Kim Mingyu
Begitu aku memejamkan mata, aku langsung memasuki tahap tertidur pulas.
Bagaimana aku tau?
Aku memasuki dunia yang disebut mimpi. Biasanya jika tubuhku sangat lelah, aku bisa dengan mudah masuk ke dalam dunia mimpi.
"Mingyu?"
Aku menoleh saat mendapati wanita cantik bernama Hasa yang tengah tersenyum ke arahku.
"Kenapa melamun hm?"
Aku masih memandanginya dalam diam. Rasanya sangat tidak mungkin jika dalam dunia nyata, Hasa bersikap semanis ini padaku. Tidak, setelah apa yang ku lakukan padanya.
"Maafkan aku" gumamku
"Maaf untuk apa? Memangnya kau melakukan kesalahan?" Tanyanya
Aku mengangguk.
"Sangat banyak. Sampai-sampai aku merasa malu mengatakan maaf padamu. Rasanya tidak akan setimpal bila aku hanya mengatakan maaf padamu" jelasku
Hasa tersenyum. Ia menakupkan pipiku dengan tangan kanannya. Usapannya sangat lembut sampai-sampai membuatku memejamkan mata.
"Kalau begitu haruskah ku buat setimpal?"
Aku langsung membuka mataku begitu mendengar perkatannya. Ku lihat ia masih tersenyum dan mengusap lembut pipiku.
Namun lama kelamaan, wajah Hasa menampilkan ekspresi yang lain. Dengan senyum yang tak pernah memudar dari wajahnya, ia menangis. Air matanya turun melewati lengkungan bibirnya yang tersenyum.
"Hasa..." panggilku.
"Kau menyakitiku, Mingyu"
Aku arahkan tanganku untuk menepis air matanya. Ia tak menolak, tapi juga tak berhenti menangis.
Sejujurnya aku masih sangat menyayanginya. Aku akui kebodohanku yang termakan rayuan jalang di club waktu itu. Tapi sungguh aku tak benar-benar tidur dengannya. Sialnya saat aku ingin menghentikan permainan wanita jalang itu, Hasa datang dan langsung menamparku. Ia bahkan tak mau mendengarkan penjelasanku.
Aku sudah membuatnya menangis. Tidak hanya di dunia nyata, bahkan di dalam mimpiku pun aku membuat Hasa menangis.
"Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskannya"
"Aku tak butuh penjelasanmu. Karena aku sudah dapat yang jauh lebih baik dari dirimu. Selamat tinggal, Mingyu. Maaf kita harus berakhir seperti ini"
Hasa beranjak dari sisiku dan mulai berjalan menjauh.
"Hasa tunggu dulu!"
"Hasa! Ku mohon dengarkan aku!"
"LEE HASA!"
Seberapa keraspun aku berteriak, sosok itu tak akan menoleh ke belakang dimana aku berada. Ia pergi dan meninggalkan penyesalan yang teramat dalam bagiku.
Aku menyesal karena membiarkan konflik kecil kami membuatku hilang arah dan berakhir menyakitinya. Yang artinya akan menyakitiku juga.
"Mingyu..."
Aku menoleh ke arah kiri disaat aku mendengar suara Chaera.
Betapa terkejutnya aku melihat gadis itu babak belur. Wajahnya penuh luka dan memar. Belum lagi cara jalannya yang tertatih berusaha mendekatiku.
"C-chaera... ada apa dengan dirimu?"
"Mingyu... ini salahmu."
"Hah? Salahku?"
Ia terbatuk dengan darah yang tersisa di sudut bibirnya. Demi apapun, hatiku rasanya sangat sakit melihat sahabatku terluka seperti ini.
"Ini... salah penggemarmu. Bukankah sudah ku katakan... untuk tak menjadikanku... uhuk!"
"CHAERA!"
Begitu tubuh Chaera melemas, dengan sigap ku peluk tubuhnya yang penuh dengan luka itu.
"Berhentilah... menyakiti perempuan, Gyu-ya. Uhuk! Karena begitu kau menyakiti mereka... itu artinya kau juga menyakitiku"
Aku tertegun. Perkataan Chaera benar-benar menusuk tepat di hatiku. Entah mengapa mendengar perkataannya membuatku benar-benar kehilangan muka. Aku malu.
Apakah artinya selama ini aku telah menyakiti Chaera tanpa aku sadari?
Jung Chaera, bagiku kehadirannya lebih dari sekedar sahabat.
Dia sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. Yang selalu ku jaga dan ku lindungi dari siapapun.
Tapi justru akulah yang menyakitinya.
"Jadikanlah... Hasa yang terakhir. Aku pergi dulu, Gyu-ya. Terimakasih sudah mau menjadi sahabatku"
Chaera tersenyum namun sudut bibirnya terus mengucurkan darah.
"Chaera?!"
"Chae, bangunlah!!"
"JUNG CHAERA!!"
.
.
.
.Aku terbangun dari mimpi buruk itu. Ku usap peluh di dahiku dengan kasar. Ku hela napasku beberapa kali sampai ku rasa, aku sudah mulai tenang.
"Sial!"
"Kau bermimpi buruk?"
Ku lihat Wonwoo yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Ku anggukan kepalaku sebelum menjawab, "Aku tak pernah mimpi seburuk itu."
"Memangnya kau bermimpi apa? Seburuk-buruknya mimpimu, kenyataan jauh lebih buruk, bung"
"Aku bermimpi Hasa meninggalkanku dan Chaera..."
Wonwoo menghentikan kegiatannya begitu mendengar nama Chaera.
Oh ayolah, aku tau sebenarnya Wonwoo memiliki rasa pada Chaera. Tapi laki-laki itu terus menolaknya. Sudah ribuan cara ku lakukan untuk membuatnya cemburu, tapi Wonwoo tak pernah menunjukannya. Justru ia yang berhasil membuat Chaera terus menerus menahan sakit hatinya.
"Chaera yang terkena karma atas perbuatanku pada Hasa. Setelah itu Chaera meninggal di pelukanku"
Wonwoo terdiam. Meski raut wajah dinginnya mendominasi, tapi sebagai sahabatnya sejak lama, aku dapat melihat sedikit keterkejutan darinya.
"Mengapa harus dipelukanmu?" Tanyanya
Aku menyeringai kemudian beranjak dari kasur dan mendekatinya.
"Kenapa memangnya? Apa terdengar sangat romantis? Kau cemburu?" Tanyaku
"Romantis dari mananya, jika sang wanitanya mati. Mimpimu benar-benar tak masuk akal. Lebih baik kau segera bergegas sebelum terlambat" ucapnya
Aku hanya melenggang pergi dan meninggalkannya yang mungkin masih berperang dengan batinnya sendiri.
To be continue~
Hari ini double update ya ^^
Ditunggu nanti malem
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD)
Misteri / ThrillerKisah tiga orang bersahabat yang terjebak dalam sebuah mimpi yang tak berujung. Mampukah mereka menemukan jalan keluarnya? Atau, Mampukah mereka menemukan akhir cerita yang bahagia? Karena tidak semua jalan keluar berakhir bahagia. -Myungyu2020-