Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya.~Laskar Pelangi-Nidji~
-Happy Reading-
16 tahun kemudian....
"Bundaa Nala berangkat duluan ya" seorang cowok berteriak ke arah ibunya yang sedang menyapu halaman rumahnya. Cowok itu sudah siap dengan pakaian seragam SMA yang pas di kenakan di tubuhnya. Ia sedang menyiapkan motornya untuk berangakat sekolah.
Hari ini adalah hari dimana kedua saudara kembar itu akan memasuki sekolah yang bernama SMA. Mereka akan melalui hari-hari dengan seragam putih abu-abunya. Dari ini juga Nala sudah siap dengan ide yang sangat cemerlang menurutnya. Hari ini adalah hari MOS pertama, sengaja tadi malam ia mengganggu tidur kembarannya agar hari ini kembarannya bangun terlambat. Dan bukan itu saja ia sudah membuat rencana untuk meninggalkan Nara dengan alasan ia akan menjemput pacarnya agar dia berangkat sendiri ke sekolah. Entah ia akan jalan kaki atau naik angkutan umum ia sudah tidak peduli, ia akan membuat hari pertama di hidup Nara akan selalu teringat dan entah terfikir darimana ide itu berasal.
Tadi pagi ia sengaja bangun pagi sekali hingga hampir mendahului Bundanya, padahal bisanya ia adalah warga rumah yang selalu bangun di akhir, biasanya yang mampu membangunkannnya cukup pagi adalah Ayahnya. Tapi kali ini dia bangun sendiri karena sudah berniat menjalankan Misi.
"Yon, Rara udah bangun kan?" Teriak Aura, Ibu dari si kembar Nala dan Nara.
"Nggak tau Bun, Iyon berangkat duluan aja biarin dia jalan kaki atau minta bareng Fino. Salah siapa dia bangun kesiangan, Iyon gak mau telat di hari pertama masuk Putih Abu-Abu."
"Iyoon!"
"Bunda, Iyon berangkat dulu ya, sekalian mau jemput Shizuka di depan. Daaa Bunda" Aura hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana dirinya bisa memiliki putra yang Playboynya udah sampe cap kaki tiga dan putri yang malasnya gak bisa di bilang malas. Yang setiap hari selalu saja ada yang di ributkan. Walaupun tau bahwa Shizuka hanya alasan untuk menjemput pacarnya ia hanya diam saja, ia tau bagaimana dulu suaminya yang sifatnya kini turun ke putranya.
Nala berangkat dengan motor Ninja hitamnya.
Beberapa menit kemudian..
"Bunda Nala mana?" Tanya seorang cewek yang juga mengenakan seragam putih abu-abu dengan beberapa atribut MOS. Tapi bedanya cewek itu nampak seperti cewek yang... bisa di katakan awut-awutan, rambutnya nampak jelas belum di ikat, di tangannya ada tas yang belum di tutup resletingnya dan juga sepatu yang talinya belum di pasang. Siapa lagi cewek itu kalau bukan Nara, kembaran Nala.
"Astaga kamu mau sekolah kok kayak gini, kamu baru bangun? Ka Iyon udah berangkat" Aura, wanita itu meletakan sapunya kemudian menghampiri putrinya.
"Terus Nara berangkatnya gimana? Ayah mana?" Ujarnya. Aura masih membenarkan barang milik putrinya langsung menoleh melihat putrinya yang juga pelupa.
"Kamu lupa Ayah kamu udah seminggu ini ada luar kota. Kata Nala kamu suruh minta bareng Fino" Nara menepuk jidatnya.
"Oh iya Nara lupa. Astagaa, masak aku harus minta bareng Fino lagi Bun? Aku gak enak sama dia"
"Ya kamu mau sekolah nggak?"
"Kan hari ini Nara ada MOS. Masak hari pertama udah telat?"
"Kalo gak mau telat buruan berangkat"
"Yaudah Bunda, Nara berangkat dulu ya. Daaaaaa assalamualikum"
"Waalaikumsalam, naik apa?"
"Naik apa aja bun asal nggak sama Fino." Aura tersenyum juga bersyukur walau senakal-nakalnya anaknya tapi mereka tidak pernah membantah ucapannya.
*******
TBC!Hai guys.
Ada pembacanya?
Bagus nggak?
Next ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Twins
Ficção AdolescenteKembar. Ini kisah tentang Nala, cowok yang lahir bersamaan dengan Nara. Ia selalu menganggap dirinya sudah besar dan Nara masih terlalu kecil, padahal jarak mereka hanya berselang beberapa menit. Ini tentang Saudara, kasih sayang, dan juga percinta...