01

862 122 7
                                    

7 Agustus 2020

Tiga tahun sudah berlalu sejak kecelakaan besar yang melibatkan Jeon Jungkook, penerus Jeon Corp. salah satu perusahan besar yang bergerak didalam bidang makanan di Korea Selatan. Jeon Jungkook mulai duduk ditahta miliknya setelah menghabiskan dua tahun lebih untuk mengembalikan semua yang hilang setelah kecelakaan. Mengembalikan kepintaran, kepribadian, dan sejumlah kenangan penting yang dibutuhkan pemuda itu untuk menjadi pilarnya dalam memimpin perusahaan besar yang telah dibangun ayahnya sejak dua puluh tahun lalu. Kini Jungkook sudah dapat melangkah dengan penuh kepercayaan diri setelah berhasil membangun kembali pribadinya lagi.

Menjadi satu-satunya pemimpin yang pantas untuk menggantikan pemimpin sebelumnya. Membuktikan kepantasan atas dirinya sendiri dihadapan seluruh orang yang telah menolak keputusan sang ayah untuk menjadikan Jeon Jungkook sebagai pemimpin baru Jeon Corporation setelah apa yang terjadi padanya.

Kecelakaan besar yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia dan tiga orang koma. Jeon Jungkook sendiri dan dua orang lainnya. Dirahasiakan dengan sengaja.

"Hari ini ada beberapa kolega yang harus kau temui." ucap Park Jimin, manajer muda yang ditunjuk langsung oleh Jungkook itu tersenyum kecil saat membaca sejumlah nama kolega bisnis diatas tablet yang menampilkan jadwal harian milik pemimpin mereka.

"Dimana aku akan bertemu dengan mereka?" tanya Jeon Jungkook fokusnya belum beralih dari dokumen penting yang tengah ditanda tangani.

"BH Foods sudah memilih tempatnya, siang nanti aku sendiri yang akan mengantarmu kesana."

"Baiklah."

Park Jimin memperhatikan setiap detail yang dikerjakan oleh Jeon Jungkook, sejak kecelakaan besar itu orang tua Jungkook meminta secara khusus untuk mengawasinya secara langsung. Mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan terjadi. Semua untuk keberlangsungan perusahaan. Dan menghindari penurunan saham jika suatu waktu Jeon Jungkook salah mengambil tindakan.

"Aku sering bermimpi hal aneh beberapa hari belakangan ini."

Jungkook menutup semua dokumen yang telah selesai dikerjakan olehnya, beralih menatap kosong tepat pada Park Jimin yang masih setia berdiri tepat disampingnya. Sejak dirinya bangun dari koma tidak ada satupun yang bisa diingat olehnya. Setelah menjalani banyak pengobatan perlahan ingatannya kembali dan yang paling pertama diingatnya adalah Park Jimin dan dirinya adalah dua orang yang dekat satu sama lain. Sahabat karib, hanya itu yang bisa diingat olehnya.

"Apa yang kau lihat?"

"Denting piano dengan seseorang dipelukanku." ucap Jungkook dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya. "Apa kau tahu sesuatu?"

Waktu berjalan terlalu cepat, Jimin tahu jika kenangan yang terkunci itu akan terbuka secara perlahan. Jungkook akan segera mengingat semuanya cepat atau lambat. Dan yang harus Park Jimin lakukan saat ini adalah menutupinya, dia perlu memilah kenangan mana yang harus diingat dan mana yang tidak boleh diingat Jeon Jungkook.

"Itu hanya bunga tidurmu, kau tidak pernah kenal atau dekat dengan seseorang yang bermain piano." maka Jimin hanya perlu menutupinya dengan kebohongan. Terus memupuk begitu banyak kebohongan untuk menutupi segalanya. Mencegah Jeon Jungkook untuk mengingatnya atau minimal memperlambat waktu untuk Jungkook bisa mengingat semuanya.

"Itu tampak nyata, aku seperti pernah melakukannya dengan seseorang."

Tidak ada yang bisa Jungkook lihat didalam mimpinya, Jungkook hanya bisa mendengar denting piano yanh begitu halus menyapa telinganya dan juga hangatnya pelukan yang menyebar keseluruh tubuhnya tanpa membiarkannya tahu siapa pemilik tubuh yang tengah dipeluknya.

Hidden MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang