Beberapa langkah memasuki penthouse Itachi, Hinata mendapatkan kembali kekuatannya. Ia memberontak digendongan Itachi dan menyikut dadanya dengan keras yang menyebabkan Itachi melonggarkan dekapannya. Secepat kilat Hinata mengambil kesempatan untuk melompat dan berlari kembali ke pintu lift yang baru saja menutup.
Hinata dengan segera memencet tombol-tombol di sisi lift agar pintunya membuka kembali.
"Lift itu tidak akan bekerja jika tidak menggunakan keycard ku." Itachi dengan ekspresi dingin dan tidak suka menunjukkan kartu yang tadi juga digunakannya untuk membuka pintu lift di lobi.
Apa? Sial!
"Kalau begitu gunakan kartumu! Setelah tindakanmu tidak senonohmu tadi... Aku tidak sudi berada didekatmu malam ini!"Itachi menatap Hinata dengan ekspresi tak terbaca. Yang jelas, ia tampak berbahaya dan menakutkan bagi Hinata. Hinata tidak bisa mengingkari bahwa ia agak panik. Tempat ini adalah kekuasaan Itachi, Hinata lemah di dalamnya.
"Aku- aku tidak bisa."Itachi melangkah maju mendekati Hinata.
"Tidak senonoh? Kenapa tidak bisa? Kita adalah sepasang suami istri yang sah. Kapan pun aku mau aku bisa berada di dekatmu." Itachi mengulurkan tangannya untuk mencengkram dagu Hinata, menengadahkan wajahnya agar Itachi dapat menatap tepat di kedua matanya.
"... Bahkan kita bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar berdekatan saja.""!" Hal yang ditakuti Hinata. Ia segera mendorong dada Itachi dengan keras agar ia dapat menciptakan jarak. Secepatnya Hinata segera berlari menjauh, mencoba mencari jalan keluar lain.
Tidak ketemu, Hinata berlarian dalam kepanikan. Dalam nafas yang menderu, yang ia temukan justru adalah sebuah ruangan di penthouse Itachi yang telah dimodel untuk menjadi sebuah.... dojo? Ada dojo pribadi dalam penthouse Itachi?
Melihat beberapa shinai yang tergantung di dinding dojo, tanpa pikir panjang Hinata segera meraih salah satunya. Hinata hanya ingin melindungi diri dari Itachi yang menakutkan. Shinai yang familiar bagi Hinata itu dapat memberikan keamanan yang Hinata butuhkan sekarang.
Demikianlah Itachi menemukan Hinata mengacungkan sebuah shinai kepadanya.
Melihatnya Itachi tertawa.
"Hmph. Seorang kenjutsuka wanita?""Jangan sepelekan aku, Itachi!" Mana mungkin Itachi tahu, bahwa Hinata mendalami kenjutsu. Olah raga pedang yang saat itu adalah salah satu bentuk terapi yang disarankan psikiaternya; saat Hinata depresi berat akibat perbuatan kejam Itachi.
"Aku tidak akan menghabiskan malam ini denganmu. Aku minta untuk keluar dari penthouse ini jika aku terbukti bisa mengalahkanmu!""... Haha... Hinataku. Kamu yang sekarang selalu mampu mengejutkanku." Itachi menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, kamu berani menantangku sampai sejauh ini. Sebaiknya aku tidak mengecewakanmu kan."Itachi menyeringai. Ia melemparkan jas yang ia kenakan ke pinggir, lalu melepas dasinya dan membuka dua kancing teratas kemejanya. Ia berjalan ke arah shinai yang tergantung sembari menggulung lengan kemejanya sampai ke siku.
"Aku janji jika kamu bisa mengalahkanku, aku sendiri yang akan mengantarkanmu sampai ke apartemenmu malam ini.""Cih, aku akan naik taksi."
Itachi mendengus geli melihat Hinata yang sampai detik ini pun masih menentangnya.
Hinata pun memasang kuda-kuda untuk menghadapi Itachi. Sebelum menyerang ia mencoba memancing Itachi.
"Kamu tidak takut Itachi? Bahwa aku akan menjatuhkan harga dirimu malam ini dan membuatmu bertekuk lutut didepanku?"Itachi tersenyum miring.
"Bertekuk lutut padamu? Kamu tahu dulu aku pernah di posisi itu, tapi sekarang tidak akan lagi. Ayo kemarilah Hinata. Serang aku. Kali ini kamu yang akan menghamba padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Black Love
RomanceHinata Hyuga muncul di upacara pernikahannya dengan baju pengantinnya yang berwarna hitam. Ini adalah pernyataan perang terhadap suaminya, Itachi Uchiha.