73. (Bae Jinyoung X Lee Daehwi)

543 17 3
                                    

Daehwi melangkahkan kaki dengan begitu ringan, dengan tangan memegang tempat bekal makan siang untuk suami tercinta.

"Permisi..." Daehwi twrkejut karena semua pekerja malah menatap kearahnya. Ia tersenyum malu - malu, lupa suaminya ada di bagian mana, "Maaf, aku mencari suamiku Bae Jinyoung."

Daehwi yabg merasa pundaknya ditepuk - tepuk menolehkan kepala dan melihat seorang laki - laki berwajah tampan yang tersenyum padanya.

"Jadi istriku saja mau tidak?" tanya sang laki - laki.

"Anda mau aku tendang..." ancam Daehwi.

"Waaa.... waaa... Daehwi - ya..."

Daehwi menolehkan kepala dan melambaikan tangan kearah suaminya.

"Maafkan istri saya Daniel - ssi..." Jinyoung menatap pada Daehwi, "Dia bosku..."

"Bos kok enggak sopan, pantes saja masih jom...hmmmppphh..."

Jinyoung buru - buru membekap mulut Daehwi, ia menganggukkan kepala buru - buru dan menyeret Daehwi untuk segera pergi dari hadapan Daniel.

@@@@@

Jinyoung mengacungkan jempol pada Daehwi, "Enak masakanmu... selalu enak."

Daehwi, "Makasih sayang..."

Daehwi membersihkan sudut bibir Jinyoung, "Jangan kerja terlaly keras, aku tidak ingin kau sakit."

Jinyoung menatap sendu kearah Daehwi,"Terima kasih ya... kau selalu mendukungku seperti ini."

Daehwi tidak membalas apapun, ia melingkarkan tangannya pada lengan Jinyoung dan menyandarkan kepalanya pada lengan kurus Jinyoung.

Jinyoung tersenyum lebar, ia menundukkan kepala dan memberikan ciuman lembut pada bibir Daehwi. Awalnya Jinyoung hanya ingin memberikan kecupan ringan, tetapi bibir dan penisnya sepertinya menginginkan lebih. Bibir Jinyoung mengecup dan melumat lembut bibir bawah Daehwi, tidak hanya itu saja Jinyoung melesakkan lidah kedalam rongga mulut Daehwi. Namun... Daehwi menepuk nepuk pundak Jinyoung.

Jinyoung dengan berat hari melepaskan ciumannya.

"Maaf ya yeobo.. aku harus kerja lagi. Nanti malam ya," kata Daehwi yang mengerlinhkan matanya.

Jinyoung menganggukkan kepalanya, "Mudah - mudahan tidak lembur ya."

"Pukul saja bosmu itu kalau sampai membuatmu lembur," kata Daehwi.

"Sssshhh... sembarangan saja kau ini," ucap Jinyoung.

Daehwi hanya tersenyum saja dan Jinyoung memberikan kecupan lembut di dahi Daehwi.

@@@@@

Jinyoung sudah bersiap - siap untuk pulang ketika tiba - tiba saja Daniel mendekat kepadanya dan memberikan setumpuk dokumen kepadanya. 

"Kerjakan, harus selesai malam ini juga," kata Daniel. 

Jinyoung mengerutkan kening, ia membuka salah satu dokumen dan menatap pada Daniel, "Maaf bos ini bukan pekerjaan saya."

"Tidak kau kerjakan akan kupecat kau," ancam Daniel, "Segera kerjakan."

Jinyoung menatap pada Daniel yang benar - benar melangkah pergi dari hadapannya bahkan sembari bersenandung senang. Jinyoung mendengus kesal, tetapi ia melepaskan jaket dan kembali menarik kursi, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perintah bos. 

@@@@@

Daehwi melihat kearah handphonenya, mengecek jam dan juga pesan dari Jinyoung, tetapi suaminya itu belum juga terlihat atau memberikan kabar kepadanya. Daehwi mulai khawatir, ia bangkit berdiri untuk mencegat taksi dan segera ke kantor Jinyoung ketika sebuah mobil mewah justru berhenti dihadapannya. 

Kaca jendela mobil mewah itu terbuka dan Daehwi melihat sosok menyebalkan Daniel yang tersenyum kepadanya. 

"Aku antarkan pulang Daehwi," kata Daniel. 

"Tidak, aku mau menyusul Jinyoung hyung ke kantor saja," ucap Daehwi. 

"Kau itu memang lebih baik dulu menerima lamaranku. Suamimu itu bahkan mengerjakan perkajaan yang bukan miliknya agar mendapatkan uang lembur, coba kau jadi istriku, hanya tinggal duduk santai dirumah dan menyambutku pulang dengan senyuman lebar," kata Daniel. 

"Jika aku menerima lamaranmu aku takkan menyambutmu pulang dengan senyuman lebar," kata Daehwi. 

"Kenapa?"

"Aku tidak mencintaimu..." Daehwi membungkukkan tubuhnya dengan sopan dan melangkah menghentikan sebuah taksi. 

@@@@@

Jinyoung mendengus kesal, tubuhnya terasa sangat lelah, hatinya apalagi dan jiwanya seakan menghilang karena rasa bersalah, ia sudah berjanji akan pulang cepat dengan Daehwi tap...

"Yeobo..."

Jinyoung terperanjat kaget bahkan saking terkejutnya sampai ia melemparkan mouse wireless ditangannya. Daehwi terkikik geli melihat tingkah Jinyoung. 

"Daehwi - ya... kau membuatku terkejut saja," kata Jinyoung. 

"Pulang yuk yeobo, nanti aku pijitin sampai rumah," kata Daehwi. 

"Jangan... kau juga pasti lelah setelah bekerja seharian," kata Jinyoung, "Dan aku harus menyelesaikan pekerjaan ini kalau tidak aku bakalan dipe..."

Ucapan Jinyoung terhenti ketika Daehwi menyentuh tangannya lembut dan membuat Jinyoung bangkit berdiri. 

"Sudah ayo pulang, kau ini tidak sadar ya kalau dikerjai oleh bosmu yang brengsek itu," Daehwi memakaikan jaket pada Jinyoung. 

"Ehhh???" 

"Sudah, sudah ayo pulang..." kata Daehwi yang kemudian melingkarkan tangannya pada lengan Jinyoung.

Jinyoung menatap kearah Daehwi, "Coba dulu kau menerima pilihan orangtuamu itu ya... siapa itu chagi?"

"Tidak mau, dia brengsek..." 

"Kau ngomong kasar terus dari tadi," Jinyoung menggelengkan kepalanya. 

"Daddy tidak suka? Hukum aku daddy..."

Jinyoung dan Daehwi menghentikan langkah kaki mereka, keheningan sesaat sampai kemudian mereka tertawa keras bersama - sama. 

Tuhan tidak mungkin salah menentukan pasangan bukan. 


Yaoi Oneshoot Series - Book 2Where stories live. Discover now