2 | rapat divisi

84 23 2
                                    

festival tahunan yang diadakan oleh kampusku, memiliki daya tarik tersendiri untuk pihak eksternal.

menjadi salah satu panitia dari kegiatan tersebut tentu merupakan kebanggaan. apalagi kalau acaranya sukses. terlepas dari segala rasa lelah yang nanti akan dirasakan, tentunya.

"lo jadi first meet sama divisi lo hari ini?"

aku mendongak dan mendapati nabila sedang memandang ke arahku, "jadi, ini gue mau cabut."

"rapat dimana lo?" tanya donna

"ruang 3.05." jawabku, "duluan ya gue. nanti kabarin lo berdua dimana."

setelah mendapat acungan jempol dari kedua temanku, aku berdiri dari kursi di kantin dan melangkahkan kakiku ke ruangan besar yang dimaksud. sesampainya di sana, ruangannya baru terisi oleh beberapa muka-muka yang masih asing bagiku. aku masuk dan ikut duduk di salah satu kursi yang sudah disediakan.

rasa bosan yang dari tadi berkumpul di dalam diriku tiba-tiba sirna begitu seorang calvin antares juga masuk ke dalam ruangan ini. mata kami sempat bertemu beberapa detik sebelum akhirnya ia duduk di kursi sampingku. sial.

"percaya kan lo sekarang gue anak kampus sini?" tanyanya langsung.

aku terkekeh pelan, "dari semalem juga udah percaya sih."

calvin hanya menggidikkan bahunya sebelum mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mulai fokus kepada benda persegi panjang itu. sedangkan aku, berusaha sebisa mungkin untuk bersikap biasa aja di sampingnya.

•••

"kan dari kita udah perkenalan, nih, sekarang kita juga mau dong kenalan sama kalian."

orang di sebelah kananku berdecak lumayan keras mendengar ucapan itu, membuat beberapa orang menolehkan kepalanya. sedangkan orang yang memperkenalkan dirinya sebagai kak ai hanya terkekeh, "ya boleh, deh, dimulai dari ical dulu."

"anjing," umpat calvin pelan. aku terkekeh melihat ia menegakkan punggungnya, "iya, halo—"

"berdiri dong, cal, biar temen-temennya bisa liat."

ia menghela nafas panjang sebelum menuruti kemauan ketua divisi itu, "calvin antares, hukum '17."

"wow perkenalan yang sangat jelas." sarkas kak ai, "udah sana duduk. selanjutnya— lo deh yang pojok belakang."

aku tertawa kecil saat calvin kembali duduk bersamaan dengan umpatan pelan yang keluar dari mulutnya, "lo kenal, cal?" tanyaku.

calvin menoleh, "pacarnya kak ino dia."

"kak ino?"

"kak ino, senior kita sma, masa lo gatau?" tanyanya

keningku mengernyit, "diinget-inget, pas jadi anak sekolah lo, gue gapunya senior, sih."

"hah— oh iya, lo pindahan ye." katanya sambil berdecak, "ada dah, temen gue. dia cewenya."

penjelasan calvin kujawab dengan anggukkan dan mulut yang membentuk huruf O. merasa canggung, aku kembali membuka obrolan, "ganteng ya pasti makanya bisa pacarin kak ai?"

"percaya sama gue, dia pacarin kak ai modal hoki."

"emangnya jelek?"

"masuk ig kampus ganteng, sih." ujarnya pelan, "tapi masih gantengan gue."

"iyadah, lo paling ganteng se-jakarta," jawabku. yang barusan itu ucapan jujur, ngomongnya dari hati, hehe.

calvin mendecih pelan, "jelas gasih kalo itu? udah ganteng, ga budut pula."

"budut apaan anjir? badut?"

"bucin dangdut." katanya, "alias tuh, pacarnya kak ai."

dan sore hari itu aku habiskan dengan menertawakan cerita-cerita dari calvin tentang orang yang ia perkenalkan sebagai kak ino. ya, di tengah rapat.

moving on from someone you've never dated | changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang