Prolog

11 0 0
                                    

"Kau abaikan anakmu, kutalak kau!" teriakku lantang hingga menggema di seluruh ruangan.

"Aku kecewa karena kau lalai dalam menjaga Alisha, bayangkan Ratih! Anakmu  hampir saja dilecehkan oleh pria tidak dikenal, dan kau?! Kau malah asik dengan ponselmu itu!" Aku tunjuk  wajah istriku yang kini bersimpuh di kakiku.

Tidak ada rasa kasihan bagiku padanya, dia lalai dalam  mengurus anak dan dia  juga telah abai dalam mengurus rumah tangga, aku beristri tetapi seperti tidak memiliki istri.

Lima minggu, lima minggu istriku mengabaikan diriku, apa aku yang terlalu sibuk atau dia yang terlalu asik dengan ponselnya? Hingga akhirnya apa yang  aku tidak mau kini hampir terjadi. Anak semata wayangku hampir di lecehkan oleh pria yang tidak di kenal.

"Maafkan aku," isak istriku. "Aku tidak tahu akan seperti ini, anak kita dia tadi sedang bermain di taman denganku," jelasnya.

"kemarikan ponselmu," ucapku lalu melepaskan kedua tangannya yang terus memeluk kakiku.

"Mm-mau apa?" tanya istriku gugup.

"Adik ipar, ambil tasnya dan bawa ponselnya itu padaku?!" ucapku dengan nada tinggi.

"Baik," jawabnya lalu menarik tas Ratih. "Maaf kakak, aku sudah bilang jika Mas Ilham akan tahu perbuatmu tanpa aku bilang," bisiknya pelan.

Ratih tertegun yang aku lihat. Matanya mengarah ke arah adik ipar. Entah dia marah atau apa aku tidak peduli dengan saat ini.

"Bagus."

Aku tersenyum saat ponsel itu telah di tangan adik ipar. "Terima kasih," ucapku lalu mengambil ponsel milik istriku, ah ralat calon mantan istriku.

"Aku tidak bodoh Ratih, aku tahu perbuatan kau dengan sahabatku itu." Aku berjongkok di hadapannya lalu menarik kasar rambut panjangnya ini.

"Argh, sakit, Mas." Ratih merintih seraya memegang tanganku.

"Ini baru sedikit, sayang." Aku menekan kata sayang padanya. "Ini awal dari penderitaanmu. Lihat saja apa yang akan aku perbuat jika kau kembali melakukan hal itu," bisikku lalu melepaskan cengkraman rambutnya dengan kasar.

"Jangan bantu kakakmu lagi dalam menyembunyikan hal menjijikan seperti ini." Aku menatap adik ipar dengan tajam.

"Baik, aku sudah lelah menyembunyikan hal ini, Mas. Sudah lama dia berhubungan dengannya," jawabnya.

"Reno!" teriak Ratih tidak percaya.

"Kenapa, kenapa kau berteriak?" tanyaku.

Ratih menunduk dan meremas pakaian yang ia pakai.

"Mas, Reno akan membantu mencari pelaku pelecehan seksual itu, Reno janji akan menebus semua kesalahan Reno," jelasnya.

Aku menatap Reno dengan diamnya. Pemuda ini tidak salah, hanya saja dia diancam oleh kakaknya. Aku tidak menyangka dengan kelakuan wanita itu. Hanya demi menutupi perselingkuhannya membuat Reno tidak bisa berkutik sama sekali.

Apa yang membuat Reno menjadi takut, aku harus mencari tahu juga tentang ini.

Aku kembali menatap Ratih dan menghela napas panjang. "Surat gugatan akan segera datang dan ibumu akan tahu kelakukanmu nanti," jelasku lalu meninggalkan mereka berdua di sana.

Biarkan Ratih introspeksi diri, jika dia tetap seperti ini aku akan melepaskannya sesegera mungkin. Terlalu sakit jika terus menahan wanita itu.

Kekasih Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang