25. Who?

663 83 32
                                    

Renjun mengeratkan gengamannya Dan memandang wajah nakyung dengan senyuman di bibirnya. "cepet bangun ya sayang.." 

... Happy Reading...

Seorang pria duduk di sebuah kursi taman rumah sakit dengan kepala tertunduk, Tangan yang mengepal seolah menahan air mata.

"seharusnya aku tak memiliki perasaan seperti ini.."

"sejak awal ini sudah salah, tapi entah kenapa hati ku terus menginginkannya..."

"dan saat aku mengetahui kabar bahagia ini, kenapa dadaku begitu sesak..." ucap pria itu memegang dadanya, bersamaan dengan air mata yang membasahi pipinya.

Aku tak pantas mencintai sosoknya. Aku tidak tau rasa ini muncul sejak kapan, Seperti sihir yang mengetuk pintu hatiku begitu saja. Aku tau ini salah, tapi aku sangat mencintainya.

Bahkan saat aku melihatnya berada titik terlemahnya, ada rasa aku ingin melindunginya saat itu. Tapi aku sadar, dia sudah punya seseorang yang menjadi penyangga hidupnya. Aku hanyalah seseorang yang sekedar lewat di kehidupannya dan tak seharusnya aku mencintainya sebagai seorang wanita.

"maaf kan aku, karena pernah mencintaimu sebagai seorang wanita..."—

✍️✍️✍️

Selama perjalan nakyung terus sibuk mengurus ini dan itu, karena kunjungannya tadi cukup kacau. Bahkan ia tak berhenti mengoceh dengan orang di sebrang telepon yang membuat renjun semakin khawatir.

"pak untuk parfum yang bakal di launcing musim semi tolong sempelnya kirim ke rumah —. "

Jujur seharusnya aku yang seharusnya meramu langsung di sana, tapi berhubung aku sedikit tidak enak badan aku lebih memilih memasrahkan semua pada karyawan dan para peneliti di lab khusus parfum.

Aku tidak ingin merepotkan renjun hanya karena ke cerobohanku sendiri. Lebih baik mengantisipasi dari pada menyusahkan renjun,Aku gak ingin pingsan lagi dan membuat renjun khawatir.

"aku mampir apotek bentar ya.. Kamu tunggu di sini.. "ujar renjun saat menepi kan mobil.

Kapain ke apotek? Kan obat di rumah masih banyak? Renjun sakit? Beli obat untuk siapa? Aku kah? Emang gak cukup aku di infus tadi?

Dari pada mikirin dan membuat aku tambah mual, mending tanya renjun nanti kalau udah dari sana.

Renjun selesai membeli sesuatu di sana dan langsung masuk ke dalam mobil. "kamu beli apa njun?.." tanya nakyung penuh selidik.

Renjun tampak gelisah saat nakyung bertanya. "hmm nanti kamu juga tau.." jawab renjun sedikit kebingungan.

"kebiasaan.. yaudah deh yuk kita cari makan dulu aku laper.. "ujar nakyung dengan pipi yang mengembung, membuat renjun di buat gemas dengan tingkat nakyung.

"m-mau makan di mana?."tanya renjun gugup.

Nakyung mengangkat sebelah alis bingung kenapa renjun jadi gugup seperti ini.

"terserah kamu aja... Makanan yang chinese kayaknya enak..."jawab nakyung sambil menatap renjun lamat-lamat.

Nakyung memandang renjun dengan tatapan penuh selidik. Pasalnya renjun tak biasanya jadi kaku dan gugup seperti ini.

"aku tau aku tampan...gak usah lihatin kaya gitu.. "ujar renjun berusaha bersikap sebiasa mungkin,padahal mah hatinya lagi pesta kembang api.

"pede!.."teriak nakyung sedikit terkejut saat mendengar penuturan renjun saat ia tengah memandang wajahnya.

Eternal Love [Renjun X Nakyung] (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang