Move On (Winkcham)

280 28 13
                                    

Jihoon si ketua Hima prodi Matematika Fakultas MIPA sebulan ini benar-benar menyibukkan diri mengurus festival olahraga kampus yang tahun ini di tuan rumahi oleh fakultas MIPA. Setidaknya dia bisa melupakan mantan pacarnya si Jinyoung anak kedokteran yang malah selingkuh dengan seniornya.

Satu yang Jihoon syukuri adalah hari itu Jihoon inisiatif memberi kejutan dengan mengunjungi Jinyoung di labor kedokteran yang katanya Jinyoung sedang sibuk disitu.

Sibuk.

Ya sibuk selingkuh.

Untung Jihoon masih ada jiwa kemanusiaan untuk tidak menghajar selingkuhannya yang saat itu...

Ah sudahlah.

Intinya Jihoon kapok. Susah payah Jihoon mendapatkan Jinyoung, malah diselingkuhi.






Akan tetapi.

Sebulan ini, ada yang sedikit membantu Jihoon.

Jihoon kira, dia akan susah move on, tetapi

Thanks to rapat kepanitiian BEM MIPA yang memilihnya menjadi ketua panitia dan memilih Park Woojin, anak semester tiga jurusan Biologi, menjadi sekretaris.

Si manis ini, sangat lucu, dia selalu membuat suasana kerja di kepanitiaan selalu ceria.
Dan yang paling penting, kerjanya sangat cepat selesai. Sampai-sampai Jihoon sering menyuruhnya untuk santai.

"Ah, gak papa kak, aku sudah bikin konsepnya tadi malam kak, tapi.... " si manis tampak mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.

"Kak, kayaknya tinggal deh flashdisknya, aku cuma kebawa hard disk" ucap Woojin dengan wajah cemas.

"Ya udah sih Jin, besok aja kamu bawa, lagian kan belum deadlinenya"
Ucap Jihoon. Dirinya sudah menahan gemas karena wajah cemas Woojin yang tampak menggemaskan.

Ingatkan Jihoon untuk tidak mencubit pipi Woojin.

"Kak, aku jemput aja deh, lagian aku ga ada kelas lagi, sayang kalau waktunya ga dipake buat ngerjain ini"

"Aku gak maksa lo Woojin" kasian kalo kamu bolak-balik, kamu gak pakai kendaraan kan?"

"Kosan aku deket kok kak"

"Gak papa aku jemput aja, kakak tunggu disini ya" ucap Woojin. Si Manis langsung pergi meninggalkan Jihoon sendiri.








"Hei, Loh kok lu ditinggal?" ujar Jaehwan yang baru saja masuk ke ruang panitia. Jaehwan adalah ketua bidang Fungsional yang menjadi penanggungjawab acara karena festival olahraga dimasukkan kedalam program kerja bidang ini.

Jihoon hanya membesarkan matanya.
"Gue sengaja tu ninggalin lo berdua sama si manis, lo ga ada kemajuan"
Ucap Jaehwan.

"Dia Bottom?" tanya Jihoon

"Bukan ya?" tanya Jaehwan balik "Manis gitu masa Top"

"Gue kira malah Straight, Soalnya temennya banyak cewek"

"Justru kalau temennya banyak cewek kemungkinan bottom nya tinggi lah"


























Tes Tes Tes Tes

"Hujan!" ucap Jihoon dan Jehwan berbarengan.

Jihoon langsung mengambil kunci mobilnya dan berlari keluar ruangan.

"Gue pergi dulu Hwan" ucap Jihoon

Jihoon langsung melajukan mobilnya pelan menyusuri Jalan kampus.

Syukurnya sewaktu melihat si manis di kejauhan sedang berteduh di Halte bus kampus.

Jihoon sudah hampir menepikan mobilnya saat ada seseorang bermotor gede berhenti tepat di depan Woojinnya.

Woojinnya?

Si moge atau bisa dibilang Si Tinggi tampak turun dan mengajak Woojin bersamanya.

Tapi tampaknya Woojin tidak mau karena Jihoon melihat Woojin yang seperti menahan diri tidak ingin ikut.

Wajah Woojin juga terlihat cemas.

Jihoon segera menepikan mobilnya. Tidak peduli hujan yang masih deras
Jihoon keluar dari mobilnya.

"WOOJIN" teriak Jihoon sambil berlari kearah Woojin.

"Kak Jihoon" ucap Woojin. Woojin tampak menghempas tangan si tinggi dan segera meraih lengan Jihoon.
"Kakak udah nyampe"

"Jadi kamu ga bisa ditemuin karena udah punya cowok baru, Jin?" ucap si tinggi.

"Iya, emang kenapa?, udah ya kak, kita harus pergi" ucap Woojin.

Woojin menarik tangan Jihoon mengajak pergi.

"Bentar" kata Jihoon dan Jihoon membuka jaketnya dan memasangkannya ke badan Woojin hingga kepalanya. "Yuk lari ke mobil" ucapnya.























"Kak, yuk masuk dulu, keringin badan kakak kehujanan" ajak Woojin setelah mereka sampai di kosan Woojin.

Kamar kost Woojin berada di lantai tiga. Cukup luas untuk ukuran kost, bahkan memiliki ruang tamu dan dapur yang terpisah. Dan yang pasti, Woojin sangat rapi, semua yang berada di ruangannya tersusun cantik.

"Di kamar mandi ada hairdryer dan handuk bersih kak, bisa kakak pakai, aku ambilin kemeja aku ya kak, biar kakak bisa ganti baju"

Jihoon hanya mengangguk.

Di kamar mandi Jihoon mendapati benda yang bisa dibilang khusus milik bottom. Membuat Jihoon sulit untuk konsentrasi.

Woojin bottom? Yang tadi itu siapa?

Tok tok

"Kak, ini kemejanya" ucap Woojin dari balik pintu kamar mandi.

Woojin menjulurkan tangannya yang memegang kemeja kedalam, tanpa mencondongkan badan dan wajahnya sedikitpun.

Imutnya





Huss-pikiran lo Jihooon














Setelah mengeringkan badan dan berganti pakaian Jihoon keluar kamar mandi dan mendapati teh hangat di meja kecil di ruang depan.

Woojin sudah duduk manis di depan laptopnya sepertinya sedang memeriksa data di flashdisknya.

"Woojin" ucap Jihoon melihat Woojin yang terlihat fokus.

"Ah. Kak Jihoon, minum dulu teh nya kak, maaf aku cuma punya teh" ucap Woojin.

"Gak papa Jin, mending ada teh, anak kosan malah banyak yang nggak ada stok makanan"

"Hmm, kak, tadi makasih ya kak" ucap Woojin.

"Itu pacar kamu?"

"Mantan kak"

"Owh, baru putus? Kayaknya dia belum Move On?" celetuk Jihoon.


"Gak peduli aku kak, mau dia udah Move On atau belum?"

"Kalau kamunya udah Move On belum?"

"Udah lah, aku udah dihina-hina sama keluarganya, mereka bilang laki-laki carier gak sehat lah, gak subur lah, keluarnya kepingin dia punya anak seribu kali"

"Haha" ucap Jihoon. Pucuk dicinta ulam pun tiba.

"Kalau pacaran sama kakak mau gak?"























"Oh, kakak top ya?"























Tbc/End?

Leaf in early Winter-Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang