(XLIV) TERSEDAK

211 22 2
                                    

"Hai hyung!"

"Hai Jim!"

Hari ini, Seokjin memilih untuk berbicang dengan Jimin serta yang lain tentang Taehyung. Bukan apa, Seokjin hanya risau jika dia memutuskan keputusan sendiri, yang lain pasti akan merasa tidak adil.

Jadi sekarang Seokjin sedang menunggu teman temannya yang lain untuk berkumpul di Cafe berdekatan dengan University Taehyung. Supaya jika dia ingin mengambil Taehyung, dia tidak usah pergi jauh jauhan.

Sekarang Jimin , Yoongi juga Hoseok telah sampai dan sedang memesan minuman sedangkan Seokjin masih menunggu sang kekasih yang masih tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Haish, kemana saja dia pergi ha?"

Keluhnya sambil meneliti jarum jam di tangannya. Jimin, yang sedari tadi berbual dengan Yoongi dan Hoseok pun terkekeh ketika melihat raut wajah sebal Seokjin.

"Sabar hyung, bentar lagi juga mungkin akan sampai."

Tiba tiba ada seseorang yang langsung duduk disamping Seokjin.

"Maaf aku terlambat."

"Nah kan, udah ku bilang. Panjang umurnya."

Seokjin segera melayangkan jelingan tajam pada sang kekasih yang memelaskan wajahnya. Membuat ketiga orang lainnya mahu memuntahkan isi perut mereka.

"Sebenarnya apa yang hyung mau bicarakan?" Soal Yoongi sambil berpeluk tubuh. Penampilannya sungguu manis hari ini sampai sampai Jimin khilaf ingin bawa pulang. Tetapi wajahnya terlindung dengan mask begitu juga dengan Namjoon. Disebabkan mereka adalah seorang idol, jadilah mereka bersua harus menyamar atau memakai mask disepanjang tempat awam.

Seokjin langsung memberikan perhatiannya ke Yoongi.

"Kurasa, kita harus mencarikan kerja untuk Taehyungie."

Jimin langsung menegakkan punggungnya yang tadi bersandar nyaman di sandaran kerusi. Raut wajahnya seperti terkejut. Bukan hanya Jimin seorang, bahkan ketiga orang lainnya pun sama.

"Tapi hyung-"

"Dengar, Tadi sebelum aku menghantarnya dia cerita pada ku bahawa kau tidak membenarkannya untuk berkerja." Ujar Seokjin sambil menunjuk Jimin dengan dagunya.

Jimin mengangguk cepat. "Benar. Aku memang tidak mengizinkannya hyung. Aku bimbang akan keselamatan dan kesihatannya.."

Terdengar helaan nafas dari Seokjin yang sedang menyandarkan punggungnya pada sandaran kerusi. Namjoon yang terdengar helaan nafas itu pun mencuba untuk berfikir tentang masa depan adiknya.

"Jika Taetae berkerja ditempatku? Bagaimana?" Soal Seokjin tiba tiba. Bahkan, terlihat binar binar bersinar di mata cantiknya.

Hoseok yang tidak tahan akan binaran mata dari Hyungnya pun segera turun tangan.

"Hyung , Taetae tidak reti memasak. Bagaimana jika dia cedera? Bukankah itu akan jadi lebih sulit?"

Detik itu juga binar cerah di mata Seokjin menghilang juga dengan kedua pundak lebarnya yang merosot jatuh tidak seperti tadi.

"Tapi hyung, aku- masih ragu ragu jika kita biarkannya untuk berkerja.." ujar Jimin yang sedari tadi mendiamkan diri. Fikirannya saat ini sungguh kacau. Segala pemikiran negatifnya muncul tanpa bisa dia cegah.

Namjoon sedar. Jimin itu sangat menyayangi Taehyung, makanya ia berubah menjadi overprotective.. mungkin bagi Jimin ia akan selamat dan tidak jadi apa apa, tetapi bagi Taehyung? Dia akan berasa tidak bebas dan terkongkong. Namjoon tidak mahu perkara itu berlaku.

"Jim, ku rasa kita harus juga melepaskannya. Lagipula hanya berkerja dan ini adalah kehendak Taehyungie sendiri. Kita tidak bisa memaksanya..itu akan membuatkan Taehyung sedih dan kecewa Jimin ah"

Ucapan Namjoon mendapat anggukan dari ketiga orang lainnya. Jimin sendiri masih kalut dengan segala pemikirannya. Taehyung itu ceroboh, Taehyung itu pelupa, Taehyung itu tidak peka dan sebagainya.

Yoongie yang berada disebelahnya mengusap punggung Jimin yang dibalas senyuman tulus oleh sang ke- teman. Iya, masih lagi pending.

"Jika hyung menyuruh Taehyungie berkerja ditempatku, itu memang tak akan pernah terjadi!"

"Hah? Kenapa?"

Perkataan Jimin tadi membuatkan ketiga orang lainnya bingung.

"Banyak yang mengincar Taehyung di tempat kerjaku hyung! Bahkan ada yang meminta nombor ponselnya."

Mata Namjoon membulat, begitu juga dengan tiga orang lainnya.

"Beneran?!"

"La-lalu kau memberinya??"

"Huh! Dalam mimpi mereka!" Jimin melotot bahkan menghirup kopi nya rakus. Tapi, tiba tiba

"Uhuk!"

" yak yak! Bisa tenang sedikit? Tiada siapa yang akan menghabiskan minuman mu itu!" Ujar Yoongi sambil menepuk punggung Jimin.

"Tidak! Semalam! Taehyungie membawa seorang cowok ke apartmentnya!"

"UHUK!"

Kali ini bukan Jimin yang tersedak melainkan Namjoon juga Seokjin yang sedang minum minuman mereka nyaman. Berbeda dengan Hoseok dan Yoongi yang matanya hampir copot dari tempat.

"Anjir! Bantet lo bicara yang benar!"

"Gue bicara yang benar kok! Lagi satu, hyung juga bantet!"

"Diem lo!"

Hoseok yang literally paling normal dan sabar dalam situasi seperti ini hanya menunduk pada pengunjung pengunjung cafe yang lain. Sedangkan, Namjoon sudah menggeleng tetapi isi kepalanya sedang berfikir keras .

"Siapa cowok itu Jim?" Soalnya serius pada Jimin yang ingin bertengkar dengan Yoongi . Tidak tahu malu memang.

"Ah! Namanya Jeon Jeonguk? Jungguk? Jeongguk? Ah iya, Jeon Jeongguk."

"Siapa Jeongguk Jeongguk itu sih?"

......

"Uhuk! Anjir ada yang ngumpat gue.."

"Jeon Jeongguk, kau sedang dalam masalah? Perlu ke toilet?"

Jeongguk sedikit menggaru belakang kepalanya yang tidak gatal. Sekarang, sedang diadakan kuiz secara mendadak dan sudah pasti suasana di dalam kelas Multimedia ini akan sunyi seperti tiada penghuni. Tetapi, Jeongguk tiba tiba tersedak begitu kuat membuatkan dirinya menjadi pusat perhatian.

Sungguh itu sangat memalukan. Aku pernah melaluinya.

.......

To be continue...

Love You ♡[ KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang