Saat ini Ody sedang berada di dalam kamarnya. Kamar Ody yang di dominasi oleh warna hitam memberikan kesan gelap.
Ody menoleh ketika ada suara yang menginterupsi nya "Neng Ode turun dulu yuk ibu udah masak"
"Iya bu nanti Ode turun, tanggung lagi liat suami" Ody menyengir
Bu Aya adalah asisten rumah tangga yang sudah Ody anggap sebagai ibu kandungnya sendiri. Bu Aya sudah bekerja di rumahnya saat Ody masih berusia 5 tahun. Dan Bu Aya sudah menganggap Ody sebagai anaknya.
"Yaudah nanti neng Ode turun ya ibu ke dapur dulu"
Ody mengangguk lalu menatap figura yang ada di meja belajarnya.
Ody mengelus figura yang menampilkan foto sebuah keluarga kecil dengan kedua anak kembar yang saling berpegangan tangan sambil tersenyum bebas.
"Bunda.....Ode rindu bunda. Bunda bahagia gak disana? Bunda makan tepat waktu nggak? Bunda punya temen nggak disana? Bun, Ode rindu bunda"lirih Ody sambil tersenyum miris.
BRAKKK
Pintu terbuka dengan kasar, diambang pintu memperlihatkan seorang laki-laki paruh baya yang datang dengan sabuk kulit di tangannya.
"A-ayah" lirih Ody
Plakk
Dengan kasar Bram yang notabennya ayah Ody langsung menjambak kasar rambut Ody hingga ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, mendapat tamparan dan juga jambakan di rambutnya membuat Ody meringis menahan sakit
Ody memberontak untuk melepaskan dirinya "AYAH SAKITTTT" teriak Ody yang merasakan kepalanya sangat amat sakit
Dengan kejamnya Bram menjambak Ody hingga jatuh dari kasur. Dan menghempaskan rambut Ody secara kasar
"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL ! SAYA MALU MEMPUNYAI ANAK NAKAL SEPERTI KAMU ! SEHARUSNYA KAMU YANG MATI BUKAN ISTRI SAYA DASAR PEMBUNUH !" Bram mengeluarkan emosinya rahangnya mengeras dan menatap Ody seperti sampah yang harus di bakar.
Ody yang mendengar penuturan ayahnya hanya bisa diam menunduk dan menahan rasa sakit di kepala dan hatinya.
Ody mendongak melihat ayahnya "a-ayah aku bukan pembunuh. Aku sayang sama bunda"
"Cih alasan"
"Apa salah aku yah?"tanya Ody dengan suara yang bergetar
"Masih berani nanya kamu! Dasar tidak tahu diri !" Bram menatap jijik Ody yang terduduk.
"Sebenci itu ayah sama aku? Tapi aku bukan PEMBUNUH !" Jelas Ody dengan menekan kata Pembunuh
Bram yang mendengar itupun tersulut emosi dan langsung menarik rambut Ody.
Ctarr !
Ctarr !
Ctarr !
Sakit ! Sangat sakit. Batin dan fisiknya terluka. Namun rasa sakit di fisiknya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya saat melihat ayahnya yang sangat membencinya. Bram mencambuk punggung Ody memakai sabuk kulit dengan berkali-kali hingga rasanya punggung Ody robek dan mengeluarkan sebercak darah.
"A-ayah maafin O-Ody yah." Lirih ody menahan rasa sakit akibat cambukan dari sabuk kulit Bram.
"Kamu harus terima hukumannya dasar anak sial" Bram masih mencambuk Ody memakai sabuk kulitnya
Tanpa disadari keduanya ada sepasang mata yang melihat kejadian itu dengan tatapan datar. Seolah pemandangan tersebut adalah hal yang sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ODELIA
Teen FictionOdelia Gadis ceria yang selalu membuat onar dengan tingkah ajaibnya. Hingga pada saat dia bertemu dengan Darrel si keras kepala. Darrel selalu di buat takjub oleh tingkah ajaib Odelia. Namun siapa sangka di balik semuanya ada sebuah luka yang tak te...