IMAGINE

104 14 9
                                    

"Eh Lu lo harus lihat ini" Sehun menghampiri Luhan yang lagi baca komik di mejanya.

"Hmm" Luhan cuma menjawab seadanya karena dia lagi fokus baca.

"Ren cakep banget ya? Liat deh dia baru nge upload foto di Instagram dan lo tau-"

"Engga"

"Gue kan belum selesai ngomong" Sehun menatap Luhan kesal. "Gue yang pertama ngasih love" katanya ceria ngomongin keberuntungannya menjadi orang pertama yang ngasih love ke foto seorang cowok manis bernama Ren itu "Terus gue harus apa" sedangkan Luhan lagi natap jengah ke arah Sehun. Ini bukan kali pertama Sehun cerita kayak gitu dengan wajah konyolnya.

Sehun suka sama Ren 2 bulan yang lalu, waktu itu sekolahnya dan sekolah Ren ngadain lomba basket tahunan, Sehun yang merupakan anggota club basket ikut serta dalam lomba itu, sedangkan Ren duduk di kursi tribun menjadi pendukung untuk sekolahnya. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat pandangan mereka gak sengaja bertemu dan Ren senyum sama dia. Semenjak itu dia mencari tahu semua hal tentang Ren apapun itu dengan bantuan Luhan Sahabatnya..

"Sahabat lo ini lagi bahagia Lu seharusnya lo juga ikut bahagia dong" Luhan nutup komiknya dan fokus pada Sehun "ya.. gue turut bahagia buat sa-ha-bat-gue" perkataan Luhan membuat Sehun semakin melebarkan senyum diwajahnya sampai Luhan bergidik ngeri.

Luhan melanjutkan membaca komiknya yang tadi sempat terganggu, sampai Sehun memanggilnya lagi. "Lu"

"Apalagi"

"Gue pingin cerita sama lo" cicitnya.

"Tinggal cerita, biasanya juga nyerocos aja" jawab Luhan masih membaca komiknya.

Karena menurut Sehun ini sangat penting jadi dia rebut komik Luhan dan nyuru Luhan buat menghadap kearahnya dengan menggeser paksa pundak cowo mungil itu. "Lihat gue Lu"

"Gue udah liatin lo nih" Luhan kini tengah menatap Sehun intens dengan melipat kedua tangnya didada.

"Gue bosen kaya gini terus"

"Hah.. "

Sehun bergerak resah di tempat duduknya tiba-tiba tiba dia ngerasa gugup buat cerita atau gak sama Luhan "gue bosen Lu.. Bosen suka sama dia secara diem-diem, gue.. Gue pingin nembak dia, gue ga peduli diterima atau ga, tapi gue pingin ini jadi pasti"

"Em dan.. Si-siapa yang lo maksud" Luhan tiba-tiba merasakan takut entahlah perasaannya tidak enak tentang ini.

"Ren lah siapa lagi"

"Oh"

"Cuma oh? Ga ada tanggapan atau saran begitu?" katanya nanya ke Luhan yang kini cuma menatap datar dirinya.

"Lakuin sesuka lo, itu hidup lo" setelahnya Luhan kembali membaca komiknya, tidak benar benar membaca kali ini karena dia sedang memikirkan perkataan Sehun.

"Kalau gitu gue bakal ngajak Ren keluar besok sore" Sedangkan Sehun dia langsung sibuk dengan hapenya untuk menghubungi Ren.

***

Luhan tengah berada di kamarnya menghabiskan waktu dengan melamun dan menulis diary.

Sebenarnya itu juga bukan buku diary, iya itu buku sejarah yang tiba-tiba dijadiin buku diary di bagian belakangnya. Males beli katanya, buat apa juga kan ya.

Hari ini lo cerita lagi.. cerita tentang Ren lagi, gue bingung ini diary.. em okay buku sejarah gue tapi isinya tentang lo sama dia..

Luhan ketawa miris lihat tulisannya.

Lo cerita sama gue kalau lo bakal nembak dia, gue harus apa Sehun..

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang