Hallo, Aku udah lama pengen buat cerita horor, Ideku banyak banget cuman ketika aku tidak tulus. Aku bisa melupakan ide-ide itu. Karena tiba-tiba aku kepikiran tentang ini. Aku tulis. Terimakasih untuk pembaca semuanya. Jangan lupa vote and comment.
Masa kalian beli kue tapi nggak bayar sama halnya membaca. Masa kamu membaca tidak menvote cerita orang.
Untuk 2020 ini aku ingin mengucapkan, pray for world. Semoga virus korona bisa pergi dan menghilang. Sembuhkan lah orang-orang yang positif dan jauhkanlah orang orang yang negatif korona.
Semoga ceritaku bisa menginspirasi kalian semua. Terimakasih semuanya.
Happy Reading!!!❤️
Aku Cahyani Adisty, Anak jurusan Bahasa yang harus menuntun ku untuk ke sekolah lebih cepat, Di karena rumah ku jauh dari sekolah, 06:16 Aku datang ke sekolah. Alasannya karena rumahku memang jauh dari sekolah dan aku juga tidak mau terlambat.
Hari ini, Hari Jumat. Dimana kita bertugas untuk membersihkan kebun mini di belakang kelas. Aku memasuki gerbang dengan hilir angin menerpa tengkuk ku. Ku berjalan seolah sudah biasa.
Aku sesekali melihat tukang cleaning sekolah sedang membersihkan lapangan basket. Setiap pagi, ia sering datang pagi dan orangnya pun juga ramah.
Jaraknya cukup jauh dariku dan keputusan untuk ke kelas terlebih dahulu. Ku berjalan memasuki koridor kelas yang masih bisa ku lihat beberapa kelas di depannya.
Karena memang kelasku berada di belakang jadinya aku harus berjalan lebih jauh lagi. Suara kakiku terdengar di lorong sekolah karena memang aku seorang diri. Karena aku sudah terbiasa makanya aku tidak peduli.
Aku memasuki lorong dimana lorong menuju kelasku. Ku bersenandung menyamakan suara Kakiku. Jika di kata, suara ku memang sedikit bagus. Itu yang orang katakan padaku.
Kelasku sudah mulai mendekat kelas bahasa XI. 2 dimana tidak jauh dari keberadaan ku. Samar ku lihat ada seseorang berpakaian rapi seperti pakai yang Ku kenakan. Bedanya dia memakai celana karena dia seorang laki-laki.
Aku mendekat, ia berjalan pelan dan menunduk datar. Aku terus saja menatapnya penasaran. Ia sama sekali tidak sadar akan ke hadiran ku.
"Kamu kelas bahasa?" Tanyaku padanya, dia masih diam membisu.
"Ehmm, Aku kelas bahasa XI 2. Kamu kelas berapa?" Tanyaku sekali lagi, Dia akhirnya berhenti namun enggan untuk menatapku.
"Anak baru?" Tanyaku padanya, ia perlahan menolehkan kepalanya ke arahku. Wajahnya sangat putih pucat, matanya tajam, seragamnya sedikit kusut mungkin tidak di setrika. Aku menatapnya dengan sorot bertanya.
"Kelas bahasa XI. 2." Ujarnya kemudian, Mungkin dia anak baru. Karena selama ini aku belum pernah melihatnya di sekolah ini.
"Kamu anak baru?" Tanya ku lagi.
"Udah lama kok." Aku mengangguk, mungkin aku tidak pernah melihatnya di sekolah, ataukah dia jarang ke sekolah.
"Nama kamu siapa?" Hari ini aku cukup sok akrab dengan seorang pria yang bahkan baru ini aku bertemu dengannya di sekolah. Dia cukup manis dan ganteng.
"Troye!" Suaranya benar-benar lembut dan halus. Aku tersenyum dan menyalaminya.
"Salam kenal yah, Adisty." Ia melihat tanganku takut untuk bersalaman. Aku meraih tangannya yang bebas untuk ku ajak bersalaman. Tanyanya dingin dan lembut.
"Mau kekelas atau ke tempat lain, kalau aku mau kekelas. Soalnya nanti ada piket di kebun." Ujar ku, dia mengeleng. Dia berlalu begitu saja meninggalkan ku tanpa menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Lorong Sekolah!!!
Детектив / ТриллерSetelah kejadian itu, Ia tidaklah muncul lagi. terkadang menjadi spesial itu harus butuh mental yang kuat. membantu seseorang itu bukan hanya dilihat dari sisi alam berbeda tapi hatinya. Cahyani Adisty Perempuan spesial!!