____________________________________________
"Cinta itu bukan tentang pembodohan apalagi perbudakan,jadi kenapa masih banyak cewek yang bodoh cuman karena cinta?"
-Sagarion-
____________________________________________•••••
Jam menunjukan tengah malam gadis bernama Camelia itu masih saja duduk dihalte bus. Berharap ada bus yang datang dan mengantarnya pulang.
Pulang tengah malam sehabis bimbingan belajar Camelia menelfon kekasihnya minta jemput. Kata kekasihnya ia bisa menjemput tapi beberapa menit lagi. Namun naas,sudah beberapa kali ini Camelia yang kerap disapa Lia malah mendapati dirinya berakhir pulang malam menunggu bus hanya karena Rio yang tak kunjung menjemput.
Sama seperti hari ini Lia berakhir ditempat yang sama,halte bus sepi tanpa orang dan mungkin bus tidak akan lewat karena sudah terlalu malam.
Niat Lia ingin naik ojek online atau taxsi,tapi nanti saat Lia benar-benar memastikan sudah tidak ada bus yang lewat.
Kata Lia pengiritan,uangnya ditabung bisa buat beli album koriyah kalau sewaktu-waktu biasnya ngeluarin album baru.
Mau telfon orang rumah,tapi kan Lia hidup sendiri. Ayah ibunya cerai sejak ia SMP. Kini Lia hidup dengan ayahnya yang telah mendapatkan hak asuh.
Ibunya Lia pergi entah kemana mungkin dengan suami barunya yang dulu berhasil membuat ikatan cinta antara ayah ibunya harus kandas saat indah-indahnya.
Sedangkan ayahnya sibuk kerja menjadi dokter yang saat ini tengah keluar kota.
Kembali ke Lia yang sudah sejam yang lalu masih saja duduk dihalte. Tidak panas apa pantatnya?
Lia menyandarkan kepala ditiang halte. Kemudian melamun,mengingat betapa tega Rio,nama pacarnya.
Jika diingat-ingat sudah sebulan ini Rio bersikap acuh pada Lia. Tidak ada lagi kata manis yang keluar dari mulutnya. Tidak ada lagi sikap manis dan perhatian yang Rio berikan pada Lia.
Lia tersadar dari lamunanya saat suara tawa dan motor seseorang menggema dikesunyian malam.
Tak berselang lama segerombolan cowok dengan motor KLX tengah lewat. Lia yang tahu banyak gerombolan cowok hanya bisa menunduk memainkan ponselnya asal.
Entah kenapa jantung Lia berdegup kencang saat mendengar suara motor berhenti tepat didepannya.
Lia hanya terus menunduk,jemarinya ia taut dengan erat. Serta merapalkan doa dalam benaknya memohon agar gerombolan cowok tadi tidak berniat berhenti hanya untuk menggodanya.
Ternyata tuhan menghendaki hal lain. Salah satu cowok itu berujar pada Lia " Cantik malam-malam gini mau kemana? " Tanya si abang tukang gendang eh..maaf maksutnya salah satu cowok gerombolan tadi.
Lia hanya diam semakin menundukan kepala,tubuhnya ia makin pojokan kepinggiran kursi panjang halte.
"Loh gak dijawab?jawab dong cantik." Tanya cowok tadi yang hanya Lia hiraukan saja.
Suara derap sepatu nampak terdengar dipendengaran Lia. Dan sekarang Lia bisa melihat sepasang sepatu Converse hitam putih berada dihadapanya.
Lia mendongak perlahan mengenyahkan rasa takut dan mencoba mencaritahu siapa orang yang sudah datang menghampirinya bahkan menggodanya.
Lia diam seketika ketika mata lembutnya bersitatap dengan mata tajam namun masih terkesan sayu itu.
Tidak hanya mata tajam itu saja,namun juga paras cowok ini yang bisa dikatakan melebihi paras dewa yunani,super tampan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer [REVISI]
Romance[WARNING ⚠️17+] "So baby, pull me closer." ©Bumblebright