Jeon Wonwoo
Mingyu benar-benar berhasil membuatku semakin canggung dengan Chaera.
Bahkan begitu kami sampai di kelas, dia sama sekali tak membuka suaranya. Meskipun dia memang sedikit menjaga jarak denganku, tapi tetap saja terasa lebih canggung.
Hingga tak lama setelah itu, Mingyu datang dan menengahi kami.
"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Chaera
"Memangnya wajahku kenapa?" Tanya Mingyu balik.
Chaera menatap Mingyu dengan pandangan meneliti. Sampai akhirnya ia menjawab.
"Jelek saja"
"Ya!"
Gadis itu kemudian tertawa puas setelah berhasil membuat Mingyu murka.
"Oh iya, bagaimana dengan Hasa? Apa kalian kembali berpacaran?" Tanyanya lagi
Berbicara mengenai Hasa membuat raut wajah Mingyu tak sedap dipandang. Aku rasa aku sudah tau jawabannya.
"Kami memang tidak kembali berpacaran, mengingat aku benar-benar telah menyakitinya. Dan tak akan semudah itu membuatnya kembali percaya lagi padaku. Tapi setidaknya kami kembali berteman" jelas Mingyu
"Itu permulaan yang bagus. Bukankah semuanya dimulai dari pertemanan? Tenang, aku yakin Hasa masih sangat mencintaimu. Dia hanya berusaha menahan egonya untuk tak kembali padamu semudah itu, agar kau berusaha lebih keras dan tak mengulangi kesalahanmu lagi. Syukutlah kau sudah menyadari arti penting dirinya." jelas Chaera kemudian mengusap punggung Mingyu pelan.
"Benarkah?"
"Tentu saja. Aku paham akan dirinya karena aku juga seorang wanita."
Mendengar penurutannya tersebut, membuatku kagum. Dia tak selalu bersikap manja dan menyebalkan. Ia juga bisa bersikap dewasa disaat yang diperlukan. Itu hebat.
Saat aku tengah memandanginya lekat, ia tak sengaja melirik ke arahku dan membuat pandangan kami bertemu. Namun saat itu pula kami saling memalingkan wajah.
Gila. Kenapa aku selalu merasa gugup ketika pandangan mata kami tak sengaja bertemu?
Aku tak boleh seperti ini. Bukankah aku sudah memiliki Areum? Aku tak boleh menjadi lelaki brengsek. Areum sudah lebih dari cukup untukku.
"Ada apa dengan kalian?" Tanya Mingyu heran.
"T-tidak apa-apa" balasnya
Sementara aku hanya diam sembari mencoba menutupi wajahku dari Mingyu dan Chaera. Bila ketahuan wajahku merona setelah kejadian tadi, Mingyu akan mengejekku habis-habisan.
Beruntungnya tak lama setelah itu, dosen kami datang dan segera memulai pembelajaran. Sehingga aku juga punya alasan untuk mengabaikan mereka dan fokus pada materi yang diterangkan oleh pak tua itu.
Setelah pembelajaran selesai, Mingyu mengajak kami untuk makan siang bersama.
"Sepertinya aku tak bisa ikut dengan kalian. Aku sudah janji dengan Areum untuk makan siang bersama" balasku
Mingyu mengendikkan bahunya pasrah sementara Chaera mengangguk namun tak sama sekali menatap mataku. Mungkin karena kejadian tadi.
"Ya sudah, kalau begitu kita berpisah disini. Sampai jumpa besok, Wonu-ya" kata Mingyu sembari merangkul Chaera dan pergi menjauh dariku.
Setelah itu aku menyusuri koridor fakultas bisnis lebih tepatnya koridor yang menghubungkan fakultasku dengan fakultas lainnya. Tapi belum sampai menemukan Areum, ponselku bergetar. Dan setelah aku periksa, ada sebuah pesan dari Areum yang meminta maaf karena harus membatalkan acara makan siang bersamaku demi pertemuannya dengan senior mereka yang bekerja di rumah sakit umum. Areum adalah seorang calon dokter, jadi wajar jika sulit menyempatkan waktunya untukku.
Aku menghela napas dan berniat untuk langsung pulang. Sebenarnya akhir-akhir ini aku tak begitu mempermasalahkannya. Jika ia tak menghubungiku satu haripun, aku tak masalah. Aku juga bingung kemana hilangnya rasa khawatirku padanya yang awal-awal kurasakan.
Entahlah, pikiranku saat ini hanya tertuju pada ranjang empuk di kamarku. Rasanya penat dan stressku akan hilang, bila aku membaringkan diri diatasnya selama beberapa jam.
Begitu sampai rumah, aku langsung membuat makan soreku dengan bahan-bahan yang ada. Setidaknya mengisi perut dulu sebelum hibernasi adalah hal terbaik untuk menimbun lemak. Ya, aku memelurkannya demi penampilanku. Setelah itu, aku benar-benar langsung mengambil tempat ternyamanku dan mulai memejamkan mataku.
Tanpa aku sadari aku telah masuk ke dunia mimpi.
Padahal baik tubuh maupun pikiranku tidak dalam kondisi lelah dan tertekan.
Lagipula mimpi ini akan segera berakhir ketika aku membuka mata di pagi hari. Bukan masalah yang besar buatku, aku hanya perlu menikmatinya.
Tapi sepertinya akan sulit.
Mengingat, aku membenci keramaian dan saat ini aku berada di...
tengah-tengah pesta topeng?
"Huh... bisa gila aku" gumamku.
Aku berusaha berbaur dengan yang lain tapi rasanya sulit. Akhirnya aku putuskan untuk menepi dari tengah-tengah hall yang begitu ramai ini.
"Wonwoo?"
Aku mendapati sosok tinggi yang tak asing lagi bagiku. Dia menggunakan tuxedo abu-abu dengan warna topeng yang senada.
"Mingyu?"
"Kenapa kau hanya diam disini? Nikmatilah pestanya" katanya
"Jadi ini pestamu?" Tanyaku
"Mana mungkin. Aku tidak se-kaya itu untuk bisa mengadakan pesta semegah ini. Hari ini ulang tahun fakultas kita yang ke-38 tahun. Kau lupa?"
"Huh? Memangnya fakultas kita sepeduli itu dengan hal kecil seperti pesta ini?" Tanyaku
"Entahlah, aku juga baru tau setelah bertanya pada beberapa teman" jelas Mingyu
"Mingyu, Wonwoo!"
Aku dan Mingyu menoleh begitu seseorang datang menghampiri kami dengan dress merah ketat yang membentuk lekuk tubuhnya.
"Sepertinya aku salah kostum"
To be continue~
Sepertinya kalian sudah bisa nebak siapa yang dateng
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD)
Mystery / ThrillerKisah tiga orang bersahabat yang terjebak dalam sebuah mimpi yang tak berujung. Mampukah mereka menemukan jalan keluarnya? Atau, Mampukah mereka menemukan akhir cerita yang bahagia? Karena tidak semua jalan keluar berakhir bahagia. -Myungyu2020-