1.

469 53 10
                                    

"Hiks...hiks...Ibu."

Anak kecil berusia empat tahun duduk di bawah pohon. Air mata mengalir di pipi chubby-nya. Lengan seragam sekolahnya hampir basah untuk menyeka air mata. Kepalanya mendongak saat dirasa ada yang mendekat.

"Adik kecil kenapa menangis?" Seseorang yang tidak dikenal ikut berjongkok di hadapannya.

"Ibu...hiks...ibu belum datang hiks...menjemput Sei." Bibir mungilnya bergetar. Berusaha menahan tangisnya di depan anak laki-laki yang baru pertama kali dilihatnya.

"Jangan menangis lagi!" Anak laki-laki bersurai biru itu tersenyum.

"Aku punya permen." Masih dengan mempertahankan senyumnya, ia menyerahkan permen ke tangan bocah berambut merah di depannya.

"Tapi Sei takut sendirian." Ucap sang bocah yang menyebut dirinya Sei. Tangan mungilnya terulur. Menerima lollipop yang sebenarnya tidak begitu ia sukai. Hanya saja tangannya tetap terulur untuk meraih permen itu.

"Terima kasih!" Meski masih tersisa isakan kecil, tapi bocah lucu itu bisa mengucapkan terima kasihnya.

"Kau tenang saja! Aku akan menemanimu sampai ibu-mu datang." Senyum manis terkembang di bibirnya. Menampilkan deretan gigi susunya yang tersusun rapi. Rasa takutnya menguar begitu saja. Sosok asing berambut biru itu membuatnya merasa nyaman.

"Anak laki-laki tidak boleh menangis. Kalau menangis tidak tampan lagi." Sambil menghisap permennya, kepalanya mengangguk lucu. Sesekali dahinya berkerut karena tidak menyukai rasa manis yang menjalar di lidahnya.

NS

"Hei adik kecil!" Ia menolehkan kepalanya ke asal suara. Anak laki-laki berambut biru yang sudah tidak asing itu berjalan ke arahnya.

"Kau tidak menangis lagi?" Seseorang yang disebut adik kecil menggelengkan kepalanya.

"Sei tidak akan pernah menangis lagi." Anak laki-laki yang lebih pendek berucap tegas. Mengejutkan si surai biru melihat perubahan sikapnya.

"Kau semakin lucu saat berusaha terlihat keren."

Si surah merah merengut sebal. Namun ia hanya melirik sekilas tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Seragammu cocok dengan warna rambutmu. Kau jadi terlihat lebih manis." Lagi-lagi si surai merah memandang sebal.

"Sei tampan," ucapnya. Wajahnya terlihat lebih tenang. Tidak ada tangisan dan bibir bergetar seperti tempo hari.

"Kau tidak boleh menyebutku manis." Kalimatnya membuat anak laki-laki di sebelahnya berkedip takjub.

"Kau benar-benar berbeda. Aku sampai lupa kalau kau adalah bocah yang kemarin menangis dan memanggil ibunya. Tapi tunggu dulu, apa kau tidak berniat memanggilku onii-san? Aku lebih tua darimu." Protesan itu tidak mendapat balasan. Si merah di sampingnya hanya memandang lurus ke depan.

"Baiklah...baiklah kalau kau tidak mau memanggilku onii-san. Tapi bagiku kau tetap adik kecil yang manis dan lucu." Si surai biru menepuk bocah berambut merah sembari berlalu. Tersenyum senang tanpa menyadari tatapan bocah berambut merah yang ditujukan untuknya.

MY LOVE WILL LEAD YOU BACK TO ME

Pairing: Akakuro, Kikuro

Length: Chaptered

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Warning: Boys Love and OOC

Story by Naruseisuya

My Love Will Lead You Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang