"HAH?!!!!"
"SEPULUH JUTA?!!!!"
Aku dan Nathan berteriak bersamaan didepan meja resepsionis setelah tau berapa harga guci yang kami pecahkan.
Nathan melirikku "Lo yang pecahin, jadi lo yang bayar"
Apa-apaan, ini kan juga gara-gara dia.
"Dih, Bagi dua"
"Lah kok gue ikutan, kan lo yang mecahin tadi pagi"
"Yakan gara-gara lo ngagetin gue"
"Gak bisa gitu dong"
Astaga! Ini anak katanya orang kaya.
"Terserah!"
"Bagi dua atau KTP lo gak balik" Aku mengangkat bahu.
Nathan menghela nafas "Bener-bener lo ya Na"
"Lagian lo katanya orang kaya, masak cuma lima juta aja gak ada"
"yang kaya tuh bokap gue, bukan guenya"
"Lo kan juga kaya, buktinya bisa pake lift itu. Gue aja enggak pernah naik lift itu" Nathan menunjuk lift yang memang agak berbeda dari dua lift lainnya.
Lift itu adalah lift yang dipake oleh penghuni lantai 21-25 yang katanya harga apartemannya itu super-super mahal.
"yang kaya tuh bokap tiri gue, bukan guenya" Balasku tak mau kalah.
Nathan memutar bola matanya kemudian berbalik berjalan menjauhiku.
"Mau kemana lo??"
Awas saja dia kabur.
"Nelfon Felix"
"buat?"
"Minjem duit lah"
Ah iya! Benar juga! Aku kan juga gak ada uang.
Ini siapa yang harus aku pinjami uangnya?? Haruskah aku nelfon mama? atau Om Henry?
Ya... sama saja sih, jika aku menelfon mamah pasti ujung-ujungnya Om Henry juga yang membayar.
Sudahlah, telfon mama saja. Tidak ada pilihan lain.
Tidak mungkinkan aku menelpon ayah. Bisa-bisa aku langsung diseret pulang ke L.A.
Saat baru ingin mengambil hpku dalam tas, wangi aroma mint yang segar menyeruak masuk kehidungku bersamaan dengan laki-laki yang tiba-tiba sudah berada tepat disebelahku.
Awalnya aku tidak menghiraukan lelaki itu dan masih sibuk mencari ponselku karena mungkin dia juga ada keperluan dengan mbak-mbak resepsionis itu. Tapi saat ia membuka suara, kepalaku otomatis mendongak dan menoleh kearah lelaki itu.
Dan pemandangan yang aku dapat adalah hal yang sama sekali tidak kuharapkan.
"Tolong masukkan saja kedalam pengeluaran pribadi saya" Kata laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNASTASIA
Teen Fiction"Jika saling mencintai, mengapa harus ada yang tersakiti" -Annastasia O.Hawkins Ini kisah tentang aku dan matahari. Kau yang selalu ada disampingku, apakah sudah cukup menggantikan matahari disaat senja menghabiskan sinarnya. Selalu menemani saat B...