Play: Memory - Ben
Ost introverted boss“Dahyun-ah, aku tidak ingin kita berpisah. Tapi ... kalau suatu saat nanti terjadi hal yang tidak kita inginkan, bagaimana?”
“Apa maksudmu? Memangnya kau akan pergi? Kemana?”
“Aku sudah bilang kan, kalau kita hanya bisa berusaha merubah takdir tapi keputusannya tetap berada di tangan sang pencipta.”
“Ya, kenapa kau membahas takdir? Memangnya apa yang akan terjadi?”
“Entahlah … aku juga berharap hal itu tidak akan terjadi.”
“Ya, kau membuatku takut.”
“Takut kenapa? aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak ingin.”
“Gotjimal!”
Dahyun membersihkan sisa kekacauan yang diperbuat Jungkook sembari menggerutu kesal. Matanya sudah membengkak karena terus menangis sementara tangannya dengan telaten membersihkan darah dan beberapa pecahan kaca yang berserakan.
Setelah beres, ia langsung menjatuhkan tubuhnya yang pegal ke atas sofa. Dahyun melirik ke arah jam yang telah menunjukan pukul sebelas malam. Entah sudah berapa lama ia menangis hingga tertidur di dekat pintu dengan memeluk lututnya erat sampai tak menyadari hari yang sebentar lagi akan berganti. Gadis itu menghela napas, kalau saja Jungkook tidak pergi lebih cepat, saat ini lelaki itu pasti masih ada di sini.
Dahyun kembali meraih surat yang ditinggalkan Jungkook. Dibaca berulang kali pun, rasa sesak itu masih terus terasa.
“Hai, My Dubu. Kalau kau membaca surat ini, itu artinya aku sudah berada di dalam pesawat, terbang di langit menuju Jerman untuk beberapa saat. Aku tidak bisa memastikan, kapan aku bisa pulang tapi aku pasti akan kembali, karena rumahku bukan di sini. Rumahku adalah di sana, di sampingmu. Bersamamu.”
“Omong-omong, tugasku sudah selesai, aku sudah menyelesaikan tiga perempat novelku ralat, novel kita. Kau tahu, aku masih ingat percakapan kita saat kecil dulu, ketika kau mengatakan ingin menjadi penulis, supaya bisa menuliskan semua kenangan hidup dan menyebar kebahagiaan ke semua orang. Jadi, aku menulis kisah kita.”
“Ratusan halaman yang telah ku tuliskan mungkin tidak sebanding dengan banyaknya surat yang telah kau tulis untukku selama ini tapi kuharap, itu bisa menebus kesalahanku. Aku tidak akan menyerah, sampai kapanpun aku akan mencari semua surat itu sampai dapat.”
“Hey, jangan menangis. Ini hanya sementara. Aku pasti akan kembali dan selama menunggu, aku ingin kau melanjutkan kisah kita. Aku akan menerima apapun ending cerita yang akan kau buat nanti dan saat kita kembali bertemu, ayo kita wujudkan ending itu bersama-sama.”
“Saranghae, My Dubu❤️”
From: Your Cookie
Dahyun mulai membaringkan tubuhnya di sofa itu. Dalam keheningan, ia mencoba untuk memejamkan mata dan kembali tidur. Ia bahkan tidak sanggup untuk tidur di kamarnya, karena baik ranjangnya maupun ranjang Jungkook selalu mengingatkannya pada malam yang telah mereka lalui. Walau belum sampai ke tahap bercinta, tapi sentuhan Jungkook masih berbekas, dan Dahyun tidak ingin mengingatnya.Namun ketika Dahyun membuka matanya, ia melihat bayangan Jungkook yang tengah memandangnya dari dekat. Lelaki itu tersenyum hangat seraya mengelus rambutnya perlahan. “Tidurlah, aku akan berada di sini sampai kau tidur,” ujarnya, membuat manik Dahyun langsung kembali berkaca-kaca. Ketika tangannya bergerak untuk menyentuh wajah Jungkook, bayangannya langsung mengabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Romansa✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...