Untuk penggunaan istilah dalam bahasa asing yang digunakan, author menyertakan note di akhir Chapter
Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading
🤗🤗🤗.
.
..
.
."Kenapa kau suka sekali menjadi tuan putri?" Anak laki-laki itu mendudukkan dirinya disebelah gadis kecil yang tampak sibuk dengan serangkaian bunga ditangannya.
"Karena nenekku sering menceritakan tuan putri cantik yang memiliki hati yang baik padaku. Jadi, aku ingin menjadi seperti mereka," sahutnya tampak sibuk menyatukan beberapa bunga.
"Ngomong-ngomong, kita sudah tiga hari bermain bersama disini. Tapi aku belum tahu dimana tempat tinggalmu
Dimana rumahmu?" tanyanya kemudian."Aku tinggal disana," sahutnya sambil menunjuk sebuah gedung abu-abu tepat disebelah taman tempat mereka bermain.
"Bukankah itu panti asuhan?" tanya pria kecil itu saat menatap gedung yang ia tunjuk.
"Benar," jawabnya santai masih sibuk merangkai bunga tersebut yang kini sudah tampak seperti mahkota bunga setengah jadi.
"Apa kau tidak punya orang tua?" tanyanya lagi dengan polosnya tanpa khawatir menyinggung perasaan gadis kecil tersebut.
"Aku punya ibu, tapi aku tidak tahu dimana ayahku. Ibuku sangat membenciku, jadi ia membuangku," jawabnya dengan nada tak kalah polos seperti hal yang baru saja ia sebut bukanlah masalah besar dalam hidupnya.
"Tapi sebentar lagi, aku akan memiliki orang tua lengkap sama seperti pangeran," lanjutnya dengan nada riang khasnya dan senyum semringah diwajah cantiknya.
"Benarkah?" Gadis itu mengangguk kuat menanggapi sahutan dari anak kecil yang ia panggil pangeran tersebut.
"Mereka akan menjemputku besok," ujarnya tampak begitu senang bahwa ia akan memiliki orang tua baru.
Tapi raut wajah gadis itu tampak begitu kontras dengan lelaki kecil yang menemaninya bermain sejak tadi.
"Itu berarti kita akan berpisah besok? Kita bahkan baru saling mengenal beberapa yang hari lalu," tanyanya tampak sedih mengingat ia akan berpisah dengan teman barunya itu.
Gadis kecil itu tampak mengangguk pelan dan tepat pada saat itu juga mahkota bunga yang ia buat selesai ditangannya.
"Tada!!! Selesai!!!" soraknya riang.
"Ini untukmu.. Hari ini kau resmi menjadi pangeran," ujarnya seraya memakaikan mahkota tersebut dikepala anak laki-laki itu.
"Aku tidak akan membutuhkan mahkota ini lagi. Karena aku tidak akan bisa bermain denganmu lagi besok," sahutnya sedih sambil menunduk ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) END
Fanfic[END] Wajahnya memancarkan kenyamanan. Senyumnya memancarkan kelembutan. Dan matanya memancarkan kehangatan. Sangat mudah membuat seseorang untuk tertarik padanya selain pribadinya yang sangat amat ramah. Tapi, ada sesuatu yang aneh. Aura positifnya...