(n.) the euphoria you experience when you're first fall in love.
***
Dazai sekarang sedang bersantai di markas port mafia. Mengehela nafasnya berat, tanda ia lelah. Padahal sedari tadi ia belum melaksanakan misi.
"Dazai," panggil seseorang yang menuju kearahnya. Diliriknya, ternyata sang senpai dengan dress hitam selutut yang tangannya di masukkan kedalam dress tersebut. Terlihat anggun.
"ha~i, senpai," jawab Dazai malas.
"kau ini, semangatlah sedikit. Ini misi yang lumayan menantang kau tahu?" protes [name] -nama senpainya- melihat Dazai dengan posisi duduk yang malas.
"aku sudah bersemangat senpai," jawab Dazai masih dengan posisi malasnya.
"bohong. Kau malas karena ditugaskan bersama Chuuya bukan?" tebak [name]. Dazai yang mendengar nama Chuuya menekuk alisnya kesal.
"jangan menyebut nama si pendek, Senpai. Aku merasa ingin muntah mendengar namanya," ucap Dazai dengan ekspresi kesalnya.
[name] hanya menggelengkan kepalanya heran dan tangannya menjitak kepala Dazai pelan, "Yasudah, biar aku meminta kepada Mori-san untuk menggantikanmu denganku."
"tidak! tidak akan aku biarkan senpai bertugas berdua dengan si pendek!" ucap Dazai menghentikan langkah [name].
[name] menoleh ke arah Dazai. Terkekeh pelan sembari mengusap rambut milik Dazai.
Wajahnya terasa panas. untung saja Dazai dengan mudah menyamarkan rona merah di pipinya dengan mengalihkan pandangannya.
Yap betul. Dazai Osamu, Seorang anggota executive port mafia termuda, yang memiliki kemampuan no longer human, sedang jatuh cinta. Iya, jatuh cinta itu.
Jatuh cinta kepada senpainya, [name]. Anggota executive port mafia juga yang memegang kemampuan dead eyes. Kemampuan membunuh musuh hanya dari tatapannya saja.
"kenapa?" tanya [name].
"dia gila," ucap Dazai. [name] hanya tertawa mendengar jawaban konyol dari Dazai.
"sudahlah. Aku akan mengawasi kalian. Cepat bangun dan hampiri Chuuya," ucap [name] berjalan meninggalkan Dazai.
Manik hazel milik Dazai membola ketika misinya kali ini akan di awasi oleh [name]. Ia segera menyusul [name] dengan langkah senang.
***
Mereka sampai di tempat dimana musuh berada. Jangan lupakan Dazai dan Chuuya yang sedari tadi hanya saling memaki satu sama lain. [name] menghela nafas beratnya, sepertinya misi kali ini akan merepotkan.
"Oi Dazai! Jangan seenaknya! Beritahu kemana kami akan pergi!" teriak Chuuya.
"maaf, tapi bisa tidak jangan berbicara kepadaku?" ucap Dazai.
"hah-?!"
"aku sibuk bernafas." sebelum adanya pertikaian lebih antara Dazai dan Chuuya, [name] segera menarik kerah mereka masing masing dan menyeretnya ke tempat yang lebih terpencil.