Ryan. Kemudian, aku jadi teringat kejadian di Bali sewaktu Mas Aldy tidak mengakuiku sebagai istrinya.
"TIDAK. Aku TIDAK kenal dengannya," ucapku berbohong dengan wajah penuh dendam sambil melihat ke arah Mas Aldy.
Mas Aldy menatapku dengan wajah yang sangat marah sekali.
"Lihat, kan? Dia tidak kenal dengan lo!" ucap Ryan kepada Mas Aldy dengan wajah senang penuh kemenangan.
"Sekarang, lo lepaskan calon istri gue!" ancam Ryan kepada Mas Aldy.
Entah kenapa tiba-tiba, tarikan tangan Mas Aldy melemah dan dia melepaskanku. Lalu, Ryan menarik tanganku dan membawaku kembali ke dalam restoran tadi.
"Ayo, kita kedalam!" ajak Ryan dengan lembut kepadaku sambil melihat ke arah Mas Aldy karena tidak kuakui.
Pada saat itu, aku menurut saja apa kata Ryan. Perasaanku sungguh tidak enak. Sambil berjalan ke dalam restoran, aku melihat sekilas ke arah belakangku. Pada saat itu, Mas Aldy masih saja berdiri mematung sambil ditemani oleh Rahma, istri sirinya. Kemudian, kami terus berjalan menuju meja kami tadi.
Kami melanjutkan makan malam kami yang tertunda karena insiden dari Mas Aldy tadi. Walaupun, perasaanku masih kurang enak, tapi aku tetap berusaha tertawa di depan Ryan. Aku tidak mau menunjukkan kesedihanku di depannya.
"Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku belum menyiapkan kado apapun untuknya. Jadi, aku hanya bisa memberikan senyum terbaikku untuknya," pikirku dalam hati sambil memakan makanan yang sudah dihidangkan.
"Lisa, apa kamu senang hari ini?" tanya Ryan kepadaku sambil makan malam.
"Iya," jawabku sambil mencoba untuk mengangguk dan tersenyum.
"Aku sudah lama menyiapkan acara ini untukmu," ungkap Ryan yang membuatku kembali terharu dan melupakan sejenak tentang insiden perang mulut dengan Mas Aldy tadi.
"Begitu baiknya dia kepadaku. Kenapa dari dulu aku tidak terima saja cintanya?" pikirku dalam hati sambil melamun.
"Kamu sedang mikirin apa, Lisa? Kok dari tadi bengong aja?" tanya Ryan yang membuyarkan lamunanku.
"Apa kamu tidak suka makanannya?" tanya Ryan lagi.
"Oh, enggak kok," jawabku lagi sambil menggelang.
"Kalau gitu, aku ambilin yah? Kamu mau lobsternya?" tanya Ryan sambil mengambil lobster bakar yang berukuran besar untukku.
Baru saja kami makan sambil tertawa, tiba-tiba hp Ryan berbunyi.
Tiit..tiit..tiit
"Hallo.. hallo"
"Maaf kurang kedengaran, saya keluar sebentar" ucap Ryan agak keras karena bunyi live music band restoran yang lumayan kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rumah Aja, Pa!
RomanceKeluarga itu tempat bersandar. Keluarga itu tempat berkeluh kesah. Tapi, justru hal itu yang tidak didapatkan oleh Lisa. Di awal pernikahan, Aldy, suaminya sangat sayang dan peduli sekali kepadanya. Apapun cara dilakukannya untuk membahagiakan Lisa...