Prolog

30 8 5
                                    

*

Anak perempuan ber usia 6 tahun, terduduk sendirian di bawah pohon rindang di sisi lapangan. Ia menatap sedih keramaian yang berada tidak jauh didepannya. Keramaian yang dibuat anak anak seusianya bermain ditaman bermain.

Ia menekuk lututnya lalu menenggelamkan wajahnya pada ruang yang ada antara tubuh dan lututnya.

Pikirannya melayang pada kejadian beberapa bulan yang lalu, setelah dirinya pindah ke rumah baru dilingkungan ini.

Waktu itu, ia ingat sekali bahwa dirinya begitu senang mendapati Bunda nya mengajak nya pindah ke rumah baru.

Ia ingat juga ketika ia berhayal akan mendapatkan banyak teman di tempat baru nya. Tapi, semua kejadian yang ia hayalkan itu tak kunjung menjadi nyata.

Dirinya dijauhi, tak dibiarkan ikut bermain dengan mereka. Mereka malah menatap benci pada dirinya yang bahkan tidak tahu menahu apa salah nya.

Ia tak tahu awalnya, mengapa mereka sampai begitu membenci dirinya yang bahkan baru seminggu datang ke tempat ini.

Lalu, pikiran nya yang bertanya tanya terjawab semua ketika ada seorang anak perempuan yang ia lihat mungkin umurnya lebih tua dari dirinya.

Perempuan itu berteriak didepan wajahnya dengan marah. Ketika ia selesai berbicara " Aku hanya ingin bermain dengan kalian!! Kenapa kalian menjauhiku?"

Setelah ia berbicara seperti itu, seorang anak perempuan yang sedari tadi diam dengan wajah datar berjalan menghampiri nya. Membelah kerumunan anak anak yang menatap benci pada nya.

"Pergi! Kami tidak mau berteman dengan orang sepertimu. Kamu adalah anak yang merebut kasih sayang seorang Ayah pada anak lain nya!! Pergi!" Teriak nya dengan marah.

Ia terdiam. Tidak mengerti sama sekali dengan pernyataan nya. Tapi matanya berhasil mengeluarkan buliran air mata.

Ia belum pernah di teriaki sebelumnya. Ini pertama kali nya.

Lalu ia pun berlari menjauhi mereka. Ia pulang dengan wajah yang berlinang air mata. Lalu menceritakan semua yang terjadi pada Bunda nya. Termasuk kata kata " Anak yang merebut kasih sayang Ayah anak lainnya."

Sewaktu menanyakan pada Bunda nya, ia malah dikejutkan dengan Bunda nya yang ikut ikutan menangis dan meminta maaf pada nya.

Bunda memeluk nya seraya berkata maaf berulang kali. Ia semakin dibuat menangis karna tak mengerti kenapa bunda ya bersikap demikian.

Tak!

Pikirannya dibuyarkan oleh seorang anak laki laki yang mengetuk kepalanya dengan pedang mainan miliknya pelan.

Ia mengangkat wajahnya lalu melihat anak laki laki itu dengan pandangan heran.

Anak lelaki itu mengulurkan tangannya membuat si gadis kecil semakin terheran heran.

"Namaku Rey. Siapa nama mu?" Ucapnya dengan tangan terulur dan seyuman yang membuat matanya menyipit.

"A-akuu aku Ran" Ucap si gadis kecil dengan ragu ia ikut mengulurkan tangannya yang langsung dijabat oleh si anak laki laki yang beranama Rey itu.

"Senang berkenalan dengan mu Ran. Mulai hari ini, kita adalah teman. Mohon bantuannya ya." Ucap Rey seraya tersenyum sumringah.

Senyum itu menular pada Ran, ia tercengang tetapi kemudian mengangguk dengan wajah senang.

*

Bitter SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang