Bittersweet

7.9K 764 204
                                    

Mingyu pun ikut tersenyum dan tanpa membuang waktu lagi, setelah mendapatkan izin dari Wonwoo yang berupa anggukan kepala gemas ia sontak menempelkan bibirnya pada bibir Wonwoo.

And he swear to God, this kiss and his lips taste sweeter than before.

{}



11.11 PM

Kruurrkk...

Suara yang ditimbulkan dari perut Mingyu sontak membuat lelaki tinggi yang sedari tadi masih terjaga akibat melamun itu beranjak dari tempatnya untuk membuat segelas kopi demi mengurangi rasa lapar akibat melewatkan makan malamnya demi sosok berkacamata yang saat ini mungkin saja tengah tertidur di kamarnya. Entahlah, mood-nya sedang tidak terlalu bagus untuk sekedar membuat mi instan.

Segelas kopi ia bawa menuju ruang tengah dan kembali terduduk di tempatnya semula. Ia pun menyesap kopi tersebut dengan perlahan seraya memandang ke arah balkon kamarnya yang terletak di sebelah kanan dari posisinya saat ini.

"Haaah... kenapa Wonwoo susah banget ditebak sih? Gue gak bakal bisa tahan kalo dia bertingkah kayak tadi terus-terusan, gue harus apa?" Ucap Mingyu pelan seraya menyisir surai hitamnya ke belakang. Pikirannya terus melayang pada lelaki berkacamata yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya itu seraya menyesap kopinya.

Mingyu menyisakan sedikit kopinya dan beralih untuk membaringkan tubuhnya di sofa mengingat waktu yang sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit. Ia pun membalikkan dirinya menghadap sandaran sofa dan mencoba untuk memejamkan kedua matanya. Namun, kantuk tidak juga menyerang dirinya sehingga ia pun berakhir hanya melamun menatap sandaran sofa yang jaraknya cukup dekat dari wajahnya, membayangkan bahwa benda itu adalah wajah manis Wonwoo.

Mingyu tersenyum miris akibat fantasi konyolnya hingga tiba-tiba reseptor auditori-nya menangkap suara pintu yang dibuka dengan hati-hati dan ia sangat yakin bahwa suara itu berasal dari pintu kamarnya. Ia pun sontak memejamkan kedua matanya berpura-pura tertidur ketika ia merasakan hawa seseorang mendekat.

Guncangan halus Mingyu rasakan ketika sosok yang ia yakin adalah Wonwoo itu mendudukan dirinya di space kosong tepat di belakangnya. Mingyu masih bertahan dengan sikap pura-puranya itu ketika suara lembut Wonwoo menyapa telinganya.

"Mingyu... udah tidur?" Tidak ada niatan Mingyu untuk menjawab sampai ia merasakan sebuah usapan lembut pada surainya dan disaat itu juga ia mulai tidak tenang. Jantungnya berdetak lebih cepat sehingga membuat napasnya jadi tidak teratur, namun ia masih memejamkan kedua matanya.

"Maaf gyu, gue emang pengecut banget. Udah egois, gatau diri, pengecut lagi. Gila paket komplit. Gue bahkan nggak bisa ngungkapin perasaan gue yang sesungguhnya di depan lo apalagi coba kalo bukan pengecut namanya? Ujung-ujungnya gue cuma bisa bersikap egois dan nggak tau diri di depan lo, gue juga gak tau kenapa gue bisa jadi kayak gini, gyu."

Mendengar hal tersebut keluar dari mulut Wonwoo, Mingyu seketika blank. Ia tidak tau harus bersikap seperti apa sehingga akhirnya ia pun memutuskan untuk hanya menyimak kata-kata yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Sejak gue kenal lo, kayaknya gue jadi orang yang berbeda. Wonwoo sebelum kenal lo kayaknya berbeda dari Wonwoo yang udah kenal lo. Lucu ya, dalam waktu kurang dari lima bulan lo udah sukses bikin gue jadi Wonwoo yang bahkan gue sendiri nggak kenal."

'Maksudnya apa lo ngomong gini, won?'  Tidak lama kemudian, Mingyu dapat merasakan sofa yang menyempit akibat Wonwoo ikut membaringkan tubuhnya di sofa itu. Hal tersebut membuat Mingyu merasa sedikit tidak nyaman akibat terhimpit oleh Wonwoo dibelakangnya serta sandaran sofa di depannya.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang