Sebelum kalian baca cerita aku, sebaiknya kalian tekan (⛥) dulu😁
1 vote dari kalian sangat berharga lho bagi Author❤
"Hargai karya seseorang jika ingin karya anda dihargai oleh orang lain karena, menciptakan sebuah karya itu penuh perjuangan agar terlihat baik dimata orang lain." ~Author
Quotes dari author😘
Happy Reading❤
***
Reynald merangkul pundak Frizka. “Gue pacaran sama Frizka.” Ucap Reynald dengan enteng.
Semua sontak kaget. Frizka sebagai tokoh utama hanya menahan malu karena ulah Reynald.
Radit menatap Reynald dengan tajam. “Lo pacaran sama buaya darat ini?” tanyanya tak percaya pada Frizka.
“Kok lo gak kasih tau kita, sih!” kesal Justin.
“Iya! Aneh lo gak kasih tau kita!” sahut Revan.
Reynald melepas rangkulannya di pundak Frizka. “Sebenarnya mau kasih tau, cuma Frizka larang.”Apaan? Perasaan gue gak pernah larang apa-apa batin Frizka. Posisi Frizka yang tepat di sebelah Reynald memudahkannya untuk menyalurkan kekesalan. Ia mencubit paha Reynald.
“Argh! Sakit tau Friz!” pekik Reynald sedikit dibuat-buat. Ia kemudian terkekeh.
“Yang jomblo ya bisa apa.” Keluh Elvina pasrah. Ia tentu merasa iri pada sepasang kekasih baru itu.
“Sebenarnya kita tau kalian berdua pasti ada apa-apa. Waktu itu kita liat kalian datang barengan ke sekolah. Iya, kan?” Tara menoleh ke arah Frizka. Perempuan itu mengangguk membalas pernyataan Tara dengan sedikit malu karena tidak menceritakan hal tersebut sebelumnya.
“Sudah, lanjut lagi mainnya.” Kata Elvina mencairkan suasana.
“Oke, lanjut!” Suci memutar botol.
Botol berputar cukup lama membuat suasana sedikit tegang. Benda itu kemudian berhenti mengarah pada Revan. Laki-laki itu sedikit mendesah kecewa.
“Kok bisa gue, sih?” Gumam Revan tak terima. “Karena gue suka tantangan, gue pilih dare.”“Oke. Lo sekarang harus nembak cewek yang lo suka sekarang.” Reynald memberikan tantangan pada Revan yang disetujui semua pemain.
“Dan lo harus lakuin di depan kelas.” Lanjut Justin.
Revan mematung beberapa detik. “Oke. Gue lakuin.” Ia langsung berdiri dengan yakin. Revan sedikit berjalan ke arah Elvina kemudian menarik tangan perempuan itu hingga berdiri dan membawanya ke depan kelas.
“Berani tuh anak.” Radit terkekeh kagum pada sahabatnya.“Mohon perhatian sebentar, teman-teman!” Revan sedikit berteriak memancing atensi sesisi kelas XI IPS-3.
Penghuni kelas yang semula sibuk dengan kegiatan masing-masing mendadak senyap. Semua memperhatikan Revan yang memang meminta diperhatikan.
Revan berlutut pada Elvina. Ia menatap perempuan itu dengan tatapan tulus. “El, lo perempuan terhebat yang gue kenal. Gue cinta sama lo. Walau kita kenal belum lama, tapi gue yakin lo adalah wanita yang Tuhan kirim buat gue. El, lo mau jadi pacar gue?”
“TERIMA WOY!” teriak Surya—salah satu penghuni kelas—yang dibalas sahutan teriakan dari yang lain.“Terima! Terima! Terima!” riuh kelas XI IPS-3.
Elvina meneguk liurnya kasar. Ia tak sanggup untuk berkata-kata. Ia hanya bisa mengangguk perlahan karena gugup. Semua yang menyaksikan itu kembali memberi sorakan pada pasangan baru itu.
Revan berdiri. Ia menggenggam tangan Elvina dan mengangkatnya ke atas.
“YEAH!” pekik Revan dengan semangat. Beberapa penonton bertepuk tangan. Tak lupa beberapa lainnya merekam kejadian tersebut.
Revan dan Elvina kembali ke tempat mereka semula—di bangku belakang—untuk menghampiri yang lain. Keduanya tentu siap untuk meladeni ribuan pertanyaan setelah ini.
Justin menepuk bahu Revan. “Berani juga sahabat gue satu ini!” puji Justin sedikit tak percaya bahwa Revan melakukan tantangan yang diterimanya.
“Iya lah! Siapa dulu!” timpal Revan sombong.
Frizka melirik Suci. “Tinggal satu nih yang belum jadian.” Sindirnya.
Suci yang merasa dilirik hanya membalas dengan senyum tipis.“Woy! Ada guru mau ke sini!” teriak Jordan si ketua kelas XI IPS-3.
Semua murid di kelas itu langsung berhamburan untuk duduk di bangku masing-masing. Semua kompak meletakan buku di meja dan pura-pura membacanya.
“Permisi, anak-anak.” Bu Nuri—wakil kepala sekolah SMA Nusa Bangsa—masuk.
“Sementara Bu Ayu tidak masuk kelas karena satu urusan, jadi hari ini Ibu yang akan gantikan beliau. Bu Ayu memberi tugas untuk kalian mencatat materi minggu lalu. Dikerjakan di buku catatan.” Jelasnya.
“Baik, Bu!” jawab murid XI IPS-3 serentak.
***
HALLO semua Readers didunia💖
Gimana nih menurut kalian part 10 nya?Senang atau gak senang,Jangan lupa kalian Vote ya!
Ikuti terus ya Update dari Author,jangan lupa Komen sebanyak banyaknya, share ke temen temenmu, dan jangan lupa ikutin akun WP Author😊
Kalo ada Typo komen ya'(Jangan lupa follow IG Author😅
@xsptya._Thank You Readers❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REYKA✓ (TAMAT)
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal tersembunyi itu. Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara terindah. Namun, sesuatu yan...