misiiii~ minta votenya dung😊... jangan jadi silent readers ya :( nggak sulit kok cukup klik bintang kiri bawah, supaya aku semangat buat melanjutkan ide yang sudah jamuran di otak ini ^_^ tenang saja, aku sudah menyiapkan plot, konfilk, dan ending tentu saja... jadi tinggal ditulis 🙂🇯🇵🇮🇩
Kinanti mengerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap kedua tangan berotot yang sedikit kasar itu tengah melingkar posesif diperutnya. Gadis itu membalikkan badan, mendapati lelaki yang tengah ia pikirkan sedang memejamkan mata di pundaknya.
"Hiro.. apa yang kamu lakukan disini?"
Hiro mengurai pelukan mereka. "Aku merindukanmu."
"Astaga.."
Ketika mata itu menatapnya, rasa gundah Kinanti menguap begitu saja. Selalu seperti ini.
"Apa tidak boleh?" Hiro mencerutkan bibirnya maju seperti anak kecil yang merajuk.
"Boleh!" Kinanti tersenyum.
"Aku dipulangkan cepat hari ini! ayo pergi jalan jalan denganku!" Ucap Hiro gembira yang disambut anggukan kinanti yang tak kalah gembira.
"Aku akan mengajakmu keliling Buitenzoerg hari ini, nona Brawijaya." Hiro mengecup lembut punggung tangan kanan kekasihnya dengan penuh sayang, seolah gadis ini hanya miliknya.
----------
Mereka tiba di Batavia-benedenstad, Sebuah stasiun milik perusahaan swasta yang berpusat di Nederlandsche-indische spoorweg, Semarang. Yang diresmikan di kota Batavia sejak tahun 1897, stasiun itu telah berdiri 45 tahun lamanya. Menjadi saksi bisu atas kebahagiaan penjajah yang hilir mudik sehabis mengeruk kekayaan di bumi Pertiwi.
Mereka memasuki gerbang 3 lokomotif. Menaiki kereta jurusan Batavia-Buitenzoerg. Hiro tak pernah melepas genggamannya sejak mereka berangkat ke stasiun. Kinanti pun tak menolaknya, ia hanya ingin menikmati hari ini. Melupakan segala rasa gundah tentang sikap kakaknya yang tak biasa. Hiro menuntun Kinanti agar duduk di kursi kereta bersebelahan dengannya.
Saat deru lokomotif mulai terdengar, Kinanti memejamkan kedua matanya. Memposisikan diri senyaman mungkin di pundak Hiro. Sedangkan lelaki yang yang masih berseragam militer itu, tengah asyik memandangi hamparan sawah hijau yang terbentang luas dari balik jendela lokomotif. Sawah sawah itu dulunya milik saudagar Belanda. Mata sipit Hiro terus menatap, membayangkan, betapa Belanda telah memeras habis habisan uang rakyat. Hatinya teriris. Meskipun ia sendiri menginjakkan kaki disini sebagai penjajah, ia tetap santun kepada warga asli negeri ini. Damini contohnya. Ia tak pernah berlaku semena-mena kepada pribumi, ia memperlakukan mereka dengan sangat baik.
Sebaliknya, Hiro sering ikut dalam penangkapan orang orang Nederland yang masih tersisa dalam persembunyian di hutan hutan belantara Hindia Belanda. Kebanyakan yang sulit ditemukan adalah para petinggi militer Nederland. Ikut dalam misi penangkapan seperti ini bukan kemauannya tentu saja, tugas negara yang memaksanya. Bagaimanapun, seringkali Hiro merasa bersalah. Ia melihat anak anak dan wanita dibantai dihadapannya, namun lama kelamaan ia mulai terbiasa. Hiro menebalkan nuraninya sekeras baja, menulikan pendengarannya disamping teriakan memohon dari mereka.
Namun semua itu perlahan terkikis dengan hadirnya Kinanti di sampingnya. Gadis itu mampu mengembalikan diri aslinya lagi. Hiro yang ceria dan penyayang. Sejak ia mengenal gadis ini, Hiro tak pernah lagi ikut dalam penyergapan orang orang Netherland. Hiro memilih menjadi pemimpin pasukan seinendan yang berisi ratusan lelaki pribumi. Yang kelak akan mampu mempertahankan bangsanya sendiri tanpa bantuan bangsa lain. Setidaknya itulah pikiran sederhana Hiro.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐢𝐧 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 𝐖𝐚𝐫 𝐥𝐥
Fiksi SejarahCERITA SEDANG HIATUS Indonesia, 1943 Berwajah datar, dengan hati sekeras baja adalah pesona Nakamura Yamada Hiro. Putra seorang petinggi Dai Nippon yang diutus memimpin pasukan ditanah bekas jajahan Belanda. Hidup keras bukan lagi hal asing baginya...