Dosen Tampan

12.3K 681 38
                                    

Namaku Gulf Kanawut, biasa dipanggil Kana. Orang bilang wajahku manis, tampan dengan tinggi semampai, body kurus ramping & rambut agak sedikit ikal. Sudah tidak terhitung berapa perempuan & lelaki yang menyukaiku sampai rela mengirim banyak hadiah ke rumahku tiap valentine. Tapi tidak ada 1 pun yang menarik perhatianku.

Orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah. Menurutku masa kuliahlah masa yang paling indah, karena di kampus inilah aku bertemu dengan cinta pertamaku seorang dosen Engineering, namanya Mew Suppasit Jongcheveevat.

Sejak dia mengajar di universitas Chulalongkorn, banyak mahasiswa yang tertarik dengannya. Dia bagaikan magnet yang mampu menyedot perhatian semua orang.
Mew yang mempunyai badan atletis & tinggi, alis yang tebal & rambut hitam kecoklatan. Warna kulitnya putih, seputih susu. Hanya 1 kekurangan Mew yaitu dingin & galak.
Bukan hanya mahasiswa yang menaruh hati padanya, tapi sesama dosen yang single juga sama. Yang kudengar kalo Mew itu usianya sudah matang & sudah punya 1 anak alias duda.

Hari ini aku, Mild & Sammy sahabatku sedang makan di kantin. Mild memesan makanan kesukaanku pork basil, lalu kami makan bersama. Sammy yang baru datang langsung memesan & duduk di sebelahku.

"Kana, kamu dapat salam dari Pui" ucap Sammy sambil memakan makanannya.

"Hemm ..." jawabku sekilas sambil makan kembali.

"Kana tidak tertarik? Dia star di univ Chula ini lo. Dia juga cantik" cecar Sammy.

Menurutku Pui memang oke karena dia cantik, body ramping & tingginya juga hanya beda beberapa centi aja dariku. Walaupun Pui seorang star di univ Chula, tapi tingkahnya gak menunjukkan kalo dia cocok menyandang star, karena dia sangat sombong & suka gonta ganti cowo.

"Sorry Sam, Pui bukan seleraku. Kamu tahukan aku sukanya sama siapa?" Tanyaku pada Sammy setelah menghabiskan 1 porsi nasi dengan pork basil.

"Iya tahu. Tuh sama si dosen killer kan. Siapa lagi memang" timpal Mild yang membuatku ketawa melihat ekspresi nya. Mild & Sammy tidak merasa aneh kalo aku menyukai sesama jenis. Apalagi Sammy yang teman-temannya banyak yang berasal dari kalangan gay.

"Masuk yuk. Udah jamnya pak Mew lo. Aku harus dapatkan tempat paling depan agar bisa ngelihat wajah pak Mew" ajakku pada Mild & Sammy yang baru selesai makan.

Mendengar itu Mild & Sammy langsung beranjak dari kursi mereka. Sampai depan pintu aku melihat Mew berjalan menuju kelas. Melihatnya semakin dekat, akupun memasuki kelas & mengambil tempat paling depan.
Tidak mudah memang mengambil tempat paling depan, karena aku harus berebut dengan mahasiswa perempuan.
Hari ini Mew memakai baju kemeja berwarna putih dengan kerah dilipat sampai siku, menampakkan urat-uratnya. Jangan lupa pada mata elangnya yang menyapu seisi kelas & saat pandangan kami bertemu, aku tersenyum.

"Gulf Kanawut! Kenapa kamu senyum seperti itu? Apa ada yang lucu?" Tanya Mew dengan suara bariton nya.

"Gak pak. Kana lagi memandangi makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna. So handsome" jawabku spontan yang membuat seisi kelas tertawa. Bisa kulihat wajah Mew memerah, entah karena marah ato malu.

"Diam!!! Gulf, temui aku di ruang dosen setelah ini" Pinta Mew yang membuat seisi kelas sepi. Tidak ada yang berani bicara. Dalam hati aku merasa bahagia karena bisa berduaan dengannya.

"GULF KANAWUT!!!"

"Iya pak" jawabku kaget

"Kamu dengar apa yang kubilang tadi?" Tanya Mew dengan tatapan yang tajam.

"Iya pak. Ngerti" jawabku yang membuat Mew terdiam & mengalihkan pandangannya ke seisi kelas.

"Baik. Sekarang kita mulai materinya. Seperti biasa dalam kelasku tidak ada yang namanya titip absen. Besok kalian akan di test sampai dimana kemampuan kalian memahami pelajaran yang kuajarkan. Jika ada yang ketahuan tidak masuk, siap-siap saja dapat nilai minus dari saya" ujar Mew yang membuat semua mahasiswa putus asa mendengar hal itu & memang begitulah cara Mew mengajar & mendapat julukan
"The Killer".

Post Traumatic Stress DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang