10. hilangnya keperawanan

235K 1.3K 516
                                    

           🍁Mungkin ada sedikit penyesalan tapi itu sudah tidak penting lagi bagiku. Semua sudah hancur karenamu. Kamu yang membuatku hancur bukan dia🍁

      Elena,

             Elena tidak enak melihat keadaan roy yang sekarang, dengan wajah babak belur karena pukulan levi membuatnya jadi membiru.

"roy, lo mampir dulu ya ke rumah gue. Biar gue yang obatin luka memar lo" tawar elena dengan perasaan tidak enak hati. Semua ini gara-gara dirinya, jika bukan karena nolongin elena roy tidak akan terluka karena berhadapan dengan levi.

"iya el, makasih ya lo mau obatin luka gue" jawab roy tersenyum dengan sedikit meringis karena menahan rasa sakit di sudut bibirnya akibat pukulan levi.

"harusnya gue yang bilang makasih karena lo udah nolong gue tadi"kata elena ikut tersenyum manis.

"udah tugas gue sebagai cowok harus bisa lindungin cewek apalagi cewek cantik seperti lo" jawab roy memulai dengan gombalannya. Dia selalu mencari cara supaya elena jatuh kepelukannya dan melupakan levi.

"apa sih lo receh, udah tau sakit masih bisa gombal"kata elena cuek, rayuan yang di berikan roy tidak mempan untuk menaklukan sikap elena yang telah membatu yang hanya mencintai levi seorang.

"gue serius el, lo cewek paling cantik yang gue temuin dan gue udah suka lo dari lama dari pertama kita masuk SMA"kata roy terus terang mengungkapkan perasaannya. Roy menatap elena sampai tidak berkedip sambil tersenyum-senyum membuat elena jadi risi di tatap seperti itu.

"apaan sih, lo fokus nyetir aja. Gue nggak mau mati konyol bareng lo" jawab elena sedikit judes karena dia tidak suka roy menyatakan cinta padanya.

"iya-iya" roy hanya mengulum senyumnya mendengar ucapan elena yang nampak tidak bersahabat, namun semua itu tidak mempengaruhi rasa sukanya pada gadis itu. Dia malah semakin senang karena sebentar lagi elena akan menjadi miliknya.

         Tiba di depan rumah elena, mereka berdua turun dari mobil.
"lo mau mampir dulu nggak roy?"tanya elena basa basi menawarkan pada cowok yang berdiri di depannya.

"enggak el, gue mau pulang dulu. Tapi kalau lo nggak keberatan gue mau ajak lo dinner malam ini" tawar roy pada elena, gadis itu nampak sedikit runyam fikirannya. Dia seperti memikirkan sesuatu.

"hmm, ok" jawab elena tersenyum tapi nampak seperti di paksakan.

"ok,ntar gue jemput ya!" pamit roy lalu masuk mobil lagi, elena hanya mengaguk sebagai jawabannya.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

          Elena melangkahkan kaki menuju rumahnya lalu membuka pintu dengan perlahan. Seperti biasa suasana rumahnya nampak begitu sepi. Mungkin pembantunya sedang di dapur.

        Elena langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Tapi saat ingin melangkahkan kaki,si bibi memanggilnya.

"non el, tadi mas levi kesini tapi non belum pulang" kata si bibi menyampikan pesan pada elena atas kehadiran levi ke rumahnya.

"biarin aj bi, el mau mandi dulu" jawaban elena membuat si bibi bingung,pasalnya elena akan selalu kelihatan bahagia saat levi mengunjungi rumahnya. Tapi kali ini dia terlihat biasa saja.

           Bibi jadi kasihan melihat raut wajah elena yang terlihat sedih. Orang tuanya yang selalu sibuk sehingga tidak memperhatikan anak gadisnya yang selalu kesepian. Elena bukan tipe orang yang gampang terbuka pada orang di setiap masalah yang di hadapinya.

Sexy Liar ( elena) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang